Minggu, 21 September 2025

Jokowi dan Kiprah Politiknya

Hubungan Sudah Kandas, Kini Jokowi dan PDIP Sama-sama Mengklaim Jadi Target Pelemahan Politik

Sepanjang kiprahnya di dunia politik, nama Jokowi tak lepas dari PDIP. Namun, setelah hubungan politik kandas, keduanya mengaku sama-sama ditarget.

Biro Pers Sekretariat Presiden RI dan Istimewa
JOKOWI DAN PDIP - Kolase Foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat di Istana Merdeka, Jakarta pada 16 Desember 2021, dan logo partai yang membesarkan namanya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Setelah hubungan politik kandas, kini Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan mantan partai yang membesarkan namanya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) justru baru saja melontarkan klaim yang serupa. Yakni, sama-sama mengklaim menjadi target pelemahan politik. 

Malahan, ia memilih untuk memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang resmi diumumkan pada 22 Oktober 2023.

Puncak keretakan hubungan antara Jokowi dan PDIP pun terjadi kala partai politik dengan ketua umum Megawati Sukarnoputri itu memecat Jokowi beserta sang putra dan menantu, Gibran dan Bobby Nasution pada Desember 2024.

Setelah relasi antara Jokowi dan PDIP kandas, kini keduanya sama-sama merasa dilemahkan posisi politiknya hingga merusak reputasi.

Akan tetapi, tidak terungkap secara pasti, siapa pihak yang dimaksud menargetkan Jokowi maupun PDIP.

Jokowi: Ada Agenda Besar Politik

Jokowi memberi tanggapan mengenai beberapa isu yang menerpanya setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden RI.

Misalnya, tudingan ijazah S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) miliknya palsu dan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi Wakil Presiden RI.

Dalam tanggapannya, Jokowi mengaku memiliki feeling atau firasat bahwa ada agenda besar di balik kedua isu tersebut.

“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu, pemakzulan,” kata Jokowi, saat ditemui di kediaman Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (14/7/2025) lalu, dikutip dari TribunSolo.

Menurut Jokowi, agenda besar politik tersebut bertujuan untuk menjatuhkan reputasinya serta mengaburkan pencapaian yang ia raih selama dua periode menjabat presiden.

“Perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik untuk men-downgrade,” jelasnya.

Meski begitu, Jokowi tetap tenang dan merasa biasa.

“Buat saya biasa-biasa saja. Termasuk itu (pemakzulan). Isu ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres saya kira ada agenda besar politik,” ujar Jokowi.

Soal tudingan ijazah palsu yang laporannya di Polda Metro Jaya sudah naik ke tahap penyidikan, Jokowi menyerahkannya kepada hukum yang berlaku.

“Ini kan dalam proses hukum. Saya baca kemarin sudah dalam proses penyidikan. Ya sudah serahkan kepada proses hukum yang ada. Kemudian nanti kita lihat di sidang yang ada di pengadilan seperti apa,” tuturnya.

Tak lama setelah pernyataan soal agenda besar politik, Jokowi melontarkan dugaan adanya orang besar yang menyokong upaya atau agenda penjatuhan integritas atau reputasi dirinya dan keluarga.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan