Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Hadapi Tarif Resiprokal AS, Komisi XI DPR Dorong Diversifikasi Pasar dan Penguatan Industri Domestik
Kualitas produk Indonesia yang sudah baik, maka penetrasi ke pasar baru tidak akan mengalami banyak kendala terkait standar mutu dan regulasi.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menanggapi kebijakan resiprokal tarif impor 32 persen yang diterapkan Amerika Serikat untuk Indonesia.
Dia menilai langkah tersebut akan memberikan dampak signifikan terhadap perdagangan antara kedua negara, terutama terhadap ekspor unggulan Indonesia ke AS.
“Kebijakan resiprokal yang diterapkan AS terhadap sejumlah negara termasuk Indonesia memberikan dampak yang signifikan. Setidaknya barang ekspor unggulan Indonesia ke AS akan menjadi lebih mahal,” kata Anis kepada Tribunnews.com, Rabu (9/7/2025).
Dari sudut pandang Indonesia, Anis menjelaskan bahwa neraca perdagangan dengan AS selama ini menunjukkan surplus. Surplus terjadi ketika nilai ekspor lebih besar daripada impor.
Baca juga: Tarif Resiprokal AS Berlaku Agustus, RI Siapkan Strategi Hadapi Tekanan Dagang
“Berdasarkan data BPS, ekspor Indonesia ke AS pada 2024 mencapai sekitar 28,1 miliar dolar AS. Sementara itu, impor dari AS hanya sekitar 10,2 miliar dolar AS. Jadi surplus Indonesia dengan AS sekitar 17,9 miliar dolar AS,” ucap Anis.
Namun dari perspektif Amerika Serikat, angka tersebut dicatat sebagai defisit perdagangan.
“Impor AS dari Indonesia lebih besar dibandingkan ekspornya ke Indonesia. Maka dari sisi mereka, ini adalah defisit perdagangan sebesar 17,9 miliar dolar AS,” ujarnya.
Anis juga menyebutkan bahwa perdagangan Indonesia dengan AS menyumbang sekitar 8,1 persen dari total perdagangan luar negeri Indonesia.
Oleh karena itu, kenaikan tarif impor sebesar 32 persen yang baru saja diumumkan AS, dipandang berpotensi menurunkan volume dan nilai perdagangan bilateral.
Meski demikian, Anis menilai situasi ini juga membuka peluang positif bagi perekonomian dalam negeri.
Menurutnya, ada tiga peluang utama yang bisa dimanfaatkan Indonesia dari kondisi ini. Pertama, diversifikasi pasar ekspor.
“Dengan adanya peningkatan tarif masuk ke AS, ini bisa mendorong pelaku usaha untuk mendiversifikasi pasar ekspor baru, sekaligus meningkatkan market value. Indonesia bisa menyasar pasar-pasar baru seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika,” kata politisi PKS ini.
Ia meyakini bahwa dengan kualitas produk Indonesia yang sudah baik, penetrasi ke pasar baru tidak akan mengalami banyak kendala terkait standar mutu dan regulasi.
Kedua, Anis menyebut potensi penguatan industri domestik dan substitusi impor.
“Jika barang AS juga dikenakan tarif tinggi oleh Indonesia, maka produk lokal akan lebih bisa bersaing di pasar dalam negeri. Substitusi impor sangat mungkin terjadi, dan ini menjadi peluang bagi UMKM untuk meningkatkan market value-nya,” katanya.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Resmi Perpanjang Gencatan Tarif Dagang dengan China 90 Hari |
---|
AS dan Tiongkok Memperpanjang Batas Waktu 'Gencatan Senjata' Perdagangan |
---|
Boncos, Bonus yang Diterima Pekerja Otomotif AS Terancam Merosot karena Tarif Impor Trump |
---|
Balas Sanksi Trump, Warga India Ramai-Ramai Boikot Produk Buatan AS |
---|
Nego Tarif Memanas, Trump Tuntut China Tingkatkan Pembelian Kedelai dari AS hingga 4 Kali Lipat |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.