Jurnalis di Belantara Disinformasi dan Misinformasi: Jaga Etika, Edukatif, Disiplin Verifikasi Data
Peran Etika Jurnalistik Kian Vital di tengah maraknya disinformasi serta misinformasi. Menuju jurnalisme berkualitas.
Salah satu konsekuensi dari tantangan tersebut termasuk menghadapi intimidasi hingga penganiayaan saat proses menghasilkan produk jurnalistik yang kritis dan berkualitas.
Diketahui dua anggota LPM Pabelan UMS yang dilaporkan menjadi korban intimidasi dan pemukulan oleh aparat kepolisian saat meliput aksi demonstrasi di depan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas 1 Surakarta, Jalan Slamet Riyadi, pada Jumat (29/8/2025) lalu.
Insiden tersebut terjadi ketika kedua jurnalis mahasiswa tengah mendokumentasikan jalannya aksi demonstrasi.
Berdasarkan keterangan jurnalis mahasiswa dari LPM Pabelan UMS yang tidak mau disebutkan namanya tersebut, sejumlah polisi berseragam mendatangi dan melarang kegiatan peliputan.
Tak berhenti di situ, mereka juga mengalami tindakan kekerasan berupa pemukulan di lokasi kejadian.
"Tentunya ketika kami ke lapangan, kami selalu berusaha memproduksi berita dengan pendekatan faktual dengan berbagai strategi dan berimbang, dan tentunya dengan judul yang tidak asal bombastis saja."
"Kita akan selalu berusaha mengonfirmasi narasumber terkait. Dan yang paling kami tekankan saat menulis atau memberitakan suatu persoalan adalah keberpihakan kepada korban atau yang tidak mendapat keadilan, dan tentunya kepada kebenaran," lanjutnya.
Baca juga: Dewan Pers: Jurnalis Harus Perbaiki Diri Demi Kepercayaan Publik
Di LPM Pabelan UMS sendiri terdapat 4 produk jurnalistik, terdiri dari dua produk audio visual, dua produk berita tulis, sementara untuk proses transkrip, perekaman, dokumentasi, editing, layout, mencari referensi, dan sebagainya dibantu dengan peran teknologi digital.
Produk jurnalistiknya pun disajikan secara online.
Aqill menyebut untuk mempersolek kualitas jurnalisnya, LPM Pabelan UMS rutin melakukan pelatihan, hal ini juga menjadi strategi untuk melawan disinformasi dan misinformasi.
"Dengan pendidikan dan pelatihan dasar, kami baik itu anggota baru maupun lama, kita belajar bersama teknologi yang ada, perangkat yang ada, teknisnya bagaimana, etika jurnalistik bagaimana, reportase yang benar bagaimana. Baik itu dengan mengundang pemateri dari luar, dari jurnalis media mainstream, atau dari alumni kami sendiri," imbuh Aqill.
LPM Pabelan UMS juga melakukan diskusi kultural, dan berupaya meningkatkan literasi sebagai jurnalis.
Etika Pers Kian Vital
Dalam situasi derasnya arus misinformasi dan disinformasi seperti saat ini peran jurnalis diuji.
Mereka bukan hanya pelapor peristiwa, tetapi juga penjaga kebenaran di tengah belantara misinformasi dan disinformasi.
Dalam hal ini Kode Etik Jurnalistik bak 'kompas moral' yang harus dipegang teguh para jurnalis ketika memproduksi konten, sehingga berita yang beredar bukanlah propaganda yang bisa memperkeruh keadaan.
| Akun Medsos Jian Ayune Anak Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Hilang usai sang Ayah Ditangkap KPK |
|
|---|
| Polemik Gelar Pahlawan Nasional Soeharto, Ini 10 Dosa Besar Presiden ke-2 RI Menurut KontraS |
|
|---|
| Trump Ancam Cabut Kewarganegaraan Zohran Mamdani, Tuduhan Komunis Jadi Senjata Politik |
|
|---|
| Badai Super Fung-Wong Mereda, DPR Filipina Masuk Normal Lagi Selasa 11 November |
|
|---|
| Bukan Imbas Kekerasan, Siswi SD di Palembang yang Matanya Lebam Diduga Idap Pertusis |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.