Senin, 17 November 2025

Konflik Memanas: Cina Himbau Warganya Hindari Jepang Usai Pernyataan Kasar Konjen di Osaka

Ketegangan Jepang–China meningkat setelah komentar kasar Konjen China. Beijing imbau warganya hindari Jepang dan maskapai sediakan pembatalan gratis

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
KETEGANGAN CINA-JEPANG - Kementerian luar negeri Jepang di Kasumigaseki Tokyo dan postingan Konjen China di Osaka yang nenuliskan kritikan sangat kasar kepada PM Jepang Sanae Takaichi 

Menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), dari total sekitar 31,65 juta wisatawan asing yang diperkirakan berkunjung ke Jepang pada Januari–September tahun ini, sekitar 7,48 juta atau 20 persen adalah warga China.

Angka ini melampaui rekor tahun 2019 yang mencapai 9,59 juta wisatawan China, menjadikan China penyumbang wisatawan terbesar, melampaui Korea Selatan.

Meski demikian, pola wisatawan China dalam beberapa tahun terakhir berubah.

Jika dulu wisata kelompok mendominasi, kini perjalanan individual semakin meningkat.

Karena itu, belum jelas seberapa besar dampak imbauan pemerintah China terhadap arus wisatawan mandiri.

Baca juga: Dalmatian Pertama Lulus Jadi Anjing Polisi di Prefektur Niigata Jepang

Efektivitas Tekanan Ekonomi Dipertanyakan

Sebagian analis internasional mempertanyakan apakah pendekatan seperti ini efektif sebagai instrumen diplomasi.

Ada preseden serupa di Korea Selatan pada 2016, ketika pemerintah Korea memutuskan mengerahkan sistem pertahanan rudal THAAD milik AS.

Sebagai respon, China secara lisan meminta agen perjalanan domestiknya menghentikan penjualan paket wisata ke Korea.

Akibatnya, wisatawan kelompok dari China menghilang dari lokasi-lokasi wisata Korea.

Jumlah wisatawan asing ke Korea anjlok dari 17,24 juta (2016) menjadi sekitar 13,33 juta pada 2017—turun hampir 4 juta orang.

Namun, efek sampingnya tak kalah besar: sentimen negatif warga Korea terhadap China melonjak.

Menurut Pew Research Center, persepsi negatif terhadap China naik dari 37 persen (2015) menjadi 61 persen (2017), dan bahkan menembus 80% pada 2022.

Contoh lain terjadi pada Agustus tahun ini, ketika Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan peringatan terkait "kejahatan terhadap China" di Filipina dalam konteks ketegangan di Laut China Selatan.

Pemerintah Filipina langsung membantah keras dan menilai klaim tersebut sebagai “bohong dan tidak sesuai kenyataan.”

Respons Warga Jepang

Di Jepang sendiri, imbauan China agar warganya tidak berkunjung ke Negeri Sakura justru disambut dengan reaksi yang mengejutkan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved