Tribunners / Citizen Journalism
Ketidakmampuan Penguasa Membaca 'Kode' Rakyat Secara Responsif
Sejak covid 19 melanda dunia dan negeri, kondisi ekonomi memburuk. Terjadi fluktuasi ekonomi dan pemulihannya memerlukan waktu.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Air mata mengalir melihat nasib putra putri negeri tercinta. Saat tulisan ini dibuat, ledakan amarah rakyat masih berlangsung di berbagai Kota dan daerah.
Kita berharap langkah responsif Presiden Prabowo mengunjungi rumah dan bertemu orang tua Affan Kurniawan (29 Agustus 2015) serta komitmen Presiden untuk mempastikan pendidikan dan kesejahteraan keluarga Affan dapat mengurangi luka kesedihan keluarga.
Demikian juga besarnya empati berbagai pihak kepada keluarga Affan, semoga dapat mengobati dan menenteramkan hati dan pikiran keluarganya.
Presiden Prabowo juga secara cepat melakukan pertemuan dengan ormas Islam, tokoh lintas agama, pimpinan serikat buruh, pimpinan partai politik dan seluruh pimpinan lembaga negara.
Semua pihak berkomitmen dan mendukung pemerintah menciptakan situasi yang kondusif.
Pemimpin Parpol juga telah memecat oknum anggota partai di DPR yang telah membuat ucapan dan tingkah melukai perasaan rakyat.
Pimpinan MPR dan Pimpinan DPR serta pemimpin partai juga berkomitmen meninjau ulang tunjangan anggota DPR yang telah dkeluhkan rakyat.
Semoga beberapa langkah responsif tersebut dapat meredakan dampak ledakan bom amarah rakyat.
Prabowo Subianto juga telah mengunjungi korban terluka di aksi demo Jakarta, baik korban dari pihak keamanan (polisi) maupun dari peserta demo (rakyat).
Kedua pihak anak negeri ini (polisi dan rakyat) telah berjuang pada negeri berdasarkan tugas yang diemban. Namun, khusus untuk polisi, diaksi demo Senayan kemarin, terlihat kode 1312 ACAB.
ACAB akronin frasa bahasa Inggris "All Cops Are Bastards" yang berarti "Semua Polisi adalah Bajingan."
Sementara itu, kode 1312 merupakan representasi numerik dari akronim tersebut, di mana angka 1, 3, 1, dan 2 masing-masing mewakili huruf A, C, A, dan B dalam urutan alfabet.
Kode 1312 ACAB, bukan kode hinaan kepada polisi, tapi kode pesan cinta dari rakyat agar polisi bertindak etis dan menjalankan perannya sebagai pengayom masyarakat.
Kepada semua pihak dan kita semua, kiranya terus menjaga dan mengingat "kode 45", yang mengharapkan kita semua mewarisi semangat patriotisme, persatuan, pengorbanan, keteguhan hati serta jiwa dan keberanian para pahlawan merebut kemerdekaan 1945.
Dalam konteks kekinian, "kode 45" juga memberikan pesan agar kita berjuang dengan semangat kerja di berbagai bidang pembangunan sesuai dengan kemampuan masing-masing dengan menjaga 4 pilar kebangsaan (Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika) serta 5 sila Pancasila.
Menerapkan "kode 45", para wakil rakyat perlu pro aktif memahami dan turun ke lapangan memberikan solusi nyata di masyarakat.
Bila ada rakyat ber-aksi demo, para wakil rakyat yang dipilih sebagai penyambung lidah rakyat seharusnya menerima, memeluk, menjamu, mencatat, dan berusaha sedaya upaya memperjuangan suara rakyat.
Bukan diam di tempat duduk atau di rumah, menunggu arahan pimpinan (Ketua dan Pengurus Teras Partai).
Seharusnya segala kebenaran dan kebaikan yang diserukan rakyat diterima dengan gembira dan diperjuangkan. Anggota DPR yang pro aktif dan responsif, akan membuat demokrasi negeri ini semakin berkualitas.
Kementerian/Lembaga juga diharapkan pro aktif mencari solusi inovatif dan kreatif dari berbagai "kode" yang disampaikan rakyat. Dengan partisipasi rakyat dalam pembangunan, keberlanjutan dan kedewasaan dalam berdemokrasi dan berbangsa dapat lebih baik.
Apa yang disampaikan Presiden Prabowo dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (31/8/2025) bahwa beliau memastikan seluruh aspirasi rakyat dicatat dan diperhatikan.
Beliau juga meminta DPR agar menerima dengan baik dan membuka ruang dialog langsung dengan rakyat.
Demikian juga, Kementerian dan Lembaga agar menerima kritik dan masukan dari masyarakat demi perbaikan jalannya negeri.
Arahan kepada DPR dan Kementerian/Lembaga tersebut sejalan dengan "kode 45".
Bagi pimpinan dan komandan polisi yang bertugas pengamanan di lapangan, agar dapat pro aktif dan responsif mengawal anak buah yang masih muda.
Seringkali, jiwa dan semangat muda mereka terpancing dengan suara rakyat yang kemudian melakukan tindakan yang melanggar kode etik prajurit.
Kasus mobil rantis Brimob melindas "Affan", sepertinya kecerobohan dan kurang matangnya Tim Mobil Rantis Brimob membaca suasana yang mengakibatkan terpicunya ledakan "bom" amarah rakyat.
Bagi kita semua, hendaknya menyadari bahwa semangat beradu bambu, saling lempar batu, saling kejar dan memukul serta menendang, terutama antara polisi keamanan dan rakyat yang berdemo, perlu memperhatikan batas kemanusian.
Perlu ada kesadaran bahwa kita semua bersaudara sebangsa dan setanah air, bukan musuh bubuyutan yang bertarung melukai, membuat cacat dan membunuh.
Apalagi mengorbangkan saudara-saudara kita yang rentan (ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, lansia, disabilitas, dan yang sakit), dan kemungkinan berada di sekitar lokasi aksi demo.
Bila menemukan mereka yang rentan, segera selamatkan dan sayangi mereka. Berikan jalan, tuntun, dampingi dan lindungi sampai di lokasi aman.
Bila kita semua menjaga kemanusian, kita akan di cintai dan disayangi yang di atas. Dengan rahmat dan dan pertolongannya kebaikan negeri dapat dicapai.
Semoga dengan kode 45, segala kode tuntutan, aspirasi dan harapan rakyat dapat dibaca dan direspon dengan aksi nyata yang dirasakan rakyat.
Peristiwa aksi demo 28 Agustus 2025, menjadi pembelajaran bersama bahwa kita telah memanen buah amarah rakyat karena kegagalan membaca berbagai kode rakyat (Baca Demo) dan penerapan kode 45 secara responsif.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kronologi Direktur Lokataru Delpedro Marhaen Ditangkap Polisi, Dijemput Paksa Mobil Ertiga Putih |
![]() |
---|
Siapa Delpedro Marhaen? Direktur Lokataru Ditangkap atas Dugaan Hasutan Aksi Anarkis Pelajar |
![]() |
---|
Pakar dan Media Asing Soroti Demo di Indonesia, Statement Prabowo Soal Makar Dikritik Amnesty |
![]() |
---|
Bripka Bayu Aryanto: Polisi Perawat yang Mengabdi lewat Layanan Kesehatan |
![]() |
---|
Menteri HAM RI Tanggapi Permintaan PBB Investigasi Dugaan Pelanggaran HAM Saat Demo di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.