Minggu, 16 November 2025

Temuan Masalah Gigi Tinggi saat CKG, Pemerintah Sebar Peralatan Kesehatan Modern ke Puskesmas

Merujuk hasil cek kesehatan gigi, yang dilansir Kemenkes, pada usia balita sampai anak sekolah, 31 persen kasus gigi tidak sehat.

Tribunnews.com/ Rina Ayu
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Lucia Rizka Andalusia saat sambutan dalam kegiatan Indonesia Dental Exhibition and Conference (IDEC 2025) di JCC, Jakarta, Jumat (14/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Masalah gigi sangat tinggi di Indonesia
  • Salah satu sebabnya, jumlah tenaga medis kurang dan di daerah peralatan kurang memadai 
  • Pemerataan layanan kesehatan gigi belum optimal

 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Lucia Rizka Andalusia mengatakan, pihaknya bakal menyebar dental chair - rontgen gigi ke ribuan puskesmas di Indonesia

Peralatan terkait kesehatan gigi untuk diagnosis dan tata laksana ini diharapkan bisa membantu menyelesaikan masalah gigi banyak yang dialami masyarakat. 

Masyarakat enggan skrining gigi karena takut ke dokter gigi, hingga ketersediaan tenaga medis yang kurang menjadi  faktor penyebab masalah gigi di Indonesia tinggi.

Baca juga: Bukan Hanya Sebabkan Hipertensi, Masalah Gigi Ternyata Berisiko Picu Stroke

"Pemerintah juga telah menyalurkan dental chair dan perlengkapan kesehatan gigi untuk puskesmas dan fasilitas kesehatan di daerah terpencil. Karena justru deteksi dininya didapatkan dari puskesmas," kata dia saat ditemui saat kegiatan Indonesia Dental Exhibition and Conference (IDEC 2025) di JCC, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Merujuk pada hasil Cek Kesehatan Gratis (CKG) pada usia balita sampai anak sekolah, 31 persen kasus gigi tidak sehat.

Kemudian anak sekolah sampai remaja menempati 50 persen dan orang dewasa menempati 41,6 persen tidak sehat.

Serta kelompok lansia 59,4 persen adalah karies gigi.

Di sisi penyedia layanan, Lucia Rizka menyoroti kurangnya tenaga kesehatan, khususnya dokter gigi, di fasilitas kesehatan primer.

Indonesia masih kekurangan 2.775 dokter gigi di puskesmas, belum termasuk kebutuhan di rumah sakit.

"Kondisi ini menyebabkan pemerataan layanan kesehatan gigi belum optimal, serta membatasi kegiatan promotif–preventif di masyarakat," tutur dia.

Pemerintah kini tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan alat kesehatan, tetapi juga pada pengembangan ekosistem industri nasional.

Melalui IDEC 2025, Kementerian Kesehatan berharap sektor kesehatan gigi dapat menjadi contoh sukses transformasi industri alat kesehatan nasional bermutu, aman, kompetitif, dan berdaya saing internasional.

IDEC 2025 dibuka dengan penekanan pentingnya tema “Transformasi Ketahanan Kesehatan Gigi”.

Ketua IDEC 2025, drg. Himawan Halim, menyampaikan transformasi digital dan kecerdasan buatan menjadi kunci untuk meningkatkan presisi, efisiensi, dan akses layanan kesehatan gigi di masa depan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved