Selasa, 11 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

3 Hal Soal Sosok Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Diantar Ayah Pergi ke Sekolah

Ledakan masjid SMAN 72 diduga dilakukan FN, siswa kelas XII. Korban luka 96 orang, motif masih diselidiki.

Editor: Glery Lazuardi
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
LEDAKAN SMAN 72 JAKARTA — Petugas kepolisian dan TNI AL berjaga di depan SMAN 72 Jakarta, Sabtu (8/11/2025), sehari setelah ledakan saat salat Jumat. Ledakan hebat itu menyebabkan 96 orang mengalami luka-luka. 
Ringkasan Berita:
  • Ledakan terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta saat salat Jumat. Korban luka mencapai 96 orang, mayoritas pelajar.
  • FN, siswa kelas XII, disebut tertutup dan kerap dibully. Diduga merakit bom sendiri sebagai aksi balas dendam.
  • FN terlihat dibonceng ayahnya ke sekolah sambil membawa dua tas. Setelah kejadian, ia ditemukan terkapar di lokasi.

TRIBUNNEWS.COM - FN, seorang siswa Kelas XII SMAN 72 Jakarta disebut sebagai terduga pelaku ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025). 

Ledakan itu terjadi pada saat sedang dilangsungkan Ibadah Salat Jumat di masjid. Insiden mengakibatkan sebanyak 96 orang, sebagian besar pelajar, menderita luka.

Hingga Minggu (9/11/2025) ini, belum diketahui pasti penyebab ledakan karena proses penyelidikan masih berjalan.

Namun berdasarkan keterangan sejumlah siswa ledakan diduga dipicu akibat seorang siswa berinisial FN.

Sejumlah siswa menyebut bahwa terduga pelaku FN selama ini kerap menjadi korban bully atau perundungan di lingkungan SMAN 72, sehingga diduga melakukan aksi balas dendam.

Berikut ini Tribunnews.com merangkum tiga hal soal sosok FN, terduga pelaku.

Baca juga: Ledakan di SMAN 72 Jakarta Tindakan Ekstremisme Kekerasan, Tak Ada Toleransi terhadap Perundungan

Pelajar Kelas XII SMAN 72 Jakarta

Terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading yang mengakibatkan puluhan orang terluka dipastikan masih merupakan siswa.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan dari hasil penyelidikan sementara terduga pelaku tercatat merupakan siswa dari SMAN 72 Jakarta tersebut.

"Terduga pelaku saat ini merupakan salah satu siswa ya di SMA tersebut," kata Listyo di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2025).

Namun terkait motif pelaku melakukan aksi peledakan di SMAN 72 Jakarta, hingga kini belum dapat dipastikan lantaran dalam penyelidikan jajaran Polda Metro Jaya.

Sejumlah barang bukti terkait pun sudah diamankan jajaran Polda Metro Jaya.

Barang bukti itu diamankan setelah olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus.

Listyo Sigit mengatakan, terdapat temuan barang mencurigakan yang diduga jadi penyebab ledakan.

"Ini sedang kita kumpulkan. Ada (bukti) tulisan, kemudian ada barang bukti serbuk yang diperkirakan bisa menimbulkan potensi terjadinya ledakan, catatan-catatan lain kita kumpulkan," ujarnya.

Listyo juga menuturkan pihaknya turut melakukan pemeriksaan terhadap rekam jejak aktivitas media sosial terduga pelaku sebagai bagian dari penyelidikan untuk memastikan motif aksi.

Nantinya setelah proses penyelidikan rampung pihak kepolisian akan mengumumkan terkait kasus ledakan pada SMAN 72 Jakarta yang mengakibatkan 96 korban luka.

"Termasuk juga kita melakukan pemeriksaan terhadap media sosial, lingkungan keluarga, untuk mengumpulkan semuanya. Nanti setelah lengkap tentunya akan dirilis secara resmi," tuturnya.

Baca juga: Polisi Temukan Kecocokan Barang Bukti di Rumah Terduga Pelaku dengan Lokasi Ledakan SMAN 72 Jakarta

Sosok FN Hidup Menyendiri dan Tak Pernah Sapa Tetangga

Sosok FN, terduga pelaku peledakan masjid SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dikenal sebagai pribadi yang tertutup.

Hal ini disampaikan Danny Rumondor, ketua RT di lingkungan tempat tinggal FN di sebuah kompleks di wilayah Cilincing, Jakarta Utara.

Danny mengatakan, FN sudah tinggal sekitar 7 tahun bersama ayahnya di salah satu rumah di kompleks tersebut.

Selama ini, FN dikenal sebagai sosok tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga.

"Sama warga sini juga benar-benar nggak ada sosialisasi. Tetangga sebelah rumah pun jarang lihat, sangat jarang, kecuali dia pergi sekolah ya, dibonceng bapaknya. Dia tidak ada pernah join di sini bermain sama-sama anak di sini, nggak pernah," kata Danny saat ditemui di lokasi, Sabtu (8/11/2025).

Dani menuturkan, pelaku sempat bersekolah di kawasan Sukapura, Jakarta Utara, saat duduk di bangku SMP.

Saat itu, pelaku masih sering bergaul dan bermain bersama teman-temannya di sekitar komplek.

Namun, setelah pindah ke jenjang SMA dan mengikuti ayahnya tinggal di Kelapa Gading, perilakunya berubah menjadi lebih tertutup.

Bahkan dengan pemilik rumah pun, FN tidak pernah menyapa dan terkesan tidak memiliki tata krama.

"Katanya sejak SMA dia lebih banyak di kamar, jarang keluar rumah, bahkan sama orang rumah juga jarang ngobrol," kata Danny. 

"Kalau di rumah itu tidak menegur pemilik rumah, majikan dari bapaknya ini, nggak pernah. Saya dengar sendiri dari pemilik rumah ini katanya, 'kalau di rumah lewat ada saya, lewat-lewat aja gitu. Nggak ada permisi, nggak ada apa gitu'. Memang agak kurang manner-nya lah gitu," sambung Danny.

Korban Bullying

ZA, siswa kelas XI SMAN 72 kepada TribunJakarta, mengatakan terduga pelaku dikenal sebagai sosok yang kerap dibully.

Ia selalu terlihat sendiri, dengan gayanya yang khas memakai jas putih.

"Korban dibully di sekolah, dia selalu sendiri ke mana-mana."

"Terus dia sering pakai jas putih, ya gitu lah," kata ZA.

FN diduga merakit bom secara mandiri dan diledakkan untuk membalas dendam terhdap para pembullynya.

"Kaya pengin balas dendam ke korban-korbannya, kaya pengi ke pembully tapi malah ke semuanya," kata ZA.

ZA juga menjelaskan, ledakan bukan hanya sekali, tapi tiga kali di lokasi berbeda.

"Katanya dia tuh ngerakit bomnya sendiri, terus sudah di-timer-in di tiga daerah, yang pertama di musala, kedua di kantin, ketiga di tempat duduk-duduk anak-anaklah," kata ZA.

ZA sendiri merasakan langsung ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan itu.

Ada tiga kali ledakan di lokasi berbeda, berawal dari musala.

Pertama pas saya di musala itu sekali. Pas saya lari-lari mencar gitu ada yang kedua, ada yang ketiga," ujarnya.

ZA juga mengonfirmasi bahwa foto yang beredar dengan posisi tergeletak bersimbah darah dengan senjata di dekatnya, adalah terduga pelaku.

"Itu terduga pelaku," kata ZA.

"Itu dia di sebelah belakang kantin," lanjut kata ZA menjelaskan latar lokasi foto terduga pelaku.

Diantar Ayah Pergi ke Sekolah 

Terduga pelaku ledakan di masjid SMAN 72, FN, terekam CCTV di lingkungan rumahnya saat dibonceng ayahnya ke sekolah pada Jumat (7/11/2025) pagi beberapa jam sebelum kejadian.

Penampilan siswa kelas XII itu di CCTV terlihat mengenakan seragam sekolah, yakni celana panjang putih dengan seragam batik sekolahnya yang didominasi warna merah.

Dari tangkapan layar rekaman CCTV, ia juga terlihat membawa sesuatu.

Dalam gambar terlihat seseorang dibonceng di atas sepeda motor, dan area itu dikelilingi tanaman serta dinding rumah berwarna terang.

Pelajar itu tampak mengenakan seragam batik khas sekolah dan celana panjang putih, serta membawa tas ransel merah di punggungnya.

Satu tas ransel merah yang berada di punggung, sementara satu tas lainnya berukuran cukup besar berwarna biru, dipangkunya ketika dibonceng di jok belakang.

Dari tangkapan layar itu juga terlihat bahwa ada perbedaan pakaian yang dikenakan terduga pelaku sebelum dan sesaat setelah kejadian.

Ketika dibonceng di motornya itu, ia masih mengenakan seragam sekolahnya dengan celana putih.

Sementara setelah kejadian, FN ditemukan terkapar di samping senjata mainannya, dengan mengenakan celana panjang hitam dan kaos putih.

Pakaian tersebut terlihat berdasarkan foto yang beredar di media sosial.

Ketua RT di lingkungan tempat tinggal terduga pelaku, Danny Rumondor membenarkan bahwa tangkapan layar rekaman CCTV itu tepat pada hari kejadian.

"Iya, itu rekaman CCTV pas Jumat (7/11/2025) pagi," ungkapnya, Sabtu (8/11/2025).

Kronologi

Sebelumnya diberitakan, ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025), terjadi saat kegiatan salat Jumat tengah berlangsung dan membuat suasana berubah mencekam.

A, siswa kelas XII SMAN 72 Jakarta, menceritakan bahwa suara ledakan terdengar ketika seluruh jemaah masih dalam posisi duduk berdoa menjelang akhir khotbah.

"Jadi kronologinya itu saat lagi salat, pada masih kotbah kan masih doa, pas mau selesai doa ada yang meledak di belakang. Kondisi pas abis ledakan langsung semua, bau petasan, bau bahan-bahan kimia," ucap A di lokasi.

Ia mengatakan, suara ledakan berasal dari bagian belakang masjid dan disertai bau menyengat seperti bahan kimia.

Menurut A, setelah ledakan terjadi, suasana langsung berubah panik.

Para siswa dan guru berhamburan keluar masjid untuk menyelamatkan diri.

Beberapa orang terlihat mengalami luka bakar dan segera dibawa ke ruang kesehatan sekolah untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Ia menyebutkan, jumlah korban luka diperkirakan mencapai belasan orang, terdiri dari siswa dan staf sekolah. Sebagian besar korban merupakan siswa kelas X dan XI yang saat itu mengikuti salat Jumat bersama di masjid sekolah.

"Ada yang kena luka bakar, dibawa ke balai kesehatan. Siswa mungkin 15, staf mungkin ada 5 orang. Itu masih perkiraan. Memang di balai kesehatan semua, rata-rata ada yang udah hancur, ada yang luka ringan," ucapnya.

Setelah ledakan terjadi, para korban pun dievakuasi menggunakan sejumlah ambulans ke beberapa rumah sakit.

Aparat kepolisian yang tiba di lokasi segera memasang garis polisi dan membantu mengevakuasi para korban.

Tak lama setelah itu, tim Gegana Korps Brimob Polri dikerahkan ke lokasi untuk melakukan penyisiran dan olah tempat kejadian perkara.

Petugas bersenjata lengkap melakukan pemeriksaan di sekitar masjid guna memastikan tidak ada benda mencurigakan lain yang tertinggal.

Hingga saat ini, area sekolah masih dijaga ketat oleh aparat gabungan dari Polri dan TNI.

Sebelumnya, sejumlah saksi juga menyebut sempat melihat orang mencurigakan masuk ke masjid sebelum kejadian.

Polisi kini masih mendalami laporan tersebut dan mengumpulkan keterangan dari saksi di lokasi.

(TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNJAKARTA.COM)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved