Minggu, 7 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Usung Spanduk Tagar ResetIndonesia yang Catnya Belum Kering, Aliansi Mahasiswa Suarakan 10 Tuntutan

Setelah azan magrib berkumandang, mereka membentangkan spanduk putih bercat merah bertuliskan #ResetIndonesia

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Gita Irawan
Demo di Jakarta - Sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus yang tergabung dalam aliansi Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (GEMARAK) menyuatakan 10 tuntutan rakyat menyikapi situasi saat ini. Tuntutan disampaikan dalam konferensi pers di Universitas Prof Dr Moestopo Senayan Jakarta pada Kamis (4/9/2025). (Gita Irawan/Tribunnews.com). 

4. Sahkan RUU Pro Rakyat antara lain RUU Perampasan Aset, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), dan RUU Masyarakat Adat

Baca juga: Gelar Demonstrasi di Depan Gedung DPR, Mahasiswa Kirim Karangan Bunga Duka Cita untuk Legislator

5. Tolak Pasal bermasalah di revisi UU dan rancangan UU yang tidak pro rakyat antara lain pada revisi UU Pokok Agraria, RUU KUHAP, RUU Penyiaran, dan RUU Polri

6. Reformasi sistem perpajakan

7. Tolak proyek strategis nasional perampas ruang hidup

8. Wujudkan reforma agraria sejati

9. Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis

10. Tolak militerisme di ranah sipil.

RANTIS LINDAS OJOL - Anggota Brimob Bripka Rohmad saat menjalani sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) di ruang sidang TNCC Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025). Bripka Rohmad selaku sopir kendaraan taktis (rantis) Brimob bernomor 17713-VII saat insiden kecelakaan lindas driver ojol Affan Kurniawan (21).
RANTIS LINDAS OJOL - Anggota Brimob Bripka Rohmad saat menjalani sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) di ruang sidang TNCC Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025). Bripka Rohmad selaku sopir kendaraan taktis (rantis) Brimob bernomor 17713-VII saat insiden kecelakaan lindas driver ojol Affan Kurniawan (21). (HO/Tribunnews.com)

Ketua FAM Unpam, Fachrial, mengatakan sikap tersebut menandai momentum baru perjuangan rakyat yang tidak lagi percaya pada mekanisme politik formal yang tersandera oligarki. 

Melalui Dasatura, kata dia, GEMARAK menegaskan rakyat berhak untuk melakukan reset terhadap Indonesia yaitu mengembalikan jalannya demokrasi sesuai amanat konstitusi, dan bangkit melawan segala bentuk ketidakadilan struktural.

Usai menjabarkan masing-masing poin secara bergantian, mereka juga menegaskan bahwa demokrasi tidak boleh hanya dipersempit menjadi pemilu lima tahun sekali. 

Referendum sipil menurut mereka harus diakui sebagai mekanisme rakyat untuk menolak kebijakan merugikan, mengoreksi lembaga politik, dan menentukan arah pembangunan nasional.

"Kami menilai, saluran formal negara telah gagal menjalankan fungsinya. Rakyat tidak lagi diwakili, melainkan ditindas," kata dia.

"Dalam situasi demikian, referendum sipil adalah jalan darurat rakyat untuk mengambil alih mandat kedaulatan, menyatakan sikap secara langsung, dan menegaskan tuntutan yang harus dipenuhi," ujarnya.

Sepanjang konferensi pers tersebut, mereka tampak berupaya meyakinkan publik bahwa tuntutan yang mereka bawa didasari kajian yang komprehensif dan berbasis pada data.

Mereka juga tampak berupaya meyakinkan publik bahwa tuntutan yang mereka bawa murni dari rakyat tanpa intervensi dari pihak manapun.Mereka juga menegaskan akan turun ke jalan dalam waktu dekat untuk membawa tuntutan tersebut ke DPR dan Istana Kepresidenan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan