Jumat, 5 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Minta Petempur Hizbullah Bersiap Kemungkinan Terburuk, Nasrallah Kirim Aba-aba ke Netanyahu-Israel

Nasrallah mencatat bahwa Pendudukan Israel menghadapi dilema di Lebanon dan tidak memiliki pilihan yang memungkinkan.

i24
Pasukan elite Radwan Hizbullah dilaporkan menyiapkan pembalasan atas terbunuhnya seorang komandan senior unit mereka, Jawad Al-Taweel. Satu di antara kekhawatiran adalah Pasukan Radwan menjalankan misi masuk menyerbu ke Israel yang akan menghasilkan perang front kedua di Israel. IDF diketahui tengah menggempur Gaza untuk menumpas Hamas. 

Minta Petempur Hizbullah Bersiap Kemungkinan Terburuk, Nasrallah Kirim Peringatan ke Netanyahu dan Israel

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengingatkan para petempur gerakannya di Lebanon untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi skenario terburuk dalam konteks konfrontasi melawan Israel demi mendukung Gaza dan membalas agresi pendudukan di wilayah mereka.

Meski memberikan alert, Nasrallah mengatakan kalau dia berharap tidak terjadi hal seperti itu.

Baca juga: Media Israel: IDF Gempur Hizbullah pada Paruh Kedua Juli, Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Skenario terburuk yang dimaksud Nasrallah adalah perang besar dan terbuka antara Hizbullah dan pasukan Israel (IDF).

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam beberapa kesempatan sudah memberikan isyarat kalau IDF siap merangsek ke Lebanon untuk memukul mundur Hizbullah dari wilayah perbatasan di mana mereka setiap hari melancarkan serangan ke teritorial pendudukan demi melemahkan kekuatan Israel dalam agresi di Gaza.

Terkait rencana penyerbuan besar-besaran IDF ke Lebanon, Nasrallah menyatakan, “Jika Netanyahu terus melanjutkan konflik ini, dia akan membawa negaranya menuju bencana, dan ini adalah fakta yang didukung oleh bukti.”

Baca juga: Israel Mau Gempur Lebanon, Koalisi Milisi Irak Ancam Kepentingan AS, Incar Pipa Minyak ke Yordania

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah (X/Twitter)

Dia melanjutkan, “Kami tidak akan mentolerir agresi apa pun dari musuh Pendudukan Israel terhadap Lebanon selatan jika konflik dengan Gaza berakhir. Jika ada resolusi di Gaza, kami akan menghentikan serangan di wilayah selatan, karena kami berperan sebagai front pendukung.”

Nasrallah mencatat bahwa Pendudukan Israel menghadapi dilema di Lebanon dan tidak memiliki pilihan yang memungkinkan.

Dia meyakinkan bahwa perlawanan di Lebanon sudah siap, dipersiapkan dengan baik, dan kuat, seperti yang ditunjukkan oleh balasan mereka terhadap serangan-serangan sebelumnya.

Ia juga menyampaikan peringatan kepada Pasukan Pendudukan Israel: “Ketika tank Anda muncul, Anda harus tahu siapa yang menunggunya, dan pejuang kami sangat terampil.”

Baca juga: Hizbullah Terapkan Strategi Membuat Tuli dan Buta Israel, Teknologi Canggih Terkecoh Perangkat Jadul

Kelompok milisi Hizbullah mengklaim berhasil menyerang pangkalan militer Nimra Israel menggunakan puluhan roket Katyusha.
Kelompok milisi Hizbullah mengklaim berhasil menyerang pangkalan militer Nimra Israel menggunakan puluhan roket Katyusha. (HO)

Hizbullah Tak akan Berhenti Betempur Sampai IDF Sudahi Agresi di Gaza

Hizbullah mengklaim pihaknya berhasil membuat pasukan Israel kelelahan dan kewalahan di perbatasan Israel-Lebanon.

Hassan Nasrallah selaku pemimpin Hizbullah, berujar kelompoknya setiap hari mendapatkan kemajuan dalam melawan Israel.

Pernyataan itu disampaikan Nasrallah dalam pidatonya pada Rabu (10/7/2024), untuk mengenang panglima Hizbullah, Muhammad Nimeh Nasser, yang tewas karena serangan Israel.

"Komitmen kami terhadap [operasi] Banjir Al-Aqsa itu tegas dan tetap sejak hari pertama, dan para pejuang kami telah bertempur di garis depan," ujar Nasrallah dikutip dari I24 News.

Operasi Banjir Al-Aqsa yang dimaksudkan Nasrallah ialah operasi serangan Hamas terhadap Israel tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

"Hizbullah tak akan berhenti bertempur hingga entitas Zionis menyudahi perang genosida di Gaza. Setelah agresi selama 10 bulan, kegagalan adalah nama bagi pertempuran yang dilakukan Israel di Jalur Gaza," katanya menambahkan.

Gerakan Hizbullah Lebanon menembakkan rudal ke arah wilayah pendudukan Israel. Pada Kamis (4/7/2024), Hizbullah melanjutkan amuk balasan mereka atas kematian komandan militer yang tewas karena serangan udara Israel pada Selasa (2/7/2024).
Gerakan Hizbullah Lebanon menembakkan rudal ke arah wilayah pendudukan Israel. Pada Kamis (4/7/2024), Hizbullah melanjutkan amuk balasan mereka atas kematian komandan militer yang tewas karena serangan udara Israel pada Selasa (2/7/2024). (khaberni/HO)

Mengenai perundingan gencatan senjata di Gaza, Nasrallah mengatakan Hizbullah masih menunggu hasil negosiasi di Doha, Qatar.

Dia menyampaikan, Hizbullah akan menyetujui apa yang disepakati oleh Hamas. Menurut Nasrallah, Hizbullah akan mendukung semua perundingan yang dilakukan Hamas.

Nasrallah memberi sinyal Hizbullah tidak pernah ikut campur dalam pilihan yang diambil Hamas dalam negosiasi guna menghindari kesalahpahaman.

Dia turut menyinggung keberanian dan keteguhan rakyat Palestina dalam melawan agresi Israel.

Kata dia, kegagalan militer Israel di Gaza telah membuat kebanyakan negara-negara besar di dunia menuntut adanya gencatan senjata di Gaza secepatnya.

Baca juga: Menteri Israel Desak Hizbullah Menjauh, Nasrallah Tak Takut, Sebut IDF Sudah Kalah Perang di Rafah

Dilansir dari Almanar, Nasrallah juga menyebut pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel sebagai Banjir Al-Aqsa guna menegaskan hubungan antara Lebanon Selatan Gaza.

Pertempuran di perbatasan itu, kata Nasrallah, bertujuan untuk menghabiskan kekuatan Israel dan menekan Zionis agar menghentikan perang di Gaza.

Dia menegaskan Israel sudah mengakui, front utara sangat efektif dan pertempuran di sana adalah hal yang strategis.

Sekjen Hizbullah itu menyebut negara-negara Barat menekan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza agar Hizbullah bersedia menghentikan perang di perbatasan.

Nasrallah berujar pertempuran di perbatasan telah menahan lebih dari 100 ribu tentara Israel agar tetap di utara lantaran ada kekhawatiran bahwa Hizbullah bisa saja menyerbut Galilea.

Dia menyebut Israel memerlukan pasukan tambahan sehingga negara Zionis itu terpaksa merekrut kaum Yahudi Haredi meski mendapat penolakan.

Menurut dia, saat ini Israel menghadapi situasi terburuk dan kegagalan total, terutama di Kota Rafah, Gaza.

Tak hanya itu, dia menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akan membawa negaranya ke dalam jurang kehancuran jika tidak menghentikan perang di Gaza.

Nasrallah berujar para pejabat Israel meremehkan ancaman yang datang dari Hizbullah.

Pejabat Israel meminta pasukan Hizbullah mundur dari perbatasan hingga 3 kilometer.

Baca juga: Hizbullah Disebut Punya 150.000 Roket, 4 Kali Jumlah Persenjataan Hamas

Mereka, kata Nasrallah, berpikir Hizbullah hanya memiliki rudal Kornet yang jangkauannya 3 kilometer.

Kemudian, Israel meminta adanya zona keamanan yang lebih besar di tempat mana pun mereka menemukan rudal Hizbullah dengan jangkauan lebih luas.

Nasrallah mengatakan setiap tank Israel yang mendekat ke perbatasan Lebanon akan diserang dan dihancurkan Hizbullah.

Dia mengklaim pihaknya tidak takut terlibat dalam perang besar melawan Israel. Hizbullah meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke target-target di Israel setiap kali Zionis melancarkan serangan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, beberapa waktu lalu mengancam pasukannya akan meneruskan serangan di Lebanon Selatan andaipun gencatan senjata di Gaza terjadi.

Nasrallah merespons ancaman ini dengan mengatakan Hizbullah tak menoleransi tindakan Israel.

(oln/rntv/khbrn/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan