Selasa, 18 November 2025

Eks Komisioner Komnas HAM Choirul Anam Akui Pernah Diwawancara Arsul Sani Untuk Disertasi

Eks Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, membenarkan dia pernah diwawancara Arsul Sani untuk keperluan penyusunan disertasi.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Reynas Abdila
IJAZAH - Komisioner Kompolnas M Choirul Anam di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/2/2025). Choirul Anam membenarkan dia pernah diwawancara Arsul Sani untuk keperluan penyusunan disertasi. 

"Empirisnya dilakukan dengan melalui wawancara interview dengan sejumlah pemangku kepentingan penanggulangan terorisme," kata Arsul Sani dalam konferensi pers di Gedung MK RI, Jakarta, Senin.

Arsul menyebutkan beberapa nama tokoh yang menjadi narasumbernya, yakni Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) periode 2020-2023 Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar.

"Kepala BNPT pada waktu itu Pak Komjen Polisi Dr. Boy Rafli Amar ya. Beliau ada waktu saya wawancarai di kantornya, tapi bukan kantor yang di luar kota, tapi di gedung Garuda itu ya di Kementerian BUMN di Merdeka Selatan, kalau enggak salah. Itu tentu beliau didampingi oleh pejabat BNPT waktu itu," jelas Arsul.

Kemudian, kata Arsul, dia juga mewawancarai Kepala Densus 88 Polri 2020-2023, yakni Irjen Pol Marthinus Hukom.

"Siapa lagi yang saya wawancarai, Kepala Densus 88 Polri pada saat itu Irjen Pol Pak Marthinus Hukom. Itu kita kemudian ketemu, wawancara di satu tempat lah waktu itu sambil ngopi-ngopi di dekat Mabes Polri," jelasnya.

Selain itu, Arsul mengatakan, dia juga sempat mewawancara dua Komisioner Komnas HAM saat itu Sandra Moniaga dan M. Choirul Anam.

"Dari kalangan masyarakat sipil yang saya wawancarai, yang pertama adalah Pak Dr. Busyro Muqoddas, Pak Trisno Raharjo dan tim bidang hukum PP Muhammadiyah. Ini wawancaranya via Zoom karena Pak Busyro ada di Yogyakarta. Mas Trisno Raharjo juga seingat saya ada di Yogya, dan ini saya wawancarai melalui Zoom," ucap Arsul.

Arsul mengaku juga sempat mewawancarai mantan anggota jaringan terorisme Sufyan Tsauri dan Romo Muhammad Syafi'i.

"Jadi kalau dibilang (gelar doktor) abal-abal ya silakan dicek saja dengan beliau-beliau itu, saya benar-benar melakukan wawancara atau tidak," kata Arsul Sani.

11 Tahun

Arsul Sani pun mengungkapkan perjalanan studinya saat menempuh program doktor atau S3.

Proses itu berjalan panjang hingga memakan waktu kurang lebih 11 tahun untuk selesai. Arsul bahkan sempat berpindah universitas.

“Saya ini termasuk doktor yang cukup lama, jangan ditiru lah. 2011 sampai selesai baru Juni, kalau dihitung total ini ya 2022, 11 tahun,” kata Arsul.

Arsul memulai studinya pada September 2010 di bagian professional doctorate program bidang Justice, Policy and Welfare Studies di Glasgow School for Business and Society, Glasgow Caledonian University (GCU), Inggris. 

Akhir 2012 Arsul menyelesaikan tahap pertama dan telah menerima transkrip akademik. 

“Saya kemudian mendapatkan transkrip nilai yang di mana transkrip nilainya ini menunjukkan kayak raport lah atas 3 mata kuliah yang setelah saya jalani dan lulus,” tuturnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved