Sabtu, 22 November 2025

Penculikan Balita di Makassar

Kasus Penculikan Bilqis Jadi Bukti Nyata Kejahatan Terhadap Anak Masih Merajalela

Penemuan Bilqis, balita berusia 4 tahun asal Makassar, bukan sekadar akhir bahagia dari sebuah pencarian orang hilang. 

Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
KEJAHATAN TERHADAP ANAK - Dewan Penasihat Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPP Polri), AH Bimo Suryono, bicara soal kasus Bilqis, balita berusia 4 tahun asal Makassar yang ditemukan di pedalaman Jambi, bukan sekadar akhir bahagia dari sebuah pencarian orang hilang.  

Ringkasan Berita:
  • Kasus Bilqis Ungkap Modus TPPO Berkedok Adopsi.
  • Pelaku Beroperasi Secara Profesional dan Sistematis.
  • Pengungkapan Berhasil Berkat Teknologi Investigasi Modern.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Penemuan Bilqis, balita berusia 4 tahun asal Makassar yang ditemukan di pedalaman Jambi, bukan sekadar akhir bahagia dari sebuah pencarian orang hilang. 

Dewan Penasihat Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPP Polri), AH Bimo Suryono, menegaskan bahwa kasus ini adalah alarm keras bahwa kejahatan terhadap anak masih merajalela dan menjadi ancaman nyata di tengah masyarakat.

Dalam keterangan resminya pada Selasa (18/11/2025), Bimo menyoroti bagaimana kasus ini membuka mata publik terhadap pola kejahatan yang semakin rapi dan tersembunyi.

Ancaman kejahatan terhadap anak kini tidak selalu tampil dengan kekerasan fisik yang mencolok, melainkan bersembunyi di balik kedok masalah domestik.

Dalam kasus Bilqis, polisi menetapkan empat tersangka, yakni SY (30), NH (29), MA (42), dan AS (36). 

Investigasi mendalam mengungkap adanya indikasi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus adopsi ilegal. 

Fakta mengerikan lainnya terungkap bahwa pelaku utama, SY, diduga pernah menjual dua anak kandungnya sendiri beberapa tahun silam.

"Modus seperti ini ingin tampak sebagai urusan keluarga, padahal struktur komunikasinya menunjukkan pola komersial," kata Bimo Suryono, yang juga merupakan Ketua Umum KBPP Polri periode 2015–2021.

Menurut Bimo, motif ekonomi ini baru terlihat jelas setelah pihak kepolisian membedah percakapan elektronik dan aliran informasi digital para pelaku.

Indikasi bahwa kejahatan ini dilakukan secara profesional terlihat dari cara pelaku beraksi. 

Bilqis diculik tanpa suara, tanpa jeritan, dan tanpa perlawanan. 

Rekaman CCTV hanya memperlihatkan seorang perempuan berjalan tenang menggandeng korban bersama dua balita lainnya.

"Modus pengambilan diam-diam seperti ini biasanya dilakukan oleh pelaku yang sudah mengamati korban dan lingkungan sebelumnya," jelas Bimo. 

Hal ini menandakan bahwa predator anak kini beroperasi dengan pengamatan matang, menjadikan lingkungan yang tampak aman sekalipun menjadi rentan.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved