Kemajuan Sistem Kesehatan Pakistan Disebut Terhambat karena Seringnya Pergantian Menteri
Pakistan disebut-sebut mengalami masalah internal di Kementerian Kesehatan, dengan sering terjadinya pergantian menteri.
Para pejabat terpaksa berfokus pada visibilitas langsung ketimbang hasil berkelanjutan, sehingga terciptalah siklus di mana inisiatif jangka pendek diprioritaskan daripada reformasi sistemik.
Birokrasi yang seharusnya melaksanakan kebijakan ini menjadi lumpuh, terjebak di antara arahan yang terus-menerus berubah dalam nada dan prioritas.
Laporan menunjukkan bahwa pola ketidakstabilan ini bukanlah fenomena baru.
Selama dekade terakhir, Pakistan telah mengalami pergantian menteri kesehatan, masing-masing dengan waktu terbatas untuk memahami sistem, apalagi memperkenalkan reformasi struktural.
Program kesehatan masyarakat, alokasi dana diterapkan secara tidak konsisten, dan pengawasan regulasi menjadi tidak menentu.
Kesenjangan tata kelola
Paradoks perawatan kesehatan di Pakistan dinilai tidak menghadapi kekurangan pengetahuan medis, melainkan kurangnya kohesi administratif.
Dokter, perawat, dan paramedis secara rutin menunjukkan kompetensi dan dedikasi, namun upaya mereka seringkali dinetralkan oleh manajemen.
Rumah sakit terbebani oleh distribusi sumber daya yang tidak selaras, pengadaan yang tertunda, dan koordinasi yang terfragmentasi antara otoritas provinsi dan federal.
Pusat kesehatan pedesaan, yang melayani populasi paling rentan, sering kali berfungsi tanpa peralatan penting, personel terlatih, atau obat-obatan dasar.
Kekosongan administratif ini membuat kesehatan masyarakat bergantung pada intervensi ad hoc alih-alih perencanaan strategis.
Berbagai arahan dari menteri yang baru dilantik mungkin menjanjikan peningkatan, pelatihan, atau pengadaan teknologi, tetapi inisiatif ini jarang bertahan setelah kepergian pejabat yang memperjuangkannya.
Kerapuhan sistem ini terungkap bukan pada saat layanan rutin, melainkan pada saat krisis.
Ketika wabah penyakit, bencana alam, atau keadaan darurat kesehatan melanda, kurangnya memori dan kontinuitas institusional justru memperkuat dampaknya, mengubah situasi yang sebenarnya dapat dikelola menjadi tragedi berskala besar.
Menurut laporan kantor berita Dawn, Menteri Layanan Kesehatan Pakistan Syed Mustafa Kamal pernah mengatakan bahwa sistem kesehatan Pakistan dilanda sejumlah kekurangan fundamental.
Ia juga menyebutkan sekitar 68 persen penyakit di Pakistan disebabkan oleh air yang terkontaminasi, karena Pakistan kekurangan sistem pembuangan limbah.
| Satgas BLBI Akan Dibubarkan, Menkeu Purbaya: Tagihan Tetap Berjalan |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Ikut Arahan Presiden Prabowo soal Utang Kereta Cepat Whoosh |
|
|---|
| Menkum Supratman Tekankan Isu Royalti dan Kekayaan Intelektual dalam Forum ASEAN–Jepang |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Ngaku Sudah Kantongi Rp 8 Triliun dari 200 Pengemplang Pajak |
|
|---|
| Pelukan Hangat Menhan Sjafrie Antar Jenderal Top Yordania usai Diskusi Soal Gaza |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.