Kamis, 20 November 2025

Sehat Itu Kewajiban, Puskesmas Sukamahi Gencarkan CKG dari Kampus hingga Lapas untuk Deteksi PTM

Banyak warga enggan melakukan skrining kesehatan karena takut mengetahui ada faktor risiko penyakit seperti hipertensi dan diabetes.

Dokumentasi Puskesmas Sukamahi
CEK KESEHATAN GRATIS - Puskesmas Sukamahi menggencarkan strategi jemput bola melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) agar masyarakat lebih proaktif melakukan deteksi dini. Dalam beberapa bulan terakhir, petugas puskesmas menyisir berbagai institusi untuk menyukseskan CKG. Mereka menyasar sekolah, kampus, acara komunitas, hingga lembaga pemasyarakatan atau lapas. 

Tim puskesmas membawa perlengkapan medis lengkap dan formulir digital melalui barcode untuk pendataan peserta, riwayat kesehatan, hingga skrining kesehatan mental.

Pemeriksaan dimulai dari pengukuran tinggi dan berat badan, diikuti cek tekanan darah, gula darah, gigi, mata, dan telinga.

Hasilnya ditemukan peserta kurang aktivitas fisik, gangguan refraksi (minus/plus), gigi berlubang dan obesitas.

Temuan ini diberikan tindak lanjut berupa edukasi dan rujukan ke Puskesmas bagi peserta dengan faktor risiko. 

“Kalau ditemukan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, atau faktor risiko lain, kami rujuk ke Puskesmas agar mendapat obat dan kontrol rutin. Tujuannya agar kesehatan peserta tetap terpantau,” ungkap Heru.

CKG untuk Warga Binaan Lapas

Selain kampus, CKG turut menyasar Lapas Kelas II Cikarang. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi warga binaan mengetahui kondisi kesehatannya.

“Kami ingin warga binaan memahami bahwa menjaga kesehatan itu kewajiban. Deteksi dini membuat mereka siap menjalani hidup lebih sehat,” ujar penanggungjawab CKG Puskesmas, dr Bunga Syifa.

Pemeriksaan meliputi tekanan darah, kadar gula, pemeriksaan umum hingga pemeriksaan khusus lansia: pendengaran, penglihatan, kesehatan jiwa, pemeriksaan jantung dan paru.

Kegiatan yang digelar pada 17 September 2025 itu diikuti 100 warga binaan. 

Secara umum dari serangkaian metode jemput bola ini ditemukan ada sekitar 10 persen peserta terdeteksi gula darah tinggi.

Tindak Lanjut 

Peserta dengan risiko kesehatan dirujuk ke puskesmas untuk pengobatan lanjutan.

Seluruh hasil pemeriksaan dicatat melalui Aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku) milik Kementerian Kesehatan agar dapat dipantau secara online.

Ke depan, Puskesmas Sukamahi akan memperluas program jemput bola ini ke lebih banyak institusi di wilayah Cikarang.

“Selama responnya positif, kegiatan outreach akan terus kami lakukan. Tujuannya agar masyarakat tetap sehat dengan deteksi dini faktor risiko PTM,” kata dr Bunga.

Kegiatan CKG diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining rutin, mengingat PTM seperti hipertensi dan diabetes semakin meningkat akibat pola hidup modern.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved