Inalum Percepat Hilirisasi Aluminium untuk Penuhi Kebutuhan Nasional yang Melonjak 600 Persen
Kebutuhan aluminium nasional masih sangat bergantung pada pasokan impor yang mencapai 54 persen.
Butuh dukungan pemerintah
Arif menegaskan bahwa hilirisasi aluminium tidak bisa dilakukan oleh Inalum sendirian. Ekosistem industri aluminium sangat bergantung pada dukungan lintas kementerian, terutama terkait pasokan energi, tata ruang, lingkungan, pembiayaan, hingga regulasi industri.
Ia menjelaskan bahwa percepatan pembangunan SGAR dan smelter baru membutuhkan koordinasi erat antara Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian ATR/BPN, serta Pemerintah Daerah Kalimantan Barat yang menjadi lokasi proyek.
“Industri aluminium adalah industri energi-intensif. Konsistensi pasokan listrik—lebih baik lagi jika berbasis energi hijau—menjadi faktor penentu daya saing. Karena itu, dukungan pemerintah sangat penting untuk memastikan semua proyek hilirisasi dapat berjalan cepat,” kata Arif.
Inalum juga menegaskan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan global berbasis aluminium terpadu yang ramah lingkungan. Komitmen keberlanjutan diwujudkan melalui peningkatan kompetensi SDM secara berkelanjutan, operasional yang aman, serta pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui CSR.
“Kami selalu berkomitmen menjaga kesinambungan lingkungan dan memperkuat kapasitas SDM. Ekspansi industri harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penguatan ekonomi nasional,” ujar Arif.
Dengan roadmap hilirisasi dan ekspansi produksi ini, Inalum optimistis dapat menjadi motor utama percepatan industrialisasi aluminium Indonesia dan mendukung agenda besar pemerintah dalam transisi energi, penguatan rantai pasok nasional, serta peningkatan nilai tambah dalam negeri.
| Sitaan Pakai Bekas Impor Tak Lagi Dimusnahkan Akibat Mahal, Menkeu Purbaya: Akan Dicacah Ulang |
|
|---|
| Mendag Budi Tegaskan Impor Pakaian Bekas Dilarang, Pengusaha 'Ngeyel' Terancam Ditutup Perusahaannya |
|
|---|
| Belasan Ribu Balpres Pakaian Bekas Impor Senilai Rp 112 Miliar Dimusnahkan |
|
|---|
| Ekonom: Bioetanol Kurangi Ketergantungan Impor Energi |
|
|---|
| Banjir Baja Impor, Pemerintah Diminta Lahirkan Pengusaha Baru Bukan Buka Investasi Asing |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.