Jurus KKP Kembalikan Kepercayaan Pasar Usai Polemik Udang Radioaktif
Pemerintah Indonesia telah menangani dampak kontaminasi Cs-137 melalui pembatasan dan lokalisasi kawasan industri Cikande.
Ringkasan Berita:
- Pemerintah telah memperkuat sistem pengawasan mutu dari hulu hingga hilir.
- Seluruh proses mulai dari budidaya, pengolahan hingga pengiriman ekspor kini diawasi ketat dengan SOP yang lebih disiplin.
- KKP optimis semakin banyak udang Indonesia yang lolos uji mutu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memulihkan kepercayaan pasar internasional, setelah munculnya polemik soal udang Indonesia yang disebut mengandung zat radioaktif.
Radioaktif adalah zat yang memiliki sifat memancarkan energi secara spontan melalui proses peluruhan radioaktif, yang disebabkan oleh inti atomnya yang tidak stabil.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Ishartini mengatakan, pemerintah telah memperkuat sistem pengawasan mutu dari hulu hingga hilir.
Seluruh proses mulai dari budidaya, pengolahan hingga pengiriman ekspor kini diawasi ketat dengan standar operasional prosedur (SOP) yang lebih disiplin.
Baca juga: KKP Ekspor 7 Kontainer Udang ke Amerika Senilai Rp 20,14 Miliar
"Kita SOP ini kita jaga, kita jaga dari hulu sampai hilir, sampai dia berangkat, SOP kita jaga, kita sudah pastikan itu, kita sudah jamin bahwa sudah semuanya terbebas dari kontaminasi," kata Ishartini saat Konferensi Pers di Media Center KKP, Kamis (6/11/2025).
Ishartini menyatakan, KKP optimis semakin banyak udang Indonesia yang lolos uji mutu dan diterima pasar luar negeri sehingga kepercayaan internasional pulih dan ekspor meningkat.
"Tentu nanti pasar akan menerima dan semakin positif, semakin banyak yang kita sudah terima, sana masuk lolos, sudah akan semakin baik lagi," tegas dia.
Selain pengawasan internal, KKP juga aktif menjalin komunikasi dengan pihak luar negeri etrutama asosiasi pembeli atau buyer dan otoritas pengawas di negara tujuan ekspor.
"Terutama dengan regulator di sana, untuk bisa memberikan pemahaman kepada pasar di sana bahwa Indonesia itu sudah komplai ya," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Usaha KKP Catur Sarwanto menyatakan, diplomasi juga menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan pasar terutama di Amerika Serikat (AS) yang menjadi salah satu tujuan utama ekspor udang.
KKP telah melakukan komunikasi resmi dengan National Fisheries Institute (NFI) AS. Hasilnya NFI tetap memberikan kepercayaan pada Indonesia dan mendukung komunikasi lanjutan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (USFDA).
"Tentu diplomasi ini dilakukan secara tenang dan berbasis data dan juga tanpa konfrontasi. Tentu pesan kunci kita bahwa produk udang Indonesia aman dan untuk dikonsumsi, kontaminasi tidak berasal dari budidaya dan tentu hanya terlokalisir di satu titik," tegas Catur.
"Pemerintah memang bertindak cepat, transparan dan terukur ekspor ke negara-negara juga tetap berjalan namun perlu pengawasan lebih ketat," imbuhnya menegaskan.
Bukan kesalahan budidaya udang
Pemerintah pastikan udang yang terpapar zat radioaktif Cesium-137 bukan hasil kesalahan praktik budidaya.
Radioaktif Cesium 137 (memiliki simbol kimia Cs) merupakan sebuah isotop radioaktif dari unsur cesium yang dihasilkan dari fisi nuklir dan memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun.
Zat radioaktif Cs-137 ditemukan di kawasan Cikande, Serang, Banten dalam kontainer udang beku yang akan diekspor ke Amerika Serikat.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 dan Masyarakat Berisiko Terdampak memastikan zat radioaktif ini bukan berasal dari tambak udang.
"Kontaminasi bukan berasal dari tambak maupun bukan kesalahan praktik budidaya udang," kata Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, dalam konferensi pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Senin (13/10/2025).
Bara mengatakan, pemerintah telah menangani dampak kontaminasi Cs-137 melalui pembatasan dan lokalisasi kawasan industri Cikande.
Pemerintah juga telah melakukan dekontaminasi dan penanganan kesehatan pekerja dan warga setempat.
"Satgas lintas kementerian lembaga telah dibentuk dan menjalankan tugasnya masing-masing dengan cepat, sistematis, dan terkoordinasi," ujar Bara.
Sementara itu, mengenai pasar ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat, Bara memastikan Pemerintah RI selalu berkoordinasi dengan otoritas di AS.
Sebagaimana diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) mengeluarkan import alert yang diberlakukan khusus untuk produk udang dan rempah dari Pulau Jawa serta Provinsi Lampung di Sumatra.
Menurut Bara, import alert ini bukan pelarangan total atau penghentian perdagangan terhadap seluruh produk udang Indonesia ke AS.
"Namun, ini adalah pembatasan pemasukan udang dan terakhir juga cengkeh yang berasal dari Jawa dan Lampung ke wilayah Amerika Serikat," ucap Bara.
| Kelompok Nelayan Berharap Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Ekspor BBL |
|
|---|
| KKP Terima Aspirasi Kelompok Nelayan soal Benih Lobster, Bahas Regulasi yang Adil |
|
|---|
| Pemerintah Dorong Anak Muda Tekuni Budidaya Perikanan |
|
|---|
| KKP Bekali Pengelola SPPG Teknik Mengolah Ikan yang Aman |
|
|---|
| 91 Warga Cikande Serang Telah Direlokasi, 32 Ribu Kendaraan Ikut Diperiksa Paparan Radiasi Nuklir |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.