Selasa, 30 September 2025

Duduk Perkara Panda Nababan Sebut Gibran Anak Ingusan, Anak Jokowi Tanggapi Santai

Politisi PDIP, Panda Nababan, menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan. Bagaimana duduk perkaranya?

YouTube ILC/TRIBUNSOLO.com Ryantono Puji Santoso
Politisi PDIP, Panda Nababan dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Berikut ini duduk perkara Panda menyebut Gibran sebagai anak ingusan. 

TRIBUNNEWS.com - Politisi senior PDIP, Panda Nababan, tengah menjadi sorotan setelah menyebut Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai anak ingusan.

Pernyataan ini disampaikan Panda Nababan dalam diskusi bersama Ketua Umum Relawan ProJo, Budi Arie Setiadi.

Saat membahas soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia presiden jika di bawah 40 tahun, Budi menanggapi keputusan itu memiliki berbagai risiko politik.

Risiko itu, menurut Budi, salah satunya adalah peluang Gibran Rakabuming menggantikan sang ayah.

Menanggapi pernyataan Budi, Panda menilai Gibran masih anak ingusan.

Ia beranggapan Gibran masih harus banyak belajar agar nantinya tidak besar kepala.

Baca juga: Profil Panda Nababan, Politisi Senior PDIP Sebut Gibran Anak Ingusan, Pernah Terjerat Kasus Korupsi

"Gibran anak ingusan kok, gimana? Nanti anak itu besar kepala, masih belajar dulu lah," ungkap Panda Nababan, dikutip dari KompasTV.

Lebih lanjut, Panda bicara Gibran masih membutuhkan proses yang panjang seperti Jokowi jika ingin maju sebagai calon presiden.

"Dia butuh proses seperti Bapaknya, panjang. Nggak langsung ujug-ujug," imbuhnya.

Menanggapi pernyataan Panda Nababan itu, Gibran Rakabuming memilih tak ambil pusing.

Ia justru berterima kasih atas masukan yang ditujukan pada dirinya.

Gibran bahkan mengakui dirinya memang masih perlu banyak belajar.

"(Nababan) sudah tak jawab kemarin. Ya terima kasih masukannya dari para senior partai," ungkap Gibran saat ditemui usai mengikuti ibadah Salat Idul Adha di Balai Kota Solo, Kamis (29/6/2023), dilansir TribunSolo.com.

"Ndak, saya memang perlu banyak belajar. Terima kasih," sambungnya.

Gibran menambahka tak berniat mengundang Panda Nababan ke Kota Solo, Jawa Tengah, untuk menunjukkan hasil kepemimpinannya.

Menurutnya, hal itu tidak elok lantaran ia masih kader muda di PDIP.

Meski demikian, Gibran mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, termasuk sejumlah politisi, karena telah membelanya.

"Nggak usah, jangan minta-minta. Nggak boleh dong perintah-perintah senior," jelasnya.

"Ya pokoknya terima kasih untuk masukannya semua ya. Terutama untuk para senior partai," tandasnya.

Baca juga: Gibran Putuskan Tidak Susul Presiden Jokowi ke Yogyakarta

NasDem dan PSI Bela Gibran

Hillary Brigitta Lasut
Hillary Brigitta Lasut (Dok.Pribadi)

Kader muda NasDem, Hillary Brigitta Lasut, menanggapi pernyataan Panda Nababan yang menyebut Gibran Rakabuming Raka adalah anak ingusan.

Ia menilai pendapat Panda Nababan itu adalah sebuah hal yang wajar.

Namun, Hillary mengingatkan Panda supaya lebih berhati-hati melontarkan pernyataan.

Pasalnya, Hillary menilai kritik Panda terhadap Gibran justru menjadi bumerang.

Menurut Hillary, dibanding Panda Nababan yang lebih senior, Gibran telah membuat perubahan besar di Kota Solo meski baru menjabat pada 2021 lalu.

"Jangan sampai malu sendiri karena setelah diteliti benar, anak ingusan yang baru menjabat singkat beberapa tahun ternyata lebih berguna dan lebih berdampak bagi masyarakatnya daripada bapak yang ngomong itu," kata Brigitta dalam pesan yang diterima Tribunnews, Rabu (28/6/2023).

Anggota DPR RI termuda itu mengatakan seorang pejabat, baik itu eksekutif maupun legislatif seperti dirinya, memiliki konstituen atau rakyat yang dipimpin.

"Kualitasnya pun hanya bisa dinilai oleh masyarakat di dapilnya. Banyak juga yang sudah tua-tua di politik, ternyata tidak ada gunanya buat masyarakat."

"Tidak ada dampak dan tidak membawa perbedaan. Masyarakat sudah tidak bisa ditipu," urainya.

Hillary berpendapat, politisi adalah salah satu pilihan karier yang sebaiknya bagi para pemula tidak belajar dari para senior.

"Karena sebagian besar politisi punya track record negatif di mata masyarakat, dan tingkat kepercayaan masyarakat pada politisi khususnya senior relatif rendah."

"Tidak jauh-jauh dari urusan kepentingan," tandasnya.

Juru Bicara DPP PSI, Ariyo Bimmo.
Juru Bicara DPP PSI, Ariyo Bimmo. (Istimewa)

Sementara itu, Ketua DPP PSI, Ariyo Bimmo, menilai pernyataan Panda Nababan soal Gibran sangat tidak etis.

Baca juga: Senior PDIP Panda Nababan Sindir Gibran Anak Ingusan, PSI Sebut Tak Etis, Gibran Respons Santai

Sejak memerintah Kota Solo, kata Ariyo, Gibran telah menunjukkan kemampuannya sebagai seorang pemimpin.

Bahkan, Ariyo berpendapat pencapaian Gibran melebihi politisi-politisi senior lainnya.

"Mas Gibran sudah membuktikan dirinya mampu menjadi Wali Kota. Ditangannya Solo berkembang menjadi kota kreatif dan ekonominya tumbuh," kata Ariyo dalam pesan yang diterima, Rabu.

"Mungkin jauh melebihi prestasi politisi-politisi senior lainnya. Masih muda saja sudah punya prestasi luar biasa, ketimbang yang sudah senior tapi belum punya prestasi apa-apa," tuturnya.

Ariyo pun memastikan PSI siap menampung Gibran jika PDIP tak lagi menghargai putra sulung Jokowi itu.

"Tidak pantaslah politisi senior PDIP menyebut Gibran anak ingusan."

"Kalau PDIP tidak menghargai anak muda berprestasi seperti Gibran dengan menyebutnya anak ingusan, PSI siap menerima Gibran," kata dia.

Pengamat Nilai Wajar

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin (Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha)

Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin, justru menilai pernyataan Panda Nababan yang menyebut Gibran sebagai anak ingusan, sebagai hal wajar.

Namun, ia juga setuju bahwa pernyataan Panda sangat tajam dan keras.

Terkait pernyataan Panda, Ujang menilai hal itu adalah bentuk cinta sang senior kepada Gibran sebagai junior di PDIP.

"Mungkin Pak Panda Nababan punya pengalaman yang matang ya di dunia politik termasuk di partai politik."

"Dia termasuk yang senior dan sudah banyak makan asam garam berpengalaman dan menjadi mentor dari banyak politisi yang lain," kata Ujang kepada Tribunnews, Kamis (29/6/2023).

"Tapi, mungkin bagi orang Jawa itu terlalu keras sindiran tersebut dan konteksnya bisa jadi rasa kasih sayang terhadap senior ke juniornya."

"Sebenarnya mungkin ya disebutnya anak baru kemarin ya diperhalus sedikit gitu padahal maknanya sama juga bisa seperti yang disebutkan Pak Panda," sambungnya.

Baca juga: Panda Nababan Sebut Gibran Anak Ingusan, Solmet: Gibran Berhasil Majukan Kota Solo

Ujang berujar, jika menilik pernyataan Panda kepada Gibran yang diisukan menjadi cawapres, harusnya benar kriteria cawapres itu harus mumpuni dan teruji.

"Harus memiliki rekam jejak dan prestasi yang jelas. Dia di Solo aja belum selesai, prestasinya belum jelas, ingin jadi cawapres ya jauh, bakal ditertawakan seluruh rakyat Indonesia."

"Artinya bagaimana bersaing dulu jadi gubernur baru sehabis itu melangkah jadi cawapres," kata Ujang.

"Oleh karena itu saya melihatnya mungkin rasa cintanya dengan mengkritik keras Gibran dari Pak Panda Nababan," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni, TribunSolo.com/Andreas Chris, KompasTV/Rizky L Pratama)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan