Sabtu, 8 November 2025

Kondisi Ekonomi 2026 Diprediksi Tetap Bergejolak Imbas Situasi Geopolitik Belum Stabil

Gejolak ekonomi bakal terjadi mulai dari penurunan suku bunga di negara besar, bea masuk, volatilitas nilai tukar, hingga berlanjutnya geopolitik.

Istimewa
PREDIKSI EKONOMI 2026 - (Kiri-kanan) Direktur Bisnis Hana Bank Geoffry Nugraha, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, dan Direktur Utama Hana Bank Ko Yung Ryul dalam Hana Bank Economic Outlook 2026. 
Ringkasan Berita:
  • Pada tahun 2026 diprediksi pertumbuhan ekonomi bakal mencapai angka enam persen.
  • Gejolak ekonomi bakal terjadi mulai dari penurunan suku bunga di negara-negara besar.
  • Ada potensi pemulihan sentimen pasar domestik yang didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga.

 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2026 bakal lebih baik dari tahun 2025.

Pada tahun 2026 diprediksi pertumbuhan ekonomi bakal mencapai angka enam persen.

Namun prediksi pemerintah tersebut ditepis oleh Direktur Utama Hana Bank, Ko Yung Ryul. Ia justru mempredikai situasi ekonomi tahun 2026 masih tetap bergejolak.

Gejolak ekonomi bakal terjadi mulai dari penurunan suku bunga di negara-negara besar, tarif bea masuk, volatilitas nilai tukar, hingga berlanjutnya risiko geopolitik.

Baca juga: Menko Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI pada Kuartal IV 2025 di Atas 5,12 Persen

“Kami berharap seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para nasabah dalam memahami prospek ekonomi tahun 2026 dan merumuskan strategi bisnis di Indonesia. Hana Bank terus berkomitmen menjadi mitra yang terpercaya, memberikan dukungan yang optimal, tumbuh bersama nasabah, dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujar Ko Yung Ryul saat Hana Bank Economic Outlook dengan tema “Indonesia in A Shifting World: Geopolitical, Capital Market, and the Global Economy 2026”, Rabu(5/11/2025).

Sementara itu Direktur Utama BEI Iman Rachman memaparkan pasar modal Indonesia justru menunjukkan pemulihan, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tumbuh 16,83 persen sejak awal tahun hingga 24 Oktober 2025 (year- to-date ), dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp16,46 triliun dan investor aktif harian 232.000 orang. Pertumbuhan IHSG tersebut merupakan yang tertinggi kedua di Asia Tenggara.

Iman menambahkan, kepemilikan institusi domestik juga menunjukkan peningkatan sejak awal tahun 2025, dengan investor ritel masih mendominasi transaksi saham. Menjelang akhir tahun, dia memperkirakan ada potensi pemulihan sentimen pasar domestik yang didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melampaui 5 persen pada akhir tahun 2025, dengan asumsi belanja pemerintah mampu direalisasikan secara optimal. Dia menekankan pentingnya paket kebijakan yang akan direalisasikan pada kuartal 4 tahun 2025 yang mencakup bantuan pangan, padat karya, insentif PPh 21, dan diskon tarif transportasi selama liburan akhir tahun.

Yunarto menambahkan bahwa tren perdagangan umum dan neraca perdagangan yang positif juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan.

Selain itu, Kim Young Jun dari Hana Institute of Finance membagikan pandangannya mengenai prospek ekonomi dan pasar keuangan global serta Indonesia, sementara Lee Hwan Joo dari Wealth Management Group Hana Bank Korea membahas tren pajak dan simpanan di Korea serta strategi pewarisan aset.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved