Jumat, 19 September 2025

Jokowi dan Kiprah Politiknya

Hubungan Sudah Kandas, Kini Jokowi dan PDIP Sama-sama Mengklaim Jadi Target Pelemahan Politik

Sepanjang kiprahnya di dunia politik, nama Jokowi tak lepas dari PDIP. Namun, setelah hubungan politik kandas, keduanya mengaku sama-sama ditarget.

Biro Pers Sekretariat Presiden RI dan Istimewa
JOKOWI DAN PDIP - Kolase Foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat di Istana Merdeka, Jakarta pada 16 Desember 2021, dan logo partai yang membesarkan namanya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Setelah hubungan politik kandas, kini Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan mantan partai yang membesarkan namanya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) justru baru saja melontarkan klaim yang serupa. Yakni, sama-sama mengklaim menjadi target pelemahan politik. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah hubungan politik kandas, kini Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan mantan partai yang membesarkan namanya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) justru baru saja melontarkan klaim yang serupa.

Jokowi dan PDIP sama-sama mengklaim menjadi target pelemahan politik.

Sepanjang kiprahnya di dunia politik, nama Jokowi tak lepas dari nama partai berlogo kepala banteng berwarna hitam dengan moncong putih itu.

Sejarah antara Jokowi dan PDIP memang panjang.

Bermula pada 2004 silam, Jokowi yang saat itu masih menjadi pengusaha mebel sukses di Solo dan belum memiliki pengalaman politik formal, bergabung dengan PDIP.

PDIP menjadi partai tempat pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961 itu memulai dan mengembangkan karier politiknya.

Ayah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka itu lalu menjadi salah satu pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo.

Lalu, Jokowi diusung PDIP untuk maju menjadi Calon Wali Kota Solo bersama FX Hadi Rudyatmo sebagai pendampingnya di Pemilihan Wali Kota atau Pilwalkot Kota Solo 2025 hingga akhirnya menang.

Kemudian, Jokowi diantar oleh PDIP naik ke panggung politik ibu kota hingga terpilih menjadi Gubernur Jakarta pada 2012, dengan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Karier Jokowi semakin menanjak ketika ia kembali digotong oleh PDIP untuk mengikuti Pemilihan Presiden atau Pilpres 2014.

Saat itu, Jokowi juga belum genap menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama satu periode alias hanya dua tahun, sebelum akhirnya terpilih menjadi Presiden RI pada 2014.

Baca juga: Menerka Makna di Balik Rangkulan Prananda Prabowo terhadap Puan Maharani Saat Bimtek PDIP di Bali

PDIP pun melanjutkan dukungannya untuk Jokowi sampai menjadi Presiden RI selama dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024.

Akan tetapi, di akhir masa kekuasaan Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia, hubungannya dengan PDIP terindikasi mulai retak.

Sejatinya, kerenggangan dalam hubungan Jokowi dan PDIP sudah mulai terlihat pada 2023.

Keretakan kentara ketika Jokowi tidak mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung PDIP untuk Pilpres 2024, yakni Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan