Jumat, 21 November 2025

Klarifikasi Dindikbud soal Pengusiran Wartawan di SMPN 19 Tangsel: Kurang Kondusif, Mohon Dimaklumi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan memohon maaf atas insiden pengusiran wartawan di SMPN 19 Tangsel.

Penulis: Nuryanti
TribunTangerang.com, Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico
PERUNDUNGAN DI SEKOLAH - Suasana SMPN 19 Kota Tangerang Selatan, Banten. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan memohon maaf atas insiden pengusiran wartawan di SMPN 19 Tangsel. 

Selanjutnya, Frida membantah pihak sekolah disebut tidak peduli.

Sebab, pihaknya aktif mengikuti perkembangan kondisi korban sejak awal.

“Kami datang ke rumah almarhum, juga ke Rumah Sakit Fatmawati. Kami berkali-kali menanyakan kondisi H (korban). Guru dan beberapa siswa juga ikut menjenguk,” jelas Frida.

Kronologi

Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 19 Kota Tangerang Selatan, Sriwida, mengungkapkan peristiwa dugaan bullying itu terjadi pada Senin, 20 Oktober 2025 sekira pukul 09.00 WIB.

Setelah adanya peristiwa tersebut, dia mengaku tak ada laporan atau aduan baik dari seluruh siswa di kelas itu maupun dari MH. 

Keesokan harinya pada 21 Oktober 2025 baik korban ataupun terduga pelaku masih bersekolah seperti biasa. 

Sriwida menjelaskan, pihak sekolah baru mendapat informasi dari orang tua korban pada sore hari tanggal 21 Oktober 2025.

Setelah itu, mediasi dilakukan pada 22 Oktober 2025.

Baca juga: Siswa SMPN 19 Tangsel Alami Bullying Hingga Meninggal, Menteri PPPA: Sekolah Harusnya Bisa Mencegah

Diberitakan TribunTangerang.com, ibu korban, Noviyanti sempat menceritakan berbagai aksi perundungan terhadap anaknya. 

Terduga pelaku yang merupakan teman sebangku anaknya itu, disebut mulai melakukan perundungan sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). 

MH mengaku kepada Noviyanti saat itu dirinya dipukul pelaku sampai tiga kali. 

"Pertama kali itu awalnya pas MPLS. Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali," ungkapnya di kediamannya, Kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin (10/11/2025).

KELUARGA KORBAN BULLY - Sepupu Korban, Rizky Fauzi menunjukkan kondisi korban di kediaman korban, Kelurahan Ciater, Tangsel, Senin (10/11/2025). Berdasarkan keterangan keluarga, korban dipukul menggunakan kursi besi oleh pelaku yang merupakan teman sekelasnya di dalam lingkungan sekolah.
KELUARGA KORBAN BULLY - Sepupu Korban, Rizky Fauzi menunjukkan kondisi korban di kediaman korban, Kelurahan Ciater, Tangsel, Senin (10/11/2025). Berdasarkan keterangan keluarga, korban dipukul menggunakan kursi besi oleh pelaku yang merupakan teman sekelasnya di dalam lingkungan sekolah. (TribunBanten.com/Ade Feri Anggariawan)

Noviyanti mengatakan, sejak saat itu anaknya kerap mendapat perlakuan kasar dari teman sebangkunya seperti ditendang dan dipukuli. 

MH juga pernah ditusuk menggunakan sedotan pada bagian lengannya. 

"Kalau lagi belajar ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul, sering ditusukin sama sedotan tangannya," ujarnya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved