Selasa, 11 November 2025

Gelar Pahlawan Nasional

“Saya Undang Anda Ziarah ke Makam Marsinah di Nganjuk”: Permintaan Kakak ke Kapolri

Kakak Marsinah undang Kapolri ke makam adiknya di Nganjuk, mengingat perjuangan buruh dan kasus HAM yang belum tuntas.

Penulis: Reynas Abdila
Tribunnews.com/Reynas Abdila
MARSINAH – Kakak aktivis buruh Marsinah, Marsini, berbincang dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo usai jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/11/2025). Permintaan Marsini agar Kapolri berziarah ke makam Marsinah, Pahlawan Nasional, di Nganjuk menjadi pengingat perjuangan buruh dan penegakan HAM. 

Ringkasan Berita:
  • Kakak Marsinah undang Kapolri ziarah ke makam, ajakan sarat makna sejarah.
  • Marsinah dianugerahi Pahlawan Nasional, perjuangan buruh tetap dikenang publik.
  • Polri dan serikat buruh dialog kolaboratif untuk perlindungan hak pekerja.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendapat undangan untuk berziarah ke makam Marsinah di Nganjuk, Jawa Timur, dari kakaknya, Marsini.

Permintaan ini disampaikan usai pertemuan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Senin (10/11/2025), dalam rangka memperkuat kolaborasi antara Polri dan elemen buruh.

Marsini hadir dalam kesempatan tersebut usai mewakili adiknya, Marsinah, yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada hari yang sama.

Marsinah dikenal sebagai aktivis buruh perempuan yang gugur pada 1993 karena memperjuangkan hak-hak pekerja pabrik, khususnya di PT Catur Putra Surya, pabrik jam tangan di Sidoarjo,Jawa Timur.

“Bapak Kapolri, saya undang berziarah dan berkunjung ke Nganjuk,” ungkap Marsini.

Ia juga mengajak Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan, Andi Gani, untuk turut serta dalam ziarah dan merealisasikan pembangunan museum serta rumah singgah untuk mengenang Marsinah.

Marsini menilai kehadiran desk ketenagakerjaan di Polri penting untuk menyelesaikan persoalan buruh.

“Kami selaku kakak Marsinah, merasa bangga Bapak Kapolri peduli ke buruh dan melindungi buruh seperti yang diperjuangkan adik kami, Ibu Marsinah,” ujar Marsini.

Baca juga: Mengintip Rumah Cendana: Tempat Soeharto Dulu Berkumpul, Kini Ditinggal Anak-anaknya

Kapolri Jenderal Sigit menegaskan komitmen Polri dalam melindungi hak pekerja.

“Desk Ketenagakerjaan telah menjalin kerja sama dengan Kemenaker RI, serikat buruh, serta empat perusahaan di Cirebon dan Brebes untuk mempekerjakan kembali 2.275 buruh terdampak PHK. Ke depan, terdapat potensi penyerapan hingga 70 ribu orang,” jelas Sigit.

Selain itu, Polri aktif hadir dalam berbagai kegiatan buruh, seperti buka puasa bersama, pembagian takjil gratis, peringatan Hari Buruh, bakti sosial, dan pembangunan Pusdiklat KSPSI di Purwakarta.

Sigit menekankan kolaborasi dengan Konfederasi Buruh Internasional dan serikat buruh Indonesia untuk memperkuat perlindungan hak buruh serta menciptakan iklim ketenagakerjaan yang kondusif dan berkeadilan.

Marsinah dan Misteri Kematian

MARSINAH - Tangis keluarga pecah saat penghormatan Marsinah di Istana Negara. Aktivis buruh itu kini resmi jadi Pahlawan Nasional.
MARSINAH - Tangis keluarga pecah saat penghormatan Marsinah di Istana Negara. Aktivis buruh itu kini resmi jadi Pahlawan Nasional. (Igman Ibrahim)

Marsinah adalah buruh perempuan di PT Catur Putra Surya, pabrik jam tangan di Sidoarjo. Ia aktif memimpin unjuk rasa menuntut kenaikan upah pada Mei 1993.

Pada 5 Mei 1993, Marsinah menghilang, dan jasadnya ditemukan pada 8 atau 9 Mei 1993 di Desa Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, dalam kondisi mengenaskan dengan tanda-tanda penyiksaan berat, termasuk tulang patah dan kerusakan organ dalam.

Kasus ini ditangani oleh Tim Terpadu Bakorstanasda Jawa Timur yang dibentuk pada 30 September 1993, dipimpin Kapolda Jatim dan beranggotakan penyidik Polda Jatim serta Detasemen Intelijen Brawijaya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved