Proyek Kereta Cepat
Soal Whoosh, Prabowo Tak Masalah Harus Bayar Utang Rp 1,2 Triliun Per Tahun: Kita Mampu, Duitnya Ada
Presiden Prabowo Subianto mengaku akan mengambil alih proyek kereta cepat Whoosh dan siap membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahunnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diundang ke Istana Kepresidenan Jakarta oleh Presiden Prabowo, tepatnya pada Senin, (3/11/2025).
AHY hadir ke Istana untuk rapat bersama Presiden yang salah satunya membahas masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh.
"Ya tentu kita ingin melihat berbagai isu ya, termasuk KCIC Jakarta Bandung," kata AHY.
Ia mengatakan terdapat sejumlah permasalahan mengenai kereta cepat tersebut yang harus dicarikan solusinya segera.
Termasuk salah satunya soal restrukturisasi utang.
"Iya (restrukturisasi)," katanya.
Baca juga: Agus Pambagio Ungkap Cerita di Balik Awal Proyek Kereta Cepat Whoosh yang Sekarang Merugi
Danantara Punya Sejumlah Opsi untuk Tangani Utang Whoosh
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengaku telah mengantongi sejumlah opsi untuk membereskan pembayaran utang proyek kereta cepat.
Namun, ia belum ingin membeberkannya karena semua opsi tersebut masih dikaji secara mendalam.
"Ada beberapa opsi. Ini masih dalam pengkajian," kata Rosan ketika ditemui di Hotel St Regis, Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025) malam.
Nantinya, hasil kajian ini akan ia paparkan terlebih dahulu ke beberapa kementerian yang memiliki keterkaitan dalam proyek kereta cepat.
Antara lain Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, dan lain-lain.
Baca juga: PKS soal Whoosh: Pembangunan Harus Berorientasi pada Kebutuhan Rakyat
"Jadi saya maunya ini kami evaluasi mendalam, baru kami duduk bersama (dengan kementerian-kementerian lain), kami kaji opsi yang mana, ya itu yang kami tentukan," ujar Rosan.
Oleh karena itu, Rosan memilih untuk tidak mengungkapkan berbagai opsi tersebut ke publik sebelum dibahas dan dimatangkan bersama kementerian terkait.
Rosan sendiri telah menemui sejumlah menteri untuk menyampaikan bahwa ia dan timnya masih mengkaji berbagai opsi pembayaran utang proyek kereta cepat ini.
"Nah, kami akan sampaikan pada saat analisa komprehensif ini sudah lengkap. Bersamaan dengan itu, baru kami tentukan apa yang dibutuhkan seluruh menteri karena kami Danantara tidak bisa berjalan sendiri kan," ucap Rosan.
"Nanti keputusan semua menteri atau pihak yang terkait, apapun keputusannya itu, saya yakin yang terbaik dan akan kami jalankan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.