Swiss-Indonesia Perkuat Kolaborasi Teknologi, Mulai dari AI hingga Tinta Kertas
Kerja sama ini selaras dengan visi pembangunan Indonesia “Asta Cita”. Sektor swasta Swiss akan terlibat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hubungan bilateral antara Swiss dan Indonesia memasuki babak baru dalam bidang inovasi teknologi.
Dalam kunjungan resmi Wakil Presiden Swiss merangkap Anggota Dewan Federal, Guy Parmelin, ke Indonesia bulan lalu.
Kedua negara menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama strategis, termasuk dalam pengembangan teknologi tinta kertas dan kecerdasan buatan (AI).
Swiss kembali dinobatkan sebagai negara paling inovatif di dunia versi Global Innovation Index 2025 yang dirilis oleh World Intellectual Property Organization (WIPO).
Baca juga: Perkuat Kolaborasi, Indonesia–Swiss Bahas Empat Isu Ketenagakerjaan di Tripartite Labour Dialogue
Predikat ini menjadi landasan kuat bagi Swiss untuk memperluas kemitraan teknologi global, termasuk dengan Indonesia.
Guy Parmelin menyatakan bahwa kerja sama ini selaras dengan visi pembangunan Indonesia, “Asta Cita”, dan akan melibatkan sektor swasta Swiss secara aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Saya terkesan dengan kontribusi sekitar 150 perusahaan Swiss yang beroperasi di Indonesia. Mereka membawa inovasi, menciptakan lapangan kerja, serta menjadi teladan dalam tanggung jawab sosial perusahaan dan di bidangnya masing-masing," ujar Guy Parmelin.
Teknologi Tinta Kertas: Simbol Kepercayaan dan Keamanan
Dalam kunjungannya ke Indonesia. Guy Parmelin menyempatkan ke PT SICPA Peruri Securink, perusahaan patungan antara SICPA (Swiss) dan BUMN Peruri.
Delegasi Swiss menyaksikan langsung proses produksi uang kertas berkeamanan tinggi yang menggunakan tinta canggih dan teknologi presisi.
SICPA telah menjadi mitra teknologi strategis Indonesia sejak 1970-an, menghadirkan solusi autentikasi, verifikasi, dan perlindungan identitas untuk tinta pada uang kertas, e-paspor, KTP, visa, dan dokumen pemerintah lainnya.
AI dan Perlindungan Konsumen
Inovasi AI juga menjadi topik utama. SICPA mengembangkan modul Digital Market Intelligence yang telah sukses diterapkan di Tanzania dan Malaysia.
Teknologi ini memungkinkan deteksi pola kecurangan dalam sektor barang kena cukai seperti tembakau dan alkohol, membantu otoritas menargetkan area berisiko tinggi secara efisien.
SICPA akan merayakan satu abad berdirinya sebagai pelindung mayoritas uang kertas dunia.
Inovasi terbaru mereka akan dipamerkan dalam konferensi High Security Printing Asia di Kuala Lumpur pada 1–3 Desember 2025, menampilkan teknologi pencetakan dokumen berkeamanan tinggi yang semakin relevan di era digital.
(Anita K Wardhani)
| Cerita Guru Madrasah Asal Cianjur: Pertama Kali Digaji Rp80 Ribu per Bulan, Anaknya Ogah Jadi Guru |   | 
|---|
| Momen Langka Wakil Indonesia di 16 Besar Hylo Open 2025: Delegasi Merah-Putih Masih Komplet |   | 
|---|
| 9 Hal yang Bisa Membatalkan KIP Kuliah atau Dicabut, Mengambil Cuti hingga Meninggal Dunia |   | 
|---|
| Persib Bandung & Dewa United Kompak Menang, Ranking Liga Indonesia Tetap Turun |   | 
|---|
| Jadwal 16 Besar Hylo Open 2025 Hari Ini: 9 Wakil Indonesia Main, Ancaman Perang Saudara Mengintai |   | 
|---|
 
							 
							 
							 
			 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.