Survei Indikator: Prabowo Masih Capres Terkuat, Gibran Tertinggal dari Dedi Mulyadi dan Anies
Prabowo Subianto kembali menempati posisi teratas dalam survei elektabilitas calon presiden versi Indikator Politik Indonesia.
Ringkasan Berita:
- Prabowo Subianto unggul telak dalam survei elektabilitas capres yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia.
- Gibran Rakabuming Raka belum menunjukkan pengaruh elektoral signifikan. Dalam survei itu, elektabilitas Gibran hanya 4,8 persen dalam simulasi 25 nama dan 9,8?lam simulasi tiga nama.
- Dedi Mulyadi mengalami lonjakan dukungan, terutama di Jawa Barat. Dedi menempati posisi kedua dengan elektabilitas 18,4?n mendapat dukungan terbesar dari Jawa Barat (43,5%).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Prabowo Subianto kembali menempati posisi teratas dalam survei elektabilitas calon presiden versi Indikator Politik Indonesia.
Jika pemilu digelar saat ini, Prabowo diprediksi unggul jauh dari nama-nama lain yang disimulasikan.
“Dalam simulasi semi terbuka 25 nama calon presiden, Prabowo Subianto unggul 46,7 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers, Sabtu (8/11/2025).
Di bawah Prabowo, Dedi Mulyadi (Demul) menempati posisi kedua dengan elektabilitas 18,4 persen, disusul Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 9 persen.
Sementara Gibran Rakabuming Raka belum mampu menembus tiga besar, hanya meraih 4,8 persen.
Burhanuddin menjelaskan rendahnya elektabilitas Gibran disebabkan oleh kuatnya asosiasi publik terhadap kinerja pemerintahan dengan sosok Prabowo sebagai Presiden.
Selain itu, Gibran dinilai belum memiliki rekam jejak nasional yang kuat, dan basis dukungannya masih terbatas di Jawa Tengah.
“Kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo meningkat, tetapi kredit elektoralnya lebih banyak mengalir ke Pak Prabowo, bukan ke partai ataupun tokoh lain yang berada di pemerintahan,” jelas Burhanuddin.
Nama-nama lain yang mencatat elektabilitas di kisaran 1–4 persen antara lain Agus Harimurti Yudhoyono (3,9%), Ganjar Pranowo (3,7%), Purbaya Yudhi Sadewa (1,5%), Sherly Tjoanda (1,1%), dan Khofifah Indar Parawansa (0,5%). Adapun 7,6 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan (TT/TJ).
Dalam simulasi yang hanya menyertakan tiga nama capres, Prabowo tetap unggul telak dengan 68,4 persen, diikuti Anies Baswedan (14,3%) dan Gibran (9,8%). Sebanyak 7,5 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca juga: Prabowo Ungkap Tugas Utama Komite Percepatan Reformasi Polri: Lakukan Kajian dan Beri Rekomendasi
Burhanuddin menilai hasil ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Prabowo masih solid meski sudah satu tahun menjabat sebagai Presiden.
Sementara Gibran, meski telah menjadi Wakil Presiden, belum menunjukkan lonjakan elektabilitas yang signifikan.
Di sisi lain, Dedi Mulyadi menunjukkan tren kenaikan yang kuat, terutama di wilayah basis politiknya seperti Jawa Barat dan Banten.
“Basis terbesar dukungan Dedi Mulyadi ada di Jawa Barat sebesar 43,5 persen,” ungkap Burhanuddin.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 20–27 Oktober 2025 terhadap 1.220 responden melalui wawancara tatap muka.
Margin of error survei ini ±2,9?ngan tingkat kepercayaan 95%.
Temuan Indikator ini sejalan dengan hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis sebelumnya pada 19 Oktober 2025.
Dalam survei tersebut, Prabowo juga menempati posisi teratas dengan elektabilitas 40,6 persen, disusul Dedi Mulyadi (9,1%) dan Anies Baswedan (4,4%). Gibran berada di posisi keempat dengan 2,9 persen.
“Top of mind ini pertanyaan terbuka. Kita tidak membuat simulasi nama, kita tanyakan ke publik jika pemilu dilakukan pada hari ketika mewawancara tatap muka. Prabowo 40,6%, Dedi Mulyadi 9,1%, Anies Baswedan 4,4%, Gibran Rakabuming Raka 2,9%, Ganjar Pranowo 1,7%,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (19/10).
Dalam simulasi semi terbuka versi Poltracking, tiga nama teratas tetap sama: Prabowo (48,5%), Dedi Mulyadi (15,7%), dan Anies Baswedan (6,3%). Sementara dalam simulasi 10 besar, Prabowo meraih 49,1%, Dedi Mulyadi 17,1%, dan Anies Baswedan 6,9%.
Adapunsurvei Poltracking ini dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.220 responden di seluruh Indonesia.
Margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden merupakan warga berusia di atas 17 tahun, dan survei dilakukan pada 3–10 Oktober 2025.
| Prabowo: Reformasi Polri Krusial Dalam Pembangunan Bangsa |
|
|---|
| Fadli Zon Sebut Tak Ada Bukti Soeharto Langgar HAM 1965, Padahal Jokowi Sudah Akui 12 Kasus |
|
|---|
| Prabowo Minta Laporan per 3 Bulan dari Komisi Percepatan Reformasi Polri |
|
|---|
| Istana Respons Polemik Gelar Pahlawan Untuk Soeharto: Mari Lihat Jasa Para Pendahulu |
|
|---|
| Jimly: Presiden Sebut Evaluasi Sebenarnya Tak Hanya Untuk Polri, Tapi Semua Lembaga |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.