Selasa, 12 Agustus 2025

Pemilu 2024

Sosok Bacaleg PDIP di Lombok yang Diduga Cabuli Anak, Ternyata Salah Paham tapi Terlanjur Dipecat

Sosok bacaleg PDIP di Lombok Barat yang dituduh cabuli anak kandung hingga dipecat dari partai. Ternyata kabar tersebut tidak benar.

Editor: Nuryanti
Kolase Tribunnews.com: Dok.Humas Polda NTB dan Tribun Jogja/Suluh Pamungkas.
(KIRI) Bacaleg di Lombok Barat diamuk warga gara-gara diduga cabuli anak kandungnya dan (Kanan) Ilustrasi caleg di Pilpres 2024. Berikut sosok SS, Bacaleg yang diamuk massa dan dipecat dari PDIP karena diduga cabuli anak kandung. 

"Nanti kami akan ke KPU untuk pencabutan nama agar tidak lagi menjadi calon legislatif dari PDIP dari Dapil 2," terangnya.

Polisi mengamankan lokasi peristiwa bakal calon legislatif (Bacaleg) PDIP berinisial SS (50) babak belur dihakimi warga di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Minggu (16/7/2023). Pelaku berinisial SS diduga menyetubuhi anak kandungnya hingga hamil dianiaya warga saat mediasi.
Polisi mengamankan lokasi peristiwa bakal calon legislatif (Bacaleg) PDIP berinisial SS (50) babak belur dihakimi warga di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Minggu (16/7/2023). Pelaku berinisial SS diduga menyetubuhi anak kandungnya hingga hamil dianiaya warga saat mediasi. (Dok. Humas Polda NTB via Tribun Lombok)

Ternyata tidak benar

Sudah terlanjur dipecat, ternyata kabar yang menyebut SS melakukan tindakan cabul kepada anaknya tidaklah benar.

Hal itu diperkuat dengan pengakuan anak sulung SS yang mengaku mendapat intimidasi dari orang tak dikenal (OTK).

Kuasa hukum SS, Moh Tohari Azhari mengatakan, anak sulung SS dintimidasi oleh OTK pada Minggu (16/7/2023).

Ketika itu, anak sulung SS dibawa ke salah satu rumah yang berada di wilayah Sekotong, Lombok Barat.

Di rumah itu, OTK tersebut meminta agar anak sulung SS melapor bahwa adiknya yang masih di bawah umur dicabuli oleh ayah kandungnya.

"Setelah dibawa ke sana, (selain) diinterogasi tetapi juga diarahkan ke Polres untuk membuat laporan," ujarnya.

Anak sulung SS yang mendapat intimidasi itu ketakutan hingga akhirnya menuruti kemauan OTK tersebut.

"Atas arahan oknum ini ada intimidasi dan rasa ketakutan maka dia (anak sulung SS) ikuti kemauannya (OTK)," terangnya.

Dijelaskan Tohari, selain intimidasi dari OTK, juga ada kesalahpahaman antara anak sulung SS dengan warga.

Baca juga: Sudah Babak Belur dan Dipecat, Ternyata Bacaleg di Lombok Tak Berbuat Cabul, Anak Diintimidasi OTK

Anak SS pernah bercerita kepada warga bahwa dirinya pernah dirusak oleh sang ayah.

Tohari menduga, kalimat itu dijadikan asumsi warga, bahwa SS telah mencabuli anaknya sendiri.

"Yang dirusak ini bukan berarti merusak harga dirinya (tapi kekecewaan)."

"Ada keinginan dari anak ini yang ingin dibelikan, tapi berkali-kali dijanjikan tidak dibelikan, tidak pernah ditepati," jelas Tohari.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan