5 Populer Internasional: Kemenangan Zohran Mamdani Bikin Israel Murka - Topan Kalmaegi di Filipina
Rangkuman berita populer internasional, salah satunya mengenai kemenangan politikus muda Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York
Ringkasan Berita:
- Rangkuman berita populer internasional dalam 24 jam terakhir
- Salah satunya mengenai kemenangan politikus muda Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York
- Sementara itu di Filipina, pemerintah resmi menyatakan keadaan bencana nasional setelah korban tewas akibat Topan Kalmaegi menjadi 117 orang
TRIBUNNEWS.COM - Dunia internasional diwarnai berbagai peristiwa menarik.
Dari kemenangan politikus Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York yang menuai reaksi keras dari Israel, hingga hantaman Topan Kalmaegi yang membawa dampak besar di Filipina.
Berikut rangkuman 5 berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Kemenangan Zohran Mamdani Bikin Israel Murka, Warga Yahudi Diminta Tinggalkan Jantung AS
Kemenangan politikus muda Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York yang berlangsung 4 November 2025 memicu kemarahan di kalangan pejabat tinggi Israel.
Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli, secara terbuka menyerukan agar warga Yahudi di Amerika Serikat, khususnya di New York, meninggalkan kota itu dan pindah ke Israel.
Dalam pernyataannya, Chikli menyebut kemenangan Mamdani sebagai “titik balik berbahaya” bagi kota yang selama ini dianggap sebagai simbol kebebasan dan peluang bagi komunitas Yahudi.
Ia juga menuding Mamdani sebagai “pendukung Hamas” bahkan politikus muda berhaluan kiri itu dicap sebagai ancaman bagi komunitas Yahudi di Amerika Serikat
“Orang-orang Yahudi di New York harus mempertimbangkan dengan serius untuk menjadikan Tanah Israel sebagai rumah baru mereka,” ujar Chikli mengutip dari Middle East Eye.
Chikli bukan satu-satunya pejabat Israel yang menanggapi kemenangan Mamdani dengan nada keras.
Hal serupa juga dilakukan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, yang menyebut hasil pemilu di New York sebagai “kemenangan antisemitisme atas akal sehat.”
Sementara Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menilai pernyataan Mamdani hanya sebagai “provokasi politik yang berbahaya.”
Zohran Kwame Mamdani, 34 tahun, lahir di Kampala, Uganda, dari orang tua keturunan India. Ia pindah ke Amerika Serikat saat berusia tujuh tahun dan menjadi warga negara AS pada 2018.
Baca juga: YouTube Hapus 700 Video Pelanggaran HAM Israel, Aktivis Palestina: Bukti Kejahatan Perang Dihapus
Sebelum menjadi wali kota, Mamdani adalah anggota Majelis Negara Bagian New York yang dikenal vokal memperjuangkan hak minoritas, keadilan sosial, dan isu perumahan rakyat.
2. Trump Buka Kartu AS, Ngaku Bertanggung Jawab atas Serangan Israel ke Iran
Dunia internasional dikejutkan dengan pengakuan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara terbuka mengklaim dirinya bertanggung jawab atas serangan Israel terhadap Iran pada 13 Juni lalu.
Pernyataan itu diungkap Trump selama konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis (6/11/2025) waktu setempat.
Dalam keterangan resminya, Trump menegaskan bahwa serangan besar-besaran Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada 13 Juni 2025 dilakukan atas arahannya secara langsung.
“Israel menyerang lebih dulu. Serangan itu sangat, sangat dahsyat. Saya yang bertanggung jawab penuh atas serangan itu,” kata Trump dengan nada tegas saat konferensi pers di Washington, Kamis (6/11/2025).
Ia bahkan menyebut hari serangan tersebut sebagai “hari yang luar biasa bagi Israel” karena menimbulkan kerusakan paling besar terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran.
Pernyataan itu sontak memicu perdebatan sengit di Washington.
Sebab, selama berbulan-bulan, Gedung Putih dan Pentagon menegaskan bahwa Israel bertindak secara sepihak dalam operasi militer terhadap Teheran.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, bahkan menegaskan bahwa Washington hanya berfokus pada perlindungan pasukannya di kawasan Timur Tengah.
Namun, pengakuan terbaru Trump justru mematahkan pernyataan resmi pemerintahannya sendiri dan memunculkan tanda tanya besar mengenai peran sebenarnya AS dalam konflik tersebut.
3. Dewan Keamanan PBB Cabut Sanksi terhadap Presiden Suriah, Langkah Bersejarah Pasca Kejatuhan Assad
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mencabut sanksi terhadap Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa dan Menteri Dalam Negeri Anas Khattab dalam resolusi yang disponsori Amerika Serikat, Kamis (6/11/2025).
Reuters melaporkan, resolusi itu disetujui oleh 14 dari 15 anggota Dewan, dengan Tiongkok memilih abstain.
Pencabutan sanksi ini menghapus nama kedua pejabat dari daftar sanksi kelompok teroris ISIS dan al-Qaeda, yang telah diberlakukan sejak 2014.
Baca juga: Hubungan AS dan Suriah Kian Mesra, Trump Dikabarkan Bakal Bangun Pangkalan Militer di Damaskus
Langkah tersebut menjadi tonggak penting bagi pemerintahan baru Suriah setelah kejatuhan rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024.
Al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kini memimpin pemerintahan transisi di Damaskus.
Menurut Al Jazeera, keputusan ini diambil setelah AS dan sekutunya menilai Suriah menunjukkan kemajuan dalam perang melawan terorisme, memperluas akses kemanusiaan, serta berkomitmen membangun stabilitas nasional.
“Resolusi ini menjadi sinyal politik kuat bahwa Suriah telah memasuki era baru,” kata Duta Besar AS untuk PBB Mike Waltz.
Rusia mendukung keputusan tersebut, dengan Duta Besar Vassily Nebenzia menyebutnya sebagai “langkah penting menuju pemulihan dan pembangunan ekonomi Suriah.”
Sementara itu, Duta Besar China Fu Cong menjelaskan bahwa abstensi negaranya didasari kekhawatiran terhadap ancaman kelompok teroris asing, termasuk Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM) di Suriah.
4. Topan Kalmaegi Renggut 117 Korban Jiwa, Filipina Nyatakan Bencana Nasional
Pemerintah Filipina resmi menyatakan keadaan bencana nasional setelah korban tewas akibat Topan Kalmaegi menjadi 117 orang, sementara puluhan lainnya masih dinyatakan hilang.
Keputusan diumumkan langsung oleh Presiden Ferdinand Marcos Jr pada Kamis (6/11/2025), usai menghadiri rapat darurat dengan Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC).
Menurut Marcos, status bencana nasional diberlakukan untuk mempercepat penyaluran bantuan, mengakses dana tanggap darurat nasional, dan mempermudah distribusi logistik ke daerah-daerah yang terisolasi.
“Deklarasi ini memungkinkan pemerintah bertindak cepat memberikan bantuan kepada warga terdampak dan memulihkan daerah-daerah yang lumpuh,” ujar Marcos dikutip dari The Guardian.
Cebu dan Visayas Tengah Lumpuh Total
Topan Kalmaegi menghantam Filipina bagian tengah, pada Selasa (4/11/2025).
Bencana ini menerjang dengan membawa angin berkekuatan lebih dari 170 kilometer per jam dan curah hujan ekstrem.
Topan Kalmaegi memicu banjir bandang serta tanah longsor di beberapa wilayah utama, termasuk Cebu, Leyte, Samar, dan Negros Occidental.
Kantor Pertahanan Sipil Filipina melaporkan lebih dari 1,9 juta orang terdampak.
Sementara 560.000 warga mengungsi, termasuk 450.000 orang yang kini berlindung di pusat-pusat evakuasi sementara.
Provinsi Cebu mencatat korban terbanyak dengan lebih dari 70 orang meninggal dunia, sebagian besar akibat tenggelam atau tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh.
“Ini adalah banjir terburuk yang pernah kami alami dalam sejarah Cebu,” kata Gubernur Pamela Baricuatro, dikutip dari The New York Times.
Baricuatro menambahkan, kondisi diperparah oleh penambangan liar di hulu sungai dan saluran air yang tersumbat limbah konstruksi, yang menyebabkan air meluap dengan cepat ke permukiman padat penduduk.
5. Elon Musk Terima Gaji Rp16.700 Triliun dari Tesla, Jadi CEO dengan Bayaran Terbesar di Dunia
CEO Tesla, Elon Musk, resmi mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk menerima paket gaji fantastis senilai 1 triliun dolar AS atau Rp 16.700 triliun.
Keputusan ini menjadikan Musk sebagai pemimpin perusahaan dengan bayaran terbesar di dunia — bahkan melampaui seluruh rekor gaji eksekutif sebelumnya.
Mengutip laporan Reuters, persetujuan kenaikan gaji Elon Musk diumumkan dalam rapat tahunan Tesla yang digelar di pabrik utama perusahaan di Austin, Texas, pada Kamis (6/11/2025).
Lebih dari 75 persen investor mendukung paket kompensasi raksasa itu, yang disebut-sebut sebagai “pembayaran terbesar dalam sejarah korporasi modern”.
Mereka menilai kompensasi besar itu merupakan bentuk penghargaan sekaligus strategi untuk mempertahankan Musk agar tetap memimpin perusahaan menuju masa depan yang lebih ambisius.
Terlebih belakangan ini kesuksesan Tesla sangat bergantung pada kepemimpinan dan visi jangka panjang Elon Musk.
Sejak Trump memimpin, Tesla tidak hanya menjadi pelopor kendaraan listrik dunia, tetapi juga berkembang menjadi perusahaan teknologi dengan inovasi yang berkelanjutan.
Baca juga: 10 CEO dengan Bayaran Termahal di Dunia: Elon Musk Raup Rp390,3 Triliun
Namun paket gaji ini bukan berupa uang tunai, melainkan saham Tesla yang akan Musk peroleh jika perusahaan mencapai target pertumbuhan tertentu.
Dengan pencapaian itu, Musk berpotensi mengantongi nilai saham dengan nilai fantastis dalam satu dekade mendatang.
Adapun gaji yang akan diterima Musk berbasis saham, di mana Musk akan menerima pembayaran bertahap jika Tesla mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dewan direksi.
(Tribunnews.com)
| Topan Kalmaegi Renggut 117 Korban Jiwa, Filipina Nyatakan Bencana Nasional |
|
|---|
| Israel Kunci Perbatasan Mesir, Perintahkan IDF Siaga Penuh Hadapi Penyelundupan Senjata |
|
|---|
| Kemenangan Zohran Mamdani Bikin Israel Murka, Warga Yahudi Diminta Tinggalkan Jantung AS |
|
|---|
| Trump Peringatkan Walkot Terpilih New York Zohran Mamdani: Hormati Washington Kalau Mau Berhasil! |
|
|---|
| Profil Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama di New York City |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.