Jumat, 21 November 2025

Ikhtiar Penuhi Hak Anak Lewat Cek Kesehatan Gratis

Upaya kolaboratif memastikan setiap anak mendapat hak kesehatan melalui Cek Kesehatan Gratis yang merupakan program prioritas Presiden Prabowo.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Tribunnews.com/Sri Juliati
CEK KESEHATAN GRATIS - Suasana kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar Puskesmas Polanharjo, Klaten pada siswa kelas 1 MIN 2 Klaten di Masjid Al-Imam Sidowayah, Selasa (11/11/2025). CKG merupakan upaya kolaboratif dalam memastikan setiap anak mendapat hak atas kesehatan sejak dini. 

Masalah lain yang mulai terlihat pada kelompok remaja adalah tekanan darah tinggi, sesuatu yang dulu jarang ditemukan, tapi kini semakin sering muncul dalam pemeriksaan CKG di jenjang SMP dan SMA.

Ia menjelaskan, tekanan darah tidak langsung naik atau tinggi serta kerap kali tidak terdeteksi karena muncul secara bertahap. Apabila kondisi ini dibiarkan dan tidak tertangani dengan baik, maka dapat menjadi bom waktu bagi kesehatan mereka di masa depan

"Tensi tidak langsung melonjak ke angka 180. Ia meningkat perlahan dan tubuh terus beradaptasi sehingga gejala atau dampaknya tidak terasa. Sampai pada titik tertentu, ketika tubuh sudah tidak mampu lagi beradaptasi, barulah muncul gejala, biasanya dalam kondisi yang berat atau bahkan fatal. Jika terlambat ditangani, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi kronis seperti stroke atau penyakit jantung di usia produktif," jelasnya.

Sebagian besar masalah kesehatan yang ditemukan saat CKG, lanjut dr Hari, juga tidak lepas dari faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan, pendidikan, pola makan, dan gaya hidup. Ia mencontohkan gaya hidup sedentari yang kini banyak dijalani anak-anak dan remaja.

"Anak-anak sekarang aktivitas fisiknya kurang, sering begadang, dan sebagian sudah mulai merokok," ujarnya. Ia menambahkan, data nasional menunjukkan banyak perokok dewasa sebenarnya sudah mulai merokok sejak usia sekitar 10 tahun. "Ini menyedihkan dan sangat kita sesalkan," tambahnya.

Selain itu, konsumsi ultra-processed food seperti sosis, nugget, dan makanan kemasan juga memperburuk kondisi. Karena itu, dr Hari menganjurkan masyarakat untuk kembali pada real food. 

"Bukan berarti harus makan makanan mentah, ya. Maksudnya makanan yang prosesnya sederhana seperti direbus, digoreng, ditumis. Ultra-processed food sebisa mungkin dihindari," tegasnya.

CKG Jadi 'Pintu Masuk'

lihat fotoCEK KESEHATAN GRATIS - Suasana Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar Puskesmas Polanharjo, Klaten pada siswa kelas 1 MIN 2 Klaten di Masjid Al-Imam Sidowayah, Selasa (11/11/2025). CKG merupakan upaya kolaboratif pemerintah bersama sekolah dan tenaga kesehatan memastikan setiap anak mendapat hak atas kesehatan sejak dini. (Tribunnews.com/Sri Juliati)
CEK KESEHATAN GRATIS - Suasana Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar Puskesmas Polanharjo, Klaten pada siswa kelas 1 MIN 2 Klaten di Masjid Al-Imam Sidowayah, Selasa (11/11/2025). CKG merupakan upaya kolaboratif memastikan setiap anak mendapat hak atas kesehatan sejak dini. (Tribunnews.com/Sri Juliati)

Langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG). Kehadiran CKG yang merupakan salah satu program prioritas hasil terbaik cepat Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan sangatlah penting sebagai upaya preventif. 

dr Hari mengungkapkan, CKG bukan sekadar kegiatan pemeriksaan rutin, melainkan pintu masuk untuk mendeteksi dini berbagai masalah kesehatan pada anak dan remaja sekaligus bentuk komitmen negara dalam memenuhi hak anak atas kesehatan. 

"Saya sangat mengapresiasi program CKG. Pemeriksaan yang sistematis seperti ini bisa menjadi alat skrining untuk meningkatkan derajat kesehatan anak-anak kita sekaligus menanggulangi penyakit kronis sedini mungkin," ujarnya.

Ia menegaskan, keberhasilan CKG sebaiknya tidak berhenti pada tahap pemeriksaan di sekolah. Anak-anak yang ditemukan memiliki masalah kesehatan harus segera ditindaklanjuti di fasilitas pelayanan kesehatan. Namun, efektivitas tindak lanjut tetap bergantung pada kepatuhan masyarakat, termasuk orang tua. 

"Apa pun hasil CKG, harus ditindaklanjuti. Kalau tidak, semua usaha jelas akan sia-sia," ujarnya. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Vivi. Ia menjelaskan, seluruh temuan kesehatan dari CKG selalu disampaikan kepada sekolah dan orang tua yang tersedia dalam bentuk Rapor Kesehatan. Menurutnya, transparansi ini penting agar semua pihak dapat mengambil langkah lanjutan yang tepat.

Selain itu, seluruh hasil pemeriksaan kemudian diinput ke dalam aplikasi Sehat Indonesiaku. Jika nomor ponsel orang tua sudah benar, hasil CKG akan otomatis dikirim ke ponsel mereka. Orang tua pun dapat melihat Rapor Kesehatan sang anak melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile.

Tak berhenti sampai di situ, Puskesmas juga akan mengirimkan surat pengantar bagi siswa yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan. Untuk kasus anemia, misalnya, siswa dengan hemoglobin rendah akan mendapatkan tablet tambah darah dari Puskesmas. Bila kondisinya sangat rendah, orang tua melalui pihak sekolah akan dihubungi dan dianjurkan membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved