Anggota Komisi XI DPR Optimistis Ekspor Indonesia Menguat di 2023
Menurut Misbakhun, kebijakan hilirisasi pertambangan ini menjadi satu modal besar Indonesia dalam meningkatkan nilai ekspor
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya lebih memperkuat nilai perdagangan ekspor Indonesia pada tahun 2023, setelah di tahun 2022 kemarin mengalai peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai ekspor mencapai USD268 miliar.
Permintaan Presiden Jokowi ini dinilai oleh Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun sangat tepat setelah nilai ekspor dan kinerja ekonomi nasional di tahun kemarin sangat positif.
Bahkan, dengan adanya kebijakan hilirisasi di sektor pertambangan ini akan menguatkan nilai ekspor Indonesia di tahun 2023.
Baca juga: Data BPS 2022, Nilai Ekspor Tumbuh 26,07 Persen
“Terkait dengan permintaan presiden terhadap pertumbuhan ekspor kita, saya yakin bahwa kinerja ekonomi terutama hilirisasi di sektor pertambangan, di sektor mineral ini akan memberikan dampak yang kuat terhadap ekspor kita di tahun 2023 nanti,” kata Misbakhun kepada wartawan, Selasa (17/1/2023).
Dikatakan legislator Partai Golkar ini, larangan ekspor bahan mentah oleh Presiden Jokowi sejauh ini belum berjalan efektif, karena posisi Indonesia terhadap larangan ekspor nikel ini masih mengalami banting sehingga ekspor Indonesia akan memiliki nilai tambah.
“Bukan bahan baku mentah ya. Kemudian presiden juga melarang ekspor bauksit. Bauksit dilarang oleh pemerintah juga untuk memperkuat hilirisasi pertambangan kita,” ujar dia.
Menurut Misbakhun, kebijakan hilirisasi pertambangan ini menjadi satu modal besar Indonesia dalam meningkatkan nilai ekspor, karena yang akan diekspor ke depan bukanlah bahan mentah tetapi bahan jadi yang memiliki nilai jual sangat tinggi.
“Hilirisasi ini akan memberikan penguatan yang luar biasa terhadap nilai ekspor Indonesia. Jadi menurut saya larangan ekspor ini adalah bagus apabila larangan itu adalah larangan ekspor untuk bahan baku, bahan mentah dan sebagainya,” ucapnya.
Baca juga: Turun Tipis, BPS: Nilai Ekspor Desember 2022 Cuma 23,83 Miliar Dolar AS
Dijelaskan Misbakhun, jika larangan ekspor bahan mentah ini dilakukan dengan baik maka akan memberikan nilai tambah, dan pertumbuhan ekspor ini tentunya harus dibarengi dengan peningkatan cadangan devisa.
“Saya setuju dengan Presiden, makanya devisa hasil ekspor harus dikuatkan regulasinya oleh Bank Indonesia. Bahwa semua ekspor bahan baku bahan mentah dan bahan jadi yang berasal dari Indonesia, maka devisa hasil ekspornya harus masuk ke perbankan Nasional Indonesia,” kata dia.
“Kalimat harus ini, harusnya menjadi aturan yang ditegakkan baik itu oleh bank sentral maupun perbankan nasional kita, karena ini juga akan memberikan penguatan terhadap cadangan devisa kita. Tinggal bagaimana tidak melanggar undang-undang sistem devisa bebas, tidak melanggar aturan-aturan yang ada di sana maka harus dibuat aturan baru yang mengakomodasi bagaimana memperkuat sistem cadangan devisa kita dengan hasil ekspor kita yang meningkat tajam tersebut,” lanjutnya.
Untuk itu, anak buah Airlangga Hartarto ini mengusulkan agar disinkronkan semua aturan-aturan yang berkaitan dengan ekspor di sektor keuangan.
“Misalnya kalau ada emiten di pasar modal yang bergerak di bidang ekspor hasil pertambangan, maka dia kemudian mendapatkan pembiayaan dari perbankan nasional, maka dibuat aturan yang terintegrasi yang kuat bahwa dia harus merepatriasi devisa hasil ekspornya, harus di perbankan nasional. Karena Ini dampaknya sangat signifikan terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.
Baca juga: Permintaan Meningkat, Ekspor Minyak Iran Catat Level Tertinggi Sejak 2019
Sementara itu, peneliti INDEF Eko Listiyanto mengatakan, untuk mencapai target yang diinginkan Presiden Jokowi maka larangan melakukan ekspor dalam bentuk bahan mentah harus terjadi, maka dengan sendirinya target tersebut bisa terealisasi di tahun ini.
“Target tersebut tentu memerlukan percepatan hilirisasi produk komoditas yang diatur untuk dilarang ekspor dalam bentuk mentah. Jika target hilirisasinya meleset, maka target ekspor tersebut kemungkinan akan ikut meleset,” katanya.
Oleh sebab itu, cara tepat untuk melakukan itu adalah menaikan cadangan devisa dengan meningkatkan ekspor lebih besar ke luar negeri.
“Di sisi lain, juga perlu memastikan tidak membuat kebijakan yang memicu impor, terutama pada produk yang konten impornya masih tinggi atau TKDN nya masih rendah,” tandasnya.
Januari-April 2025 Ekspor Sepatu Olahraga RI Merosot Akibat Melemahnya Permintaan dari AS dan Eropa |
![]() |
---|
Ekspor Pakaian Olahraga Indonesia Pada 2024 Capai Rp 7,8 Triliun, Tujuan AS hingga Korse |
![]() |
---|
UMKM Naik Kelas! BRI Kembali Fasilitasi Pelatihan Ekspor hingga Konsultasi Desain |
![]() |
---|
Fakta Kemenyan: Bukan Aroma Mistis, tapi Keajaiban dari Alam Indonesia |
![]() |
---|
KPK Beberkan Buruknya Tata Kelola Tambang Sejak 2009: Izin Tumpang Tindih dan Pengelolaan Amburadul |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.