Sabtu, 22 November 2025

Indonesia Umumkan KLB Polio Berakhir, Upaya Panjang Lindungi Anak Akhirnya Berbuah Hasil

WHO resmi menutup status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di Indonesia, pada 19 November 2025.

SURYA/Purwanto
KLB POLIO - Sejumlah siswa-siswi menerima vaksinasi Polio pada PIN (Pekan Imunisasi Nasional) kepada siswa di SDN 03 Kauman, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (15/1/2024). Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melaksanakan Sub PIN Polio kepada anak-anak usia 0-7 tahun dengan sasaran sebanyak 93.187 anak dengan kebutuhan vaksin 4.398 vial. Program tersebut dilaksanakan untuk mencegah kejadian luar biasa (KLB) polio. 

Menurut Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat, Dr. Saia Ma'u Piukala,

“Keberhasilan Indonesia merupakan langkah penting menuju dunia tanpa polio. Suatu hari nanti, polio hanya tinggal sejarah. Sampai saat itu tiba, kita harus melanjutkan imunisasi,"imbuh dr Saia. 

Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa pencapaian Indonesia merupakan bagian dari perjuangan global dalam menuju eradikasi polio.

Inovasi Vaksin Heksavalen: Percepat Imunisasi dan Kurangi Beban Keluarga

Selama masa KLB, cakupan imunisasi rutinnya juga mengalami peningkatan. 

Proporsi anak yang menerima dosis kedua vaksin polio inaktif (IPV) naik dari 63 persen pada 2023 menjadi 73 persen pada 2024.

Untuk mempercepat cakupan imunisasi, Indonesia mulai memperkenalkan vaksin heksavalen, yang mengkombinasikan DPT-HB-Hib dan IPV dalam satu suntikan. 

Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap enam penyakit sekaligus. 

Baca juga: Mengenal Kampanye Global End Polio Now yang Turut Digelar di Solo

Polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pneumonia dan meningitis akibat Haemophilus influenza tipe b.

Penggunaan vaksin ini diharapkan dapat mengurangi jumlah suntikan yang diterima anak, menghemat waktu kunjungan ke fasilitas kesehatan, dan mempercepat pembentukan kekebalan. 

Pada Oktober 2025, vaksin heksavalen mulai digunakan di DIY, NTB, Bali, dan enam provinsi di Tanah Papua. 

Pelaksanaan berskala nasional ditargetkan pada tahun mendatang.

Surveilans AFP yang Semakin Kuat

Dalam upaya mempertahankan status bebas polio, Indonesia memperkuat sistem deteksi dan investigasi terhadap lumpuh layuh akut atau Acute Flaccid Paralysis (AFP). 

Sistem surveilans AFP kini memiliki sensitivitas yang lebih baik, dengan peningkatan kualitas spesimen yang diperiksa.

Tim independen global melakukan Outbreak Response Assessment (OBRA) pada 2023, 2024, dan 2025. 

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Indonesia dinilai telah menjalankan respons KLB secara efektif sesuai protokol Global Polio Eradication Initiative. 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved