Dari Mohammad Hatta hingga Prabowo, Perjuangan Panjang Hunian Layak untuk Rakyat

BTN juga terus berinovasi dengan mempercepat pencairan KPR bagi calon debitur. Dalam akad massal di Serang, Banten, Desember 2024, misalnya, sebanyak 235 calon debitur telah menerima KPR, termasuk KPR Subsidi, KPR Non-Subsidi, serta Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Nixon juga menyoroti peran perempuan dan generasi muda dalam program ini. "Sebanyak 72 debitur atau lebih dari 30 persen peserta akad massal adalah perempuan, sementara 81 persen berasal dari segmen milenial dengan usia termuda 21 tahun."

Dengan potensi 44.000 debitur yang sudah lolos uji, BTN berharap realisasi program ini semakin dipercepat.

Mendorong Pertumbuhan Sektor Properti dan Industri Pendukung

Dampak program ini tidak hanya dirasakan oleh para pemilik rumah, tetapi juga menggerakkan berbagai sektor ekonomi. Industri semen, baja, kayu, hingga tenaga kerja konstruksi mendapat efek domino dari percepatan pembangunan. Setiap rumah yang dibangun bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan pekerja di sektor konstruksi.

BTN, dengan perannya yang strategis, turut mendorong pertumbuhan sektor properti dan UMKM yang bergerak di bidang bahan bangunan serta interior rumah. Kredit usaha yang diberikan kepada pemasok bahan bangunan turut mempercepat roda ekonomi di tingkat lokal.

Dengan langkah-langkah konkret yang diambil pemerintah dan dukungan dari sektor perbankan serta industri properti, target penyediaan hunian layak bagi rakyat semakin nyata. Program 3 Juta Rumah bukan sekadar angka, tetapi harapan baru bagi masa depan perumahan Indonesia. (Tribunnews.com/Suut Amdani)