Mitos Tak Boleh Makan Telur Saat Tubuh Luka, Faktanya Ternyata Kebalikan
Masyarakat masih banyak yang percaya mitos agar tidak makan telur saat tubuh sedang luka karena menghambat penyembuhan. Padahal faktanya terbalik.
Tubuh tidak membedakan sumbernya, selama asupannya cukup, proses penyembuhan tetap dapat berlangsung baik.
“Kalau misalnya ternyata alergi telur? Ada sumber protein yang lain. Bisa hewani, bisa nabati. Bisa daging, bisa ikan. Atau kalau dari nabati bisa pakai tahu, tempe. Itu kan sumber protein,” ungkapnya.
Makanan seperti tahu, tempe, susu, kacang-kacangan, dan ikan merupakan pilihan baik yang bisa membantu tubuh membentuk kolagen dan jaringan baru.
Selain itu, vitamin C dan zinc juga berperan penting dalam proses penyembuhan luka karena membantu mempercepat regenerasi sel.
Harus Sesuai Jenisnya
Selain faktor nutrisi, dr. Heri juga menyoroti pentingnya penanganan luka sesuai jenisnya.
Terutama pada luka operasi, dokter akan menilai tingkat kebersihan dan risiko infeksi sebelum menentukan frekuensi penggantian perban.
“Apalagi luka operasi ya. Luka operasi itu dibedakan menjadi clean operation, clean contaminated, dan clean. Clean operasi itu operasinya bersih, tidak ada waktu dikerjakan operasi, kulitnya masih utuh,” ujarnya.
Dalam operasi yang tergolong bersih (clean operation), risiko infeksi sangat rendah, hanya sekitar 3 persen.
Karena itu, jika luka tampak kering, tidak ada cairan atau perubahan warna mencurigakan, perban tidak perlu sering diganti.
Namun, bila ada tanda-tanda kontaminasi seperti basah, kotor, atau berbau, maka perban harus segera diganti agar tidak menimbulkan infeksi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.