Telepon Prabowo, Defence Supporting Economy, dan 7 Jam Bersama Sjafrie Sjamsoeddin
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin berbicara soal arah kebijakan militer di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.
Sjafrie punya cerita. Dalam salah satu sesi lobi dengan Amerika Serikat, pemerintahan Donald Trump bertanya: Apakah, dalam situasi emergensi, pesawat AS bisa melewati Indonesia?
Secara diplomatis, Sjafrie bilang harus tanya Prabowo. Benar, ia tanya Prabowo. Jawaban Presiden RI: "Ya, dia lewat saja belum tentu kita tahu. Apalagi bisa mencegahnya".
Selimut Udara
Selama tujuh jam bersama Sjafrie, saya memahami Prabowo dan Indonesia. Sesuatu yang besar sedang terjadi.
Indonesia melihat dirinya bangsa besar, kaya. Kekayaan alamnya banyak yang bocor karena blank spot. Sesuatu itu, secara strategi pertahanan (defence), sudah dirumuskan.
Saat ini sudah dan sedang dieksekusi. Publik sudah membaca berita-beritanya sepotong demi sepotong.
Membeli pesawat tempur. Membangun kapal selam tanpa awak. Membangun industri radar dari teknologi China. Membeli pesawat tempur. Memperkuat kekuatan teritorial, akan membangun batalion di seluruh kabupaten/kota, total 514 batalion.
"Ini bukan (strategi) ofensif," tegas Sjafrie. Maksudnya, Indonesia membangun kekuatan bukan untuk berperang. "Ini (strategi) defensif aktif," katanya. Membangun kekuatan untuk bertahan, melindungi, menjaga, tapi aktif, tidak pasif.
Artinya, TNI tidak sekadar baris berbaris lalu tidur di barak. TNI harus aktif, bergerak, mengikuti dan mengelola dinamika pertahanan secara aktif. Juga, tentu saja, secara modern.
Lalu, defensif aktif untuk apa? Untuk menggertak Singapura dan Australia? Untuk mempersiapkan perang melawan kekuatan asing di Laut China Selatan?
Menurut Sjafrie, defensif aktif fokus menjaga kedaulatan, ke dalam. "Untuk menjaga kedaulatan, kita harus kuat (secara militer)," ujarnya.
"Kalau kuat, kita bisa menjaga kedaulatan ekonomi kita".
Nah, itu dia. Defensif aktif diarahkan untuk menjaga kedaulatan ekonomi dengan cara membangun kekuatan militer.
"Defence supporting economy," Sjafrie menjelaskan filosofi doktrin pertahanan pemerintahan Prabowo. Pertahanan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ujungnya, kesejahteraan rakyat.
Defensif aktif, menurut Sjafrie, diarahkan untuk mendukung dua program prioritas Prabowo: swasembada pangan dan energi.
| Poin BWF Australia Open 2025: Tambahan 9200 untuk Fajar/Fikri ke BWF World Tour Finals 2025 |
|
|---|
| Dapat Dukungan Terbuka dari Jokowi, PSI Semakin Percaya Diri Menatap Pemilu 2029 |
|
|---|
| Bukan Rivan Nurmulki, Jasen Natanael Kapten Timnas Voli Putra Indonesia di SEA Games 2025 |
|
|---|
| China Peringatkan Jepang Akan Kalah Telak Jika Nekat Intervensi Militer di Taiwan |
|
|---|
| Rizky Ridho Ungkap Alasannya Perpanjang Kontrak dengan Persija hingga 2028, Singgung Peluang Abroad |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/penjelasan-menhan-ssjafrie-d.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.