Rabu, 27 Agustus 2025

Pemilu 2024

Soal Politik Uang dalam Pemilu, Politikus PAN: Tolak Uangnya, Jangan Pilih Orangnya

Guspardi mengingatkan agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga lebih intens melototi dugaan politik uang.

Penulis: Chaerul Umam
Naufal Lanten/Tribunnews.com
Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus. Ia mengingatkan agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga lebih intens melototi dugaan politik uang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Guspardi Gaus, mengimbau masyarakat untuk menolak segala bentuk politik uang, baik dari partai politik, tim kampanye maupun calon anggota legislatif (caleg) dalam kontestasi Pemilu 2024.

Guspardi menegaskan, komitmen partai politik, tim sukses atau tim sukses mupun caleg yang bersangkutan untuk tidak melakukan politik uang memang sangat dibutuhkan.

"Sebab, sistem pemilu legislatif dengan sistem proporsional terbuka yang diberlakukan pada pemilu 2024 dikhawatirkan banyak pihak masih akan marak terjadinya praktik poltik uang," kata Guspardi, kepada wartawan Selasa (20/6/2023).

Terkait politik uang ini juga kembali ditegaskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dalam pertimbangannya saat menolak uji materi yang di ajukan pemohon terhadap sistem proporsional terbuka beberapa hari yang lalu.

"Intinya bagaimana semua pihak dapat mencegah dan menghindari politik uang dalam prosesi Pemilu. Jadikanlah politik uang itu menjadi musuh bersama baik oleh parpol, tim sukses dan caleg maupun masyarakat," ujar Legislator asal Sumatera Barat itu.

Baca juga: Masa Kampanye Singkat Jadi Tantangan Besar Bawaslu, Praktik Politik Uang Kian Rentan

Guspardi mengingatkan agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga lebih intens melototi dan menyaringkan telinganya terhadap dugaan politik uang dalam pelaksanaan pemilu 2024 mendatang.

Karena, menurut Guspardi potensi kecurangan pemilu berupa politik uang ini bisa dikontribusikan oleh perilaku kompetisi yang pragmatis, di tengah suasana kompetisi yang sangat kompetitif dalam Pemilu Legislatif (pileg).

Jika politik uang dibiarkan akan berakibat cacatnya pesta demokrasi lima tahunan

"Istilah atau jargon 'Ambil uangnya, jangan pilih orang’ juga harus dihilangkan dari stigma yang melekat dimasyarakat selama ini. Sebab bisa saja caleg yang terpilih karena politik uang akan mengatakan bahwa hubungannya dengan konstituen sudah selesai, sudah lunas. Karena apa? Dia sudah membayar sejumlah uang," ujarnya.

Lebih lanjut, Guspardi menyebut dirinya selalu menyuarakan agar partai politik, tim kampanye atau tim sukses dan para caleg agar tidak melakukan politik uang.

Sebab, hal itu tidak mendidik para pemilih. Dirinya khawatir politisi yang duduk di parlemen dipilih bukan karena kapasitas, kapabilitas, dan integritas.

Oleh karena itu, Guspardi berharap masyarakat sebagai pemilik suara dalam pemilu mendatang, agar tidak mencoblos caleg yang melakukan politik uang.

"Tolak Uangnya dan Jangan pilih orangnya," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan