Ratusan massa PDIP mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Jumat (16/4/2010). Mereka menuntut agar Ketua Satpol PP Harianto Badjuri dicopot dari jabatannya terkait kerusuhan di Tanjung Priok.
Puluhan kader dan simpatisan PDI Perjuangan, Jumat (16/4/2010) siang ini, mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih 18, Jakarta Pusat.
Insiden berdarah di lokasi makam Mbah Priok, tak membuat tuntutan untuk membubarkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dituruti. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan, membubarkan Satpol PP, bisa menimbulkan masalah baru.
Kejadian bentrokan yang banyak menjatuhkan korban baik dari Satpol PP dan masyarakat, pada Selasa (14/4/2010) di Tanjung Priok tidak bisa menjadi barometer dibubarkannya Satpol PP.
Pascakerusuhan Tanjung Priok yang menewaskan tiga orang anggota Satuan Polisi Pamong Praja Pemprov DKI Jakarta beberapa hari yang lalu, keberadaan Satpol PP seperti hilang ditelan bumi.
Warga masih sibuk mengumpulkan besi bekas dari sejumlah kendaraan yang dibakar warga saat peristiwa bentrokan berdarah terjadi di dekat makam Habib Hasan bin Muhammad Al Hadad atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Priok, Jumat (16/4/2010).
Wakil Ketua II Bidang Eksternal Komnas HAM, Nur Kholis, mengatakan, sejauh ini ada empat item yang diinginkan ahli waris Habib Hasan bin Muhammad Al Hadad atau akrab disebut Mbah Priok.
Peristiwa bentrokan berdarah antara Satpol PP dan masyarakat di sekitar makam Mbah Priok, Selasa (14/4/2010) lalu, akan dijadikan bahan evaluasi oleh Kemendagri.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemprov DKI Jakarta, Harianto Badjuri, bisa saja dicopot dari jabatannya terkait kerusuhan berdarah yang terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, belum lama ini.
Seusai melakukan sholat Jumat di Wisma Negara, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono melakukan dialog secara santai dengan ahli waris Makam Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad atau dikenal dengan sebutan Mbah Priuk.
Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus kerusuhan makam Mbah Priok. Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan dan olah TKP di lokasi kejadian.
Tragedi berdarah Tanjung Priok, Selasa, (13/4/2010), wujud nyata pejabat yang tidak mengedepankan nurani dalam menangani suatu masalah dengan masyarakat.
Tragedi berdarah, Selasa (14/4/2010) di sekitar Makam Mbah Priok bukti gagalnya komunikasi Pemda DKI Jakarta dengan masyarakat. Ini pelajaran penting bagi semua pemda di daerah-daerah lain.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku masih akan melakukan penyidikan dan mendalami keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), terutama menyangkut posisi Kepala Satpol PP Provinsi DKI Jaya, Haryanto Badjuri.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) berharap kerusuhan di Pelabuhan Internasional Tanjung Priok tidak terulang di pelabuhan internasional lainnya. Pasalnya, kerusuhan s
Warga bersama polisi dan Pelindo secara bergotong royong mulai membersihkan bangkai-bangkai kendaraan yang dibakar warga pada saat bentrokan antara Satpol PP dan warga di Kawasan Makam Mbah Priok, Jumat (16/4/2010).
Makam keramat Mbah Priuk yang di mata masyarakat adalah makam Habib Hasan bin Muhamad al Hadad, seorang suci, penyiar Islam pertama di Betawi, yang sudah dimakamkan di sana sejak tahun 1756.
Pihak ahli waris Habib Hasan Muhammad Al Haddad alias Mbah Priuk mengharapkan penyelesaian sengketa tanah dan kompleks makam Mbah Priuk kali ini benar-benar berujung.
Prosesi pra penguburan jenazah Israel Jaya (27) diwarnai hujan tangisan keluarga almarhum. Israel adalah korban amukan masa Tragedi Priok Berdarah di Koja, Jakarta Utara Rabu kemarin.
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, Kamis (15/4/2010), menyatakan, pihaknya siap ikut dalam investigasi kasus kerusuhan terkait makam Mbah Priuk di Koja, tetapi hanya sebatas dari sisi kemanusiaan.