Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III 2025 Diperkirakan Tetap di Kisaran 5 Persen, Berikut Faktornya
Realisasi belanja pemerintah hingga September baru mencapai 59,7 persen dari target tahunan, dibandingkan 64,7 persen pada 2024.
Impor barang modal, yang menjadi indikator aktivitas proyek, tumbuh 32,5 persen (yoy) pada Kuartal II, tetapi melambat menjadi sekitar 11,2 persen pada Juli–Agustus. Pertumbuhan kredit perbankan juga melemah ke 7,6 persen.
Meski demikian, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi naik 13,9 persen secara tahunan pada kuartal ketiga, dipimpin oleh sektor pusat data, logistik, dan infrastruktur digital.
"Investasi masih menjadi jangkar pertumbuhan, namun momentumnya mulai menurun,” ujar Gundy.
“Arus investasi ke sektor jasa dan digital memang positif, tetapi tahap berikutnya perlu difokuskan pada revitalisasi sektor industri agar daya saing jangka panjang tetap terjaga," sambungnya.
Sisi Eksternal
Dari sisi eksternal, neraca perdagangan disebut terus menjadi bantalan penting bagi stabilitas ekonomi.
Surplus perdagangan mencapai 5,49 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Agustus, tertinggi sejak awal 2024.
Kinerja ekspor masih didukung oleh permintaan yang stabil dari pasar utama serta harga komoditas yang relatif kuat, terutama minyak sawit mentah (CPO).
Surplus yang berkelanjutan ini turut membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memperkuat cadangan devisa, sehingga menopang ketahanan makroekonomi Indonesia.
"Kombinasi kebijakan moneter dan fiskal tetap terjaga dengan baik. Pelonggaran moneter Bank Indonesia menjaga likuiditas tanpa menimbulkan gejolak arus modal," kata Gundy.
"Sementara pengelolaan fiskal yang disiplin memberi ruang bagi stimulus yang lebih terarah. Sinergi ini menopang pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan,” jelasnya.
Prasasti pun menilai bahwa perekonomian Indonesia berada pada jalur yang stabil dan terukur, tidak terlalu panas dan tidak terlalu melemah.
Potensi kenaikan pertumbuhan bergantung pada percepatan realisasi belanja fiskal serta investasi yang berkelanjutan pada kuartal keempat, sementara risiko utama berasal dari kehati-hatian rumah tangga serta pemulihan kredit yang masih lambat.
“Untuk saat ini, laju pertumbuhan sekitar 5 persen dinilai tetap kokoh dan mencerminkan ketahanan fundamental ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang belum menentu,” katanya.
| BREAKING NEWS: Kasus Importasi Gula, 5 Bos Perusahaan Swasta Divonis 4 Tahun Penjara |
|
|---|
| Trump Pangkas Tarif Impor China Jadi 47 Persen Usai Pertemuan Tak Terduga dengan Xi di Busan |
|
|---|
| Marcella Cs Minta Dibebaskan dari Dakwaan Kasus Suap Vonis Lepas Korupsi CPO |
|
|---|
| Profil Agam Syarief Baharudin, Hakim Nonaktif yang Terjerat Suap Kasus Minyak Goreng |
|
|---|
| Hakim Sebut Abolisi Tom Lembong Tak Pengaruhi Proses Hukum Terdakwa Lain di Kasus Korupsi Gula |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.