Waspada Dengue Shock Syndrome saat Anak DBD, Berikut Saran Mencegahnya dari Dokter
Kondisinya ditandai dengan gangguan sirkulasi dan penurunan tekanan darah drastis bahkan bisa berujung fatal.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
Mengutip data Kemenkes RI, kasus kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir tertinggi terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5-14 tahun.
Ditambahkan Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht, setiap tahun, ribuan keluarga di Indonesia harus menghadapi kondisi dengue, dan yang paling berat adalah ketika anak-anak menjadi korbannya.
Pihaknya bersama pemerintah, tenaga kesehatan, akademisi, sektor swasta, media, dan masyarakat—untuk mewujudkan tujuan bersama: Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030.
DBD bukan penyakit musiman, virusnya ada sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja, di mana saja, tanpa memandang usia atau gaya hidupnya.
Bahkan, seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali karena virus dengue memiliki empat serotipe berbeda (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4).
Anak-anak Sekolah Dasar di Kukar Mulai Diberi Vaksinasi Dengue, Efektifkah Cegah Infeksi DBD? |
![]() |
---|
Peringatan ASEAN Dengue Day 2025, Perkuat Komitmen Capai Target Nol Kematian Akibat DBD pada 2030 |
![]() |
---|
DBD Masih Mengancam, Gerakan Bebas Nyamuk Digencarkan di Yogyakarta dengan Edukasi 3M Plus |
![]() |
---|
Ada Lebih dari 1.400 Kasus Kematian Akibat DBD dalam Setahun, Pemerintah Susun Strategi Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.