Ray Rangkuti Nilai Demokrasi Indonesia Masuk Fase Bahaya, Begini Penjelasannya
Pengamat Politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai demokrasi Indonesia masuk fase bahaya
Kini dalam praktiknya, ia melihat ada kecenderungan bahwa institusi-institusi hukum sering kalah cepat dalam merespons manuver politik yang mengikis supremasi sipil. “Konstitusi itu alat kontrol. Jika kontrolnya tumpul, kekuasaan akan bergerak semaunya,” katanya. Pernyataan ini mempertegas bahwa krisis demokrasi bukan lagi isu akademik, tetapi ancaman nyata.
Sementara itu, Ketua Umum AMMDI Safrin Hi. Yusuf mengatakan bahwa anak muda harus menjadi garda depan menjaga demokrasi.
"Kita tidak boleh membiarkan demokrasi direduksi menjadi ritual lima tahunan. Ketika supremasi sipil melemah, maka seluruh masa depan bangsa dipertaruhkan,” katanya.
Baca juga: AMMDI Pertanyakan Pihak-pihak yang Permasalahkan Usulan Gelar Pahlawan Nasional Soeharto
AMMDI berkomitmen akan merumuskan rekomendasi resmi hasil FGD dan menyampaikannya kepada lembaga negara serta organisasi masyarakat sipil sebagai bentuk kontribusi advokasi politik.
| Pro Kontra Wacana Gelar Pahlawan Soeharto, Pengamat Minta Sejarah Dibaca Utuh |
|
|---|
| LBH Pers: Bagaimana Mungkin Orang yang Membungkam Pers Dijadikan Pahlawan? |
|
|---|
| Prabowo Bilang Dirinya dan Jokowi Hopeng, Ray Rangkuti: Hubungannya Retak, tapi Tak Boleh Kelihatan |
|
|---|
| Arah Hubungan Sipil-Militer Dipertanyakan, Pengamat dan Akademisi Soroti Tantangan Demokrasi |
|
|---|
| Soroti Pergeseran Sistem Demokrasi di Indonesia, Bamsoet: Kehilangan Roh Pancasila |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.