Sabtu, 1 November 2025

Kebrutalan RSF Bantai Rakyat Sudan Dapat Kecaman Dunia, 1.500 Orang Dilaporkan Tewas

Kebrutalan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Kota El-Fasher, Sudan barat mendapat kecaman dari dunia. Sebanyak 1.500 orang dilaporkan tewas.

YouTube Channel 4 News
KEKERASAN DI SUDAN - Setelah jatuhnya Kota El-Fasher, pejuang Pasukan DUkungan Cepat (RSF) dituduh melakukan pembunuhan massal; menyerang sebuah rumah sakit dan mereka yang mencoba melarikan diri. Jaringan Dokter Sudan (Sudan Doctors Network) melaporkan lebih dari 1.500 warga Sudan tewas dalam kekerasan selama tiga hari di Kota El-Fasher yang dilakukan oleh RSF. 

Ringkasan Berita:
  • Kekejaman yang Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Kota El-Fasher, Sudan barat mendapatkan kecaman dari dunia.
  • Dalam sebuah laporan menunjukkan RSF telah melakukan pembantaian massal terhadap warga sipil tak bersenjata.
  • Jaringan Dokter Sudan (Sudan Doctors Network) melaporkan lebih dari 1.500 warga Sudan tewas dalam kekerasan selama tiga hari di El-Fasher.

TRIBUNNEWS.COM - Kekejaman yang dilakukan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Kota El-Fasher, Sudan barat, menjadi pusat perhatian dunia.

Laporan-laporan menunjukkan RSF, yang kini terkunci dalam perang saudara sengit melawan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF), melakukan pembantaian massal terhadap warga sipil tak bersenjata, bahkan di fasilitas kesehatan.

Insiden ini menyoroti minimnya akuntabilitas dan disiplin militer di tengah konflik yang telah memicu bencana kemanusiaan terburuk di Sudan.

Skala kekejaman yang terjadi di El-Fasher sangat parah.

Jaringan Dokter Sudan (Sudan Doctors Network) melaporkan lebih dari 1.500 warga Sudan tewas dalam kekerasan selama tiga hari di El-Fasher.

Sementara itu, temuan Misi Pencari Fakta Internasional Independen PBB untuk Sudan pada tahun 2024 menyimpulkan kedua faksi yang bertikai, baik RSF maupun SAF, telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dikutip dari Arab News, pelanggaran tersebut mencakup eksekusi yang ditargetkan, kekerasan seksual, penggunaan kelaparan secara sengaja, dan serangan terhadap infrastruktur sipil penting seperti rumah sakit.

Saat ini, Sudan menghadapi bencana kemanusiaan di berbagai tingkatan.

Di tengah meluasnya kekerasan dan proliferasi kelompok bersenjata, prospek pertanggungjawaban atas kejahatan perang tetap suram, karena upaya penegakan keadilan sering kali bertentangan dengan upaya perundingan damai.

Komandan RSF Terekam Lakukan Eksekusi

Bukti paling mengerikan datang dari video yang beredar, menyoroti tindakan seorang perwira senior RSF yang dikenal sebagai Issa Abu Lulu.

Baca juga: WHO Kutuk Pembantaian Pasien Rumah Sakit di Sudan, 460 Nyawa Dihabisi

Laporan menyebutkan Abu Lulu, yang diidentifikasi sebagai Brigadir Jenderal Al-Fatih Abdallah Idris, berulang kali terekam menembak tahanan tak bersenjata dari jarak dekat.

Dalam klip yang muncul setelah pengambilalihan El-Fasher baru-baru ini, ia terlihat mengeksekusi tawanan.

Kasus serupa pernah terjadi sebelumnya pada Agustus, di mana ia menembak seorang pemilik restoran Maba — kelompok Muslim non-Arab — setelah pria itu bersikeras tidak mengetahui keberadaan pemimpin divisi infanteri musuh.

Meskipun RSF sempat berjanji untuk menyelidiki insiden Agustus, tidak ada bukti pertanggungjawaban telah ditegakkan.

Tindakan terang-terangan Abu Lulu menggarisbawahi kegagalan RSF dalam mempertahankan disiplin militer apa pun.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved