Rabu, 5 November 2025

Ahmad Sahroni Sebut Orang Mau Bubarkan DPR adalah Tolol, Ahli di Sidang MKD: Bukan Ucapan Kriminal

Ahli menganggap pernyataan Sahroni yang menyebut orang yang ingin bubarkan DPR adalah tolol bukanlah ucapan kriminal.

Tangkapan layar dari YouTube DPR RI
UCAPAN AHMAD SAHRONI - Ahli sosiologi hukum, Trubus Rahardiansah, saat dihadirkan sebagai ahli dalam sidang etik terhadap lima anggota DPR nonaktif, Senin (3/11/2025). Ia menganggap pernyataan Sahroni yang menyebut orang yang ingin bubarkan DPR adalah tolol bukanlah ucapan kriminal. 

Sebelumnya, Sahroni menyampaikan pernyataan kontroversial dengan menyebut orang yang mengusulkan DPR agar dibubarkan adalah tolol.

"Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita," ujar Sahroni pada 22 Agustus 2025 lalu.

Setelah pernyataannya itu menuai kecaman, Sahroni pun memberikan klarifikasinya.

Dia mengeklaim tidak bermaksud untuk merendahkan masyarakat yang belakangan menyerukan agar DPR dibubarkan imbas isu kenaikan gaji wakil rakyat.

Sahroni juga mengatakan bahwa pernyataan 'orang tolol' dimaksudkan untuk orang yang berpikir bahwa DPR bisa dibubarkan begitu saja.

"Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada," katanya pada 26 Agustus 2025.

Baca juga: Sidang Etik Uya Kuya-Eko Patrio, Saksi Sebut Joget saat Sidang Tahunan MPR Wujud Apresiasi

Sahroni menegaskan, yang disorotinya adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena isu gaji dan tunjangan anggota. 

“Iya, masalah ngomong bubarin pada pokok yang memang sebelumnya adalah ada problem tentang masalah gaji dan tunjangan. Nah, kan itu perlu dijelasin bagaimana itu tunjangan, bagaimana itu tunjangan rumah. Kan perlu penjelasan yang detail dan teknis,” tutur Sahroni. 

“Maka itu enggak make sense kalau pembubaran DPR, cuma gara-gara yang tidak dapat informasi lengkap tentang tunjangan-tunjangan itu,” sambungnya.

Berujung Dimutasi 

Setelah pernyataan kontroversialnya, Sahroni pun dimutasi dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR.

Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem, Hermawi Taslim.

"Benar (Ahmad Sahroni dimutasi)," katanya pada 29 Agustus 2025.

Namun, Hermawi membantah mutasi dilakukan buntut pernyataan kontroversial Sahroni.

Dia menegaskan mutasi dilakukan dalam rangka penyegaran.

"Hanya rotasi rutin, tidak ada pencopotan. Hanya penyegaran," kata Hermawi.

Pasca mutasi itu, Sahroni seakan hilang ditelan bumi meski kediamannya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, berujung dijarah oleh masyarakat.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Igman Ibrahim)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved