Selasa, 11 November 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Menengok Program MBG Mulai dari Dapur Hingga Disantap Anak Sekolah di Cilegon Banten

Sebuh rumah bercat biru di Jalan Akses Tol Cilegon Timur, Kedaleman, Cilegon, Banten, disulap menjadi SPPG dapur MBG.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Taufik Ismail
DAPUR MBG - Suasana SPPG Kedaleman Cilegon, Banten, menyiapkan MBG, Jumat, (7/11/2025). 

Dari total 3.050 porsi yang dihasilkan, 1.061 porsi merupakan porsi besar untuk siswa SD kelas atas dan SMP, sedangkan sisanya untuk TK dan SD kelas bawah.

DAPUR MBG - Suasana SPPG Kedaleman Cilegon, Banten, menyiapkan MBG, Jumat, (7/11/2025).
DAPUR MBG - Suasana SPPG Kedaleman Cilegon, Banten, menyiapkan MBG, Jumat, (7/11/2025). (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Di balik setiap boks makanan bergizi, ada perhitungan ilmiah yang cermat. Ahli Gizi SPPG Kedaleman, Ana Herliana, bertugas memastikan bahwa setiap porsi makanan sesuai dengan standar gizi nasional.

“Untuk MBG, semua takaran gizi sudah diatur dalam petunjuk teknis. Ada dua kelompok umur besar, tapi dibagi lagi ke dalam delapan sasaran penerima,” jelas Ana.

"Untuk TK/PAUD/RA rata-rata 328 kalori, SD kelas 1–3 sebesar 368,8 kalori, SD kelas 4–6 531 kalori, SMP 719 kalori, SMA 752,5 kalori, sedangkan ibu hamil dan menyusui masing-masing 818 kalori," katanya.

Sebagai ahli gizi, Ana tidak hanya menghitung angka kalori, tapi juga memastikan rasa dan kualitas makanan tetap terjaga.

"Setiap selesai masak, kami melakukan food test per batch. Uji rasa juga dilakukan saat pendistribusian sekitar pukul 07.00 dan 09.00 untuk memastikan makanan tetap layak konsumsi dan lezat,” tuturnya

"Food test tidak hanya saya yang lakukan. Ada Kepala SPPG dan PIC sekolah yang ikut mencicipi. Evaluasi dilakukan setiap hari bersama pihak sekolah," katanya.

Evaluasi rasa dan kualitas gizi juga dicatat dalam formulir khusus yang menilai tingkat kesukaan anak terhadap menu  dari lauk, sayur, hingga buah.

"Sekolah kadang juga memberi request menu. Jadi prosesnya dua arah, kami menyesuaikan selera lokal tanpa mengabaikan nilai gizinya,” tambah Ana.

Selain itu, Ana berperan menyusun menu variatif mingguan, menghitung RAB (food cost), dan mengawasi seluruh tahapan produksi — mulai dari persiapan bahan, pengolahan, hingga pemorsian.

"Kami juga melakukan evaluasi internal terhadap tim, memastikan waktu produksi efisien dan kualitas tetap stabil,” ujarnya.

Di lapangan, program MBG mendapat sambutan baik. Kepala SD Negeri Kedaleman III, Hafifah, menjadi salah satu saksi bagaimana anak-anaknya berubah sejak program ini dimulai.

"Program MBG di sekolah kami sudah berjalan sejak awal Oktober 2025. Baik guru maupun siswa sangat senang dan bersyukur dengan program ini,” ujarnya.

Yang kami rasakan langsung, kualitas gizi anak-anak meningkat. Mereka jadi lebih semangat belajar, lebih kuat, dan kami percaya hal itu juga berpengaruh pada kecerdasan mereka,” tambah Hafifah.

Sekolah ini memiliki 250 siswa dari kelas 1 hingga 5, dan hampir semuanya menerima manfaat MBG setiap hari. Respons positif juga datang dari para orang tua.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved