Sabtu, 1 November 2025

Polisi Brasil Gerebek Geng Narkoba di Rio de Janeiro, 119 Orang Tewas dalam Operasi Berdarah

Operasi polisi di Rio de Janeiro berubah menjadi tragedi. Sedikitnya 119 orang tewas dalam penggerebekan terhadap geng narkoba terbesar di kota itu.

|
Tangkap layar YouTube France24
PERANG NARKOBA BRASIL - Gambar dari tangkap layar YouTube France24, Kamis (30/10/2025), sedikitnya 119 orang tewas, termasuk empat petugas kepolisian kala Brasil perang besar melawan mafia narkoba, Selasa (28/10/2025). 

“Ini bukan keselamatan publik, ini pelanggaran kemanusiaan,” katanya.

Ngeri. . .

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dilaporkan “ngeri” mengetahui skala kematian tersebut.

Menteri Kehakiman Ricardo Lewandowski mengatakan bahwa operasi itu dilakukan tanpa sepengetahuan pemerintah federal.

Dari markas besar PBB di New York, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menyampaikan keprihatinannya terhadap jumlah korban yang tinggi.

“Penggunaan kekuatan harus mematuhi hukum dan standar hak asasi manusia internasional,” ujar juru bicaranya, Stephane Dujarric, dikutip DW.

Sang Gubernur Bela Tindakannya

Meski mendapat kecaman, Gubernur Castro membela aparatnya.

Ia menegaskan bahwa mereka yang tewas adalah penjahat bersenjata dan menolak tuduhan pembunuhan terhadap warga sipil.

“Saya rasa tidak ada warga sipil yang berkeliaran di hutan tempat bentrokan terjadi,” ujarnya kepada wartawan.

Dalam pernyataannya di platform X, Castro menulis bahwa operasi ini bukan sekadar penegakan hukum, tetapi “perang melawan narkoterorisme.”

Polisi menggunakan kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone bersenjata, sementara kelompok bersenjata dilaporkan menyiapkan barikade dan pesawat tanpa awak bermuatan bahan peledak.

Baca juga: Tren Narkoba Baru Ketamine-Etomidate, Kapolri Jenderal Listyo Sigit: Akan Ada Terobosan Hukum

Penggerebekan mematikan ini bukan yang pertama di Rio. Data pemerintah menunjukkan, sepanjang tahun 2024, sekitar 700 orang tewas dalam operasi kepolisian di kota tersebut — rata-rata hampir dua orang setiap hari.

Kelompok HAM Brasil mengkritik waktu pelaksanaan operasi yang bertepatan dengan persiapan KTT Walikota Dunia C40 dan Penghargaan Earthshot yang akan digelar di Rio pekan depan.

Mereka menilai operasi semacam ini sering dilakukan menjelang acara internasional besar untuk “menunjukkan kontrol keamanan.”

Pejabat keamanan negara bagian menegaskan operasi itu tidak terkait dengan agenda global.

“Ini murni upaya menegakkan hukum di wilayah yang dikuasai geng narkoba,” kata Santos.

Tragedi di Rio ini kembali menyoroti kekerasan sistemik dan impunitas aparat keamanan Brasil, yang selama ini kerap dikritik oleh lembaga HAM dunia.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved