Kamis, 20 November 2025

Ijazah Jokowi

Profil dan Rekam Jejak Henri Subiakto, Profesor yang Akan Dihadirkan Kubu Roy Suryo

Henri Subiakto, guru besar ilmu komunikasi dari Unair, akan didatangkan sebagai salah satu ahli oleh kubu pakar telematika Roy Suryo.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
ISTIMEWA
SAKSI AHLI - Henri Subiakto ketika masih menjadi Staf Ahli Menkominfo. Henri akan didatangkan sebagai salah satu ahli oleh kubu pakar telematika Roy Suryo. 
Ringkasan Berita:
  • Henri Subiakto akan dihadirkan sebagai salah satu ahli oleh kubu pakar telematika Roy Suryo.
  • Henri dikenal luas sebagai pakar ilmu komunikasi Universitas Airlangga.
  • Dia pernah menjadi Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum.

TRIBUNNEWS.COM - Henri Subiakto, guru besar ilmu komunikasi dari Universitas Airlangga, akan didatangkan sebagai salah satu ahli oleh kubu pakar telematika Roy Suryo dalam kasus tudingan ijazah palsu mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Adapun saat ini Roy Suryo, pakar forensik digital Rismon Hasiholan Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa yang berstatus tersangka belum ditahan karena ada permohonan ahli dan saksi yang meringankan.

Pengacara kubu Roy Suryo c.s., Ahmad Khozinudin, berujar para saksi dan ahli telah diajukan kepada penyidik Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

"Jadwal masih menunggu surat panggilan dari penyidik," kata Khozinudin, Senin, (17/11/2025).

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan sekarang penyidik masih berproses untuk memanggil para ahli dan saksi.

"Kami melakukan pemanggilan terhadap saksi dan ahli yang diajukan termasuk 5 orang di kluster pertama," ucap Budi.

Budi belum menyampaikan kapan ahli dan saksi akan dimintai keterangan di Polda Metro Jaya.

"Surat (panggilan) saat ini di meja Dir (Dirreskrimum PMJ Kombes Iman Imanuddin, red)," kata dia.

Profil Henri Subiakto

Prof. Henri Subiakto dikenal sebagai pakar ilmu komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Dia lahir di Yogyakarta pada tanggal 29 Maret 1963.

Pada tahun 1987 dia lulus dari program S-1 Komunikasi Universitas Gadjah Mada dan S-1 Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia. Lalu, dia melanjutkan kuliah S-2 Komunikasi di Universitas Indonesia (lulus 1996) dan S-3 Ilmu Sosial di Universitas Airlangga (lulus 2010).

Baca juga: Sosok Azmi Syahputra, Ahli Hukum Pidana yang Akan Didatangkan Kubu Roy Suryo

Henri menjadi staf pengajar di Unair sejak tahun 1987. Dia kemudian dikukuhkan sebagai guru besar Unair pada tanggal 30 April 2016.

Saat pengukuhan, dia membacakan orasi ilmiahnya yang berjudul “Transformasi Teknologi Komunikasi Digital terhadap Perubahan Sosial sebagai Persoalan Aktual”.

Pada tahun 2003 dia pernah meraih penghargaan bidang jurnalisme dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Kemudian, pada tahun 2006 dia mengikuti International Fellow on Short Course of Advance Research for Communication di Edith Cowan University, Perth, Australia.

Pakar komunikasi ini pernah menjadi Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum. Lalu, dia juga pernah terlibat dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebelum menjadi staf ahli bidang hukum, Henry pernah dipercaya sebagai Staf Ahli Menkominfo bidang komunikasi dan media massa.

Pada tahun 2007 dia diangkat menjadi Komisaris Utama (Ketua Dewas) Perum LKBN. Lalu, pada tahun 2013 dia sempat menjadi Komisaris PT Metra Digital (Telkom Group).

Selain itu, dia pernah pernah dipercaya sebagai Direktur Media Watch dan Ombudsman Jawa Pos Grup

Henri pernah menerbitkan beberapa buku tentang kebijakan komunikasi, politik, dan demokrasi.

Pernah Singgung Tokoh yang Tak Tamat Sekolah

Dikutip dari Tribun Jateng, beberapa tahun lalu Henri pernah disorot karena menyinggung seorang tokoh yang tidak tamat kuliah, tetapi bisa mendapat jabatan tinggi. Dia juga menduga tokoh itu akan membuat manuver politik dalam pilkada atau pemilu.

"Ada tokoh yg sekolah gak tamat, tp jabatannya melambung, dan perusahaanya untung. Kemarin jabatannya diganti orang yg kebijakannya gak nyambung, tambah perusahaan miliknya lg buntung. Logislah lalu bermanuver politik, siapa tahu 2022/2024 kembali beruntung," tulis Henri dalam twitnya pada bulan Februari 2021.

Baca juga: Henri Subiakto: Penangkapan Palti Salah Menerapkan Pasal UU ITE

Twitnya direspons oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan emoticon. Henri lalu membalasnya dan meminta maaf.

"Wah makasih bu sudah muncul   kita seangkatan saat SMA di Jogja. Anda di SMA Teladan, saya di SMA Muhi. Anda dari Penanjung Pangandaran, saya tdk tll terkenal. Tp saya tentu kenal siapa bu Susi, Fuad, Taufik, dan almarhum Oji. Maaf kalau tersinggung," kata Henri.

(Tribunnews/Febri/Reynas Abdilla)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved