Gelar Pahlawan Nasional
IKA PMII Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Pengingat Perjuangan Syaikhona Kholil dan Gus Dur
Adhi Massardi juga menekankan peran Gus Dur sebagai figur yang memayungi banyak gerakan masyarakat sipil sejak masa Orde Baru
Ringkasan Berita:
- PB IKA PMII menggelar Tasyakuran Pahlawan untuk dua pahlawan nasional
- Sejumlah tokoh alumni, aktivis PMII lintas generasi, santri, hadir dalam tasyakuran tersebut.
- Penganugerahan gelar pahlawan bukan hanya kebanggaan, tetapi momentum untuk merawat semangat pengabdian
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII) menggelar Tasyakuran Pahlawan untuk dua pahlawan nasional, yakni Syaikhona Muhammad Kholil dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Bendahara Umum PB IKA PMII, Arif Rahman, mengatakan tasyakuran tersebut sebagai bentuk penghormatan dan refleksi atas nilai perjuangan Syaikhona Muhammad Kholil dan Gus Dur, yang baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Baca juga: 3 Ulama Pesantren Jadi Pahlawan Nasional, HNW: Bukti Negara Akui Peran Pesantren
"Kegiatan ini juga menjadi ajang pengingat agar generasi muda terus meneladani keteladanan moral dan kontribusi keduanya bagi Indonesia," kata Arif kepada wartawan, Selasa (18/11/2025).
Sejumlah tokoh alumni, aktivis PMII lintas generasi, santri, hadir dalam tasyakuran tersebut.
Arif menyebut penganugerahan gelar tersebut bukan hanya kebanggaan, tetapi momentum untuk merawat semangat pengabdian.
“Dengan tasyakuran ini, kita bersyukur orang tua kita, leluhur, buyut kita ini menjadi pahlawan nasional. Walaupun sebenarnya, menurut saya, seperti Mbah Syaikhona Kholil harusnya sudah dapat gelar pahlawan tidak hanya sekarang, tapi sejak dahulu. Tapi buat apalah gelar dan pengakuan itu, yang terpenting beliau sudah menginspirasi kita untuk membangun bangsa dan negara ini. Itu yang terpenting menurut saya,” ujarnya.
Tokoh PMII sekaligus asisten pertama Gus Dur, Andi Muawiyah Ramli, turut mengungkapkan sisi lain sosok Presiden ke-4 RI itu.
Dia berpandangan bahwa gelar Pahlawan Nasional merupakan peneguhan atas perjuangan moral Gus Dur.
“Jarang yang tahu siapa tokoh idola beliau. Tentu saja selain Kanjeng Nabi Muhammad, ada dua nama lagi: Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela. Dan cita-cita beliau adalah ingin menjadi martir," kata dia.
"Dan ini tidak pernah kejadian, meskipun berkali-kali dilakukan oleh rezim sebelumnya. Bahwa sekarang beliau diangkat sebagai pahlawan, itu luar biasa. Tapi itu bukan cita-cita utama beliau,” kata Andi.
Mantan jubir Gus Dur, Adhi Massardi, juga menekankan peran Gus Dur sebagai figur yang memayungi banyak gerakan masyarakat sipil sejak masa Orde Baru.
“Dimanapun ada Gus Dur, pasti ada gerakan. Civil society itu tumbuh karena Gus Dur,” ucapnya.
Baca juga: Prabowo Tetapkan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Ini Pandangan Idrus Marham dan Mahfud MD
Ketua panitia, Rodli Kaelani, menegaskan bahwa semangat Syaikhona Kholil dan Gus Dur akan terus diteruskan melalui gerakan intelektual dan sosial PMII.
Gelar Pahlawan Nasional
| Tolak Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Jaringan Gusdurian: Penguasa Membuka Luka Lama |
|---|
| Pemerintah Diminta Akui Tokoh asal Maluku Abdul Muthalib Sangadji Sebagai Pahlawan Nasional |
|---|
| Bimo Suryono: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Penghormatan atas Tiga Dekade Pengabdian |
|---|
| Getir Hidup Anak Korban Tanjung Priok 1984: Beasiswa Hangus, PNS Ditolak karena Nama ‘Biki' |
|---|
| Rahmah El Yunusiyyah Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Fahira Idris: Sosok Reformator Pendidikan Islam |
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/pmii-pahlawannnn-nasional.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.