Kasus Korupsi Minyak Mentah
Sidang Korupsi Minyak Pertamina, Terungkap Alur Pengadaan Sewa Kapal VLCC Olympic Luna
Eks Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina International Shipping, Muhamad Resa mengungkapkan alur pengadaan kapal pengangkut minyak mentah.
Ringkasan Berita:
- Setelah negosiasi harga penawaran naik hingga menyentuh angka 10,5 juta dolar AS
- Pengiriman minyak mentah dari Nigeria menuju Cilacap terbagi dalam dua bagian besar
- PT KPI menganggap harga kapal Suezmax mahal hingga akhirnya menyodorkan alternatif kapal VLCC
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina International Shipping, Muhamad Resa mengungkapkan alur pengadaan kapal pengangkut minyak mentah dari Afrika ke Indonesia.
Dalam persidangan, Resa mengatakan pengadaan sewa kapal VLCC Olympic Luna mencapai 6,9 juta dolar AS untuk sekali angkut.
Hal itu terungkap saat Resa dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (Persero) 2018-2023 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025) malam.
Duduk sebagai terdakwa dalam kasus ini di antaranya:
- Sani Dinar Saifuddin selaku Direktur Feedstock And Produk Optimization PT Pertamina Internasional
- Yoki Firnandi selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping
- Agus Purwono selaku Vice President (VP) Feedstock
- Muhammad Kerry Andrianto Riza selaku Beneficial Owner PT Navigator Katulistiwa
- Dimas Werhaspati selaku Komisaris PT Navigator Katulistiwa
- Gading Ramadhan Joedo selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
Awalnya jaksa penuntut umum (JPU) menanyakan soal pengetahuan Resa soal komunikasi permintaan dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terkait pengadaan kapal untuk mengangkut minyak mentah dari Afrika Barat.
Baca juga: Eksepsi Riva Siahaan Cs Ditolak Hakim, Sidang Korupsi Minyak Mentah Lanjut ke Tahap Pembuktian
Menurut jaksa, PT KPI melakukan pelelangan untuk pengangkutan minyak mentah kurang dari satu juta barel dari Afrika ke Indonesia.
"Apakah pernah PT (Pertamina International Shipping) PIS menerima surat dari KPI terkait permintaan penawaran harga dari PIS untuk mengadakan kapal untuk minyak mentah tadi dari Afrika Barat ke Indonesia," tanya jaksa dalam persidangan.
Mendengar pertanyaan hakim, Resa mengatakan pengiriman minyak mentah dari Nigeria menuju Cilacap terbagi dua bagian besar.
Menurut dia, pada 15 November 2022 PT KPI mengirimkan kepada pihak PT PIS untuk menyiapkan atau memberikan penawaran kapal dengan ukuran Suezmax.
Baca juga: Eksepsi Riva Siahaan Cs Ditolak Hakim, Sidang Korupsi Minyak Mentah Lanjut ke Tahap Pembuktian
"Jadi kalau gambaran besarnya tahap pertama itu tanggal 15 November sampai 7 Desember 2022. Dan setelah itu tanggal 7 Desember sampai 30 Desember 2022," jawab Resa.
Resa menerangkan tahap pertama pengadaan ukuran Suezmax harga pasarnya cukup tinggi.
Kemudian terjadi negosiasi dengan PT KPI hingga 7 Desember 2022.
Resa menerangkan pada tahap pertama pihaknya menawarkan 9,4 juta dolar AS (USD) untuk sekali pengangkutan.
Setelah terjadi negosiasi karena harga naik penawaran menyentuh angka 10,5 juta dolar AS.
"Malah lebih mahal. Fluktuatifnya karena kurs dolar atau karena pasarannya juga fluktuatif seperti itu," tanya jaksa.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Sidang-perkara-korupsi-tata-kelola-minyak-mentah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.