Rabu, 19 November 2025

Harga Baju Thrifting Lebih Murah, Tapi Itu Barang Ilegal

Banyak pedagang menjual pakaian bekas yang sengaja diimpor secara ilegal dan dijual di Indonesia.

Kementerian UMKM
LAPAK BAJU BEKAS - Lapak pedagang baju-baju bekas atau thrifting di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Harga baju bekas atau thrifting umumnya dijual lebih murah dibanding baju-baju baru buatan lokal. 

Ringkasan Berita:
  • Harga baju bekas atau thrifting umumnya dijual lebih murah dibanding baju-baju baru buatan lokal.
  • Banyak pedagang menjual pakaian bekas yang sengaja diimpor secara ilegal dan dijual di Indonesia.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana mengatakan, harga baju bekas atau thrifting umumnya dijual lebih murah dibanding baju-baju baru buatan lokal.

Namun dia mengingatkan, baju-baju thrifting tersebut bukanlah hasil industri dalam negeri tapi pakaian bekas yang sengaja diimpor secara ilegal dan dijual di Indonesia.

"Ada barang nih, pakaian bekas ini, yang harga lebih murah, tapi ini bukan produk kita. Jujur saja [penjualan baju thrifting] ini ilegal ya," katanya di kantor Kementerian UMKM, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

Temmy secara pribadi memilih membeli produk lokal meski harganya sedikit lebih tinggi karena uangnya tetap berputar di dalam negeri.

"Dibandingkan saya membeli produk dari negara luar ya, baru maupun bekas, tapi industri dalam negeri akan lemah," ujarnya.

Menurut dia, persaingan harga antara produk lokal dan thrifting akan menemukan titik keseimbangannya sendiri. Ketika pasar didominasi oleh produk dalam negeri, harga pakaian lokal akan semakin kompetitif.

Baca juga: Shopee Tutup 93 Ribu Lapak Thrifting, 100 Ribu Produk Ikut Kena Take Down

"Sebetulnya nanti akan bersaing. Pada saat pasar ini dikuasai produk lokal, harga pasti akan bersaing dengan sendiri, pasti akan terbentuk pareto optimum, persaingan harganya pasti bagus," ucap Temmy.

Saat ini, Kementerian UMKM telah menyiapkan 1.300 merek lokal untuk menjadi alternatif dagangan bagi para pedagang baju thrifting. Merek-merek ini dapat dipilih pedagang baju thrifting untuk kemudian dijual kembali sebagai produk pengganti.

Langkah ini diambil seiring upaya pemerintah menertibkan perdagangan pakaian impor bekas yang banyak beredar di sejumlah pusat penjualan seperti Pasar Senen, Jakarta, dan Pasar Gedebage, Bandung.

Temmy menjelaskan para pedagang nantinya bisa menjadi reseller maupun distributor resmi.

"Mereka nanti B2B (business-to-business) dengan para pemilik brand itu, entah mau jadi reseller atau mau jadi distributornya atau kita tawarkan mereka bikin mereka sendiri nanti," katanya.

Baca juga: Daerah Ini Awalnya Dikenal Sebagai Pusat Tekstil, Kini Bangkrut Akibat Maraknya Baju Thrifting

Temmy mengatakan pihaknya akan bertemu perwakilan pedagang dari Pasar Senen dan Pasar Gedebage.

Ia berharap para pedagang bersedia beralih menjual produk lokal sebagai pengganti barang thrifting yang selama ini mereka pasarkan.

"Doain saja mudah-mudahan ini berjalan dengan baik dan tidak ada penolakan dari teman-teman pedagang," ujar Temmy. Dari sisi pengusaha, sejumlah brand lokal besar disebut sudah menyatakan siap berkolaborasi.

Baca juga: Baju Bekas Hasil Impor Akan Dicacah, Begini Tanggapan Menteri UMKM

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved