Beri Wejangan untuk Rektor Muhammadiyah, Prof Muhadjir: Pimpinan Tidak Boleh Lari dari Risiko
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, memberikan pesan penting kepada para rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
"Melawan Balanda Itu tidak ada... ADRT Muhammadiyah yang pertama itu diakui di pemerintahan kolonial Belanda. Itu berkat lobinya Hamengkubuwono ke-7," tegas Muhadjir.
Kedekatan historis Muhammadiyah dengan Keraton, yang berawal dari Kiai Dahlan yang diangkat menjadi keluarga Keraton dan menikah dengan putri Keraton, menegaskan bahwa politik yang dianut pendiri Muhammadiyah adalah politik kooperatif.
Secara garis besar, politik kooperatif Kiai Dahlan inilah yang kini tetap dipegang teguh oleh Muhammadiyah dalam berinteraksi dengan pemerintahan, baik di masa lalu maupun saat ini.
Baca juga: Tika Bravani Perankan Siti Walidah Istri KH Ahmad Dahlan di Pentas Teater, Merinding Baca Naskahnya
Pesan ini menjadi landasan bagi para rektor PTMA untuk memimpin dengan visi jangka panjang, keberanian, dan semangat pembaharuan.
| Wamenaker Ajak Lulusan Kampus Muhammadiyah Ramaikan Program Magang Kerja |
|
|---|
| Gelar Konferensi CFP KPPTI-4, FPPTI Berkomitmen Perkuat Literasi Akademik hingga Etika Teknologi |
|
|---|
| Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Jadi Kunci Tingkatkan SDM Berdaya Saing |
|
|---|
| Pendidikan Tinggi Didorong Masuk Desa Lewat Sistem Pembelajaran Jarak Jauh |
|
|---|
| Menhut Singgung Historis Muhammadiyah yang Adaptif dengan Kekuasaan |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.