Kamis, 9 Oktober 2025

5 Populer Internasional: Kekuasaan Netanyahu di Ujung Tanduk - Dampak 2 Tahun Perang di Gaza

5 berita terpopuler internasional: peringatan dua tahun perang di Gaza hingga posisi politik PM Israel berada di ujung tanduk.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
Tangkapan Layar Kanal Youtube United Nations; TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN; AI/Copilot; Tangkapan Layar YouTube Sky News
BERITA TERPOPULER INTERNASIONAL - Kolase foto: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB Jumat (26/9/2025); Peserta aksi mengikuti long march Solidarity March with Global March to Gaza di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/6/2025); Infografis data jumlah korban dan kerusakan akibat serangan Israel di Gaza selama 2 tahun terakhir, dibuat dengan AI pada 7 Oktober 2025; Greta Thunberg tiba di Prancis setelah dideportasi Israel pada Senin (9/6/2025). Inilah rangkuman berita populer internasional dalam 24 jam terakhir. 

TRIBUNNEWS.COM – Isu politik dan keamanan di Timur Tengah masih menjadi perhatian dunia. 

Memasuki dua tahun sejak perang di Gaza dimulai, situasi di kawasan tersebut masih menunjukkan ketegangan, sementara posisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kian berada di ujung tanduk.

Berikut rangkuman 5 berita internasional terpopuler dalam 24 jam terakhir.

1. Kekuasaan Netanyahu di Ujung Tanduk, Oposisi Satukan Kekuatan Jegal PM Israel Jelang Pemilu 2026

Politik di Israel tengah bergejolak setelah mencuatnya isu keretakan hubungan menteri dan anggota kabinet keamanan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Adapun retaknya hubungan politik terjadi buntut perbedaan arah kebijakan militer Israel di Jalur Gaza.

Sumber internal di Tel Aviv menyebutkan beberapa pejabat tinggi menilai pendekatan Netanyahu terhadap Gaza terlalu keras dan tidak memiliki strategi keluar yang jelas.

PIDATO BENJAMIN NETANYAHU -  Foto yang diambil dari Facebook GPO, Kamis (2/10/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Israel setelah kembali dari kunjungannya ke Amerika Serikat pada Rabu (1/10/2025).
PIDATO BENJAMIN NETANYAHU - Foto yang diambil dari Facebook GPO, Kamis (2/10/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Israel setelah kembali dari kunjungannya ke Amerika Serikat pada Rabu (1/10/2025). (Facebook GPO)

Mereka menuding Netanyahu terjebak pada keputusan militer tanpa arah diplomasi yang konkret sehingga memperpanjang penderitaan warga sipil dan memperburuk citra Israel di mata dunia di tengah memanasnya konflik Gaza yang telah berlangsung sejak 2023 silam.

Di sisi lain, Netanyahu bersikukuh bahwa operasi di Gaza harus berlanjut hingga “tujuan keamanan nasional sepenuhnya tercapai”.

Ia menolak tekanan dari pihak manapun yang mendesak gencatan senjata, dengan alasan bahwa setiap jeda hanya akan memberi waktu bagi Hamas untuk memperkuat diri.

Netanyahu Dianggap Gagal Bawa Perdamaian

Namun, sikap keras tersebut justru menimbulkan ketegangan di dalam kabinet.

Beberapa anggota dewan keamanan nasional merasa bahwa Netanyahu menggunakan isu keamanan untuk mempertahankan posisi politiknya di tengah turunnya popularitas.

Baca juga: Israel Peringati Dua Tahun Perang Gaza: Rakyat Mulai Lelah, Tuntut Pemerintah Segera Akhiri Konflik

Ketidaksepahaman itu membuat rapat-rapat kabinet berlangsung tegang, bahkan dalam beberapa kesempatan, sumber internal menyebutkan terjadi adu argumen terbuka antara Netanyahu dan pejabat militernya.

Baru-baru ini Menteri Pertahanan Yoav Gallant secara vokal mengkritik strategi Netanyahu.

Ia menilai serangan terus-menerus tanpa rencana politik jangka panjang justru dapat memperluas konflik dan merugikan posisi Israel di kawasan.

Beberapa petinggi militer juga disebut frustasi karena tidak diberi ruang cukup untuk mengambil keputusan operasional secara independen lantaran Netanyahu terlalu ikut campur dalam keputusan taktis.

Selain itu, di dalam negeri, Netanyahu dianggap gagal menjaga persatuan nasional. Pemerintahannya kerap diguncang skandal korupsi, kebijakan ekonomi yang memicu kesenjangan sosial, serta meningkatnya ketegangan antara kelompok sayap kanan dan moderat.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. China Pamer Gudang Militer Raksasa, Tempat Produksi Jet Siluman Canggih yang Bikin Dunia Terpana

Militer China pamerkan gudang tempat produksi jet tempur siluman generasi baru J-35 dan varian daratnya J-35A, sebuah langkah simbolis yang menandai kemajuan industri pertahanan Beijing.

Dalam sebuah rekaman resmi yang dipublikasikan akun China Military Bugle, untuk pertama kalinya publik bisa melihat isi hanggar produksi jet tempur siluman J-35 dan J-35A milik fasilitas Shenyang Aircraft Company, anak perusahaan kedirgantaraan  milik negara, Aviation Industry Corporation of China (AVIC).

Lewat cuplikan video berdurasi beberapa menit itu, tampak deretan pesawat J-35 dan J-35A yang belum dicat tersusun rapi di dalam hanggar raksasa.

Para teknisi terlihat bekerja dengan presisi di sekitar rangka logam dan panel komposit, menyambungkan bagian sayap, ekor, dan badan pesawat menggunakan mesin otomatis.

Pemandangan ini menjadi bukti bahwa China kini telah memasuki fase produksi massal jet tempur siluman generasi kelima.

Menandai pencapaian besar bagi Beijing karena untuk pertama kalinya China membangun dan memproduksi jet tempur siluman secara mandiri, tanpa ketergantungan pada teknologi dari asing

Mengingat sebelumnya, sebagian besar pesawat tempur China masih bergantung pada desain dan lisensi luar negeri, seperti model Su-27 buatan Rusia yang menjadi dasar bagi jet J-11 dan J-16.

Namun dengan proyek J-35 dan J-35A, seluruh proses mulai dari riset, desain, material, hingga sistem elektronik dikembangkan oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC) dan lembaga-lembaga riset dalam negeri.

Baca juga: NATO Kerahkan Jet Tempur: Rudal Rusia Tewaskan Satu Keluarga, Belanda Kirim F-35, Polandia Siaga

Isi Gudang Jet AVIC

Lebih dari sekadar tempat produksi, hangar atau gudang ini mencerminkan puncak integrasi teknologi pertahanan domestik Tiongkok.

Di dalam hanggar raksasa ini, pemerintah China memusatkan seluruh elemen vital pengembangan jet siluman: mulai dari perakitan struktur udara, instalasi sistem radar aktif, pengujian avionik canggih, hingga fasilitas uji mesin turbofan berdaya dorong tinggi.

Setiap tahap dilakukan dalam satu kompleks terintegrasi yang dikendalikan oleh sistem digital cerdas berbasis kecerdasan buatan.

Hanggar Shenyang juga dilengkapi fasilitas pelapisan material anti-radar dan uji aerodinamika tertutup, yang menjadi jantung dari teknologi siluman generasi kelima.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. 2 Tahun Perang di Gaza, Ini Data Jumlah Korban dan Kerusakan yang Ditimbulkan oleh Israel

Dua tahun telah berlalu sejak Israel melancarkan perang besar-besaran terhadap warga Palestina di Gaza.

Serangan Israel terhadap Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, sebagai tanggapan atas serangan pejuang Brigade Qassam—sayap bersenjata Hamas—dan kelompok Palestina lainnya, yang mengakibatkan 1.139 orang tewas serta sekitar 240 orang dibawa ke Gaza sebagai tawanan.

Mengutip Al Jazeera, berikut data jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan Israel dalam dua tahun terakhir.

1 dari 33 Orang di Gaza Tewas

Serangan Israel selama dua tahun telah menewaskan sedikitnya 67.000 warga Palestina.

Ribuan lainnya masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Artinya, sekitar 1 dari setiap 33 orang di Gaza tewas, atau sekitar 3 persen dari populasi sebelum perang.

Sedikitnya 20.000 anak termasuk di antara korban tewas, setara dengan satu anak meninggal setiap jam selama 24 bulan terakhir.

Kementerian Kesehatan Palestina menghitung korban berdasarkan data rumah sakit dan catatan resmi.

Baca juga: Trump Cap Greta Thunberg Orang Gila yang Suka Buat Onar gegara Aksi Solidaritas Gaza

Namun, jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena tidak mencakup mereka yang masih tertimbun reruntuhan atau dinyatakan hilang.

1 dari 14 Orang di Gaza Terluka

Selain korban tewas, lebih dari 169.000 orang terluka, banyak di antaranya mengalami cedera berat yang mengancam jiwa.

UNICEF memperkirakan, 3.000–4.000 anak di Gaza kehilangan satu atau lebih anggota tubuh.

Beberapa fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di wilayah terkepung itu kewalahan karena beroperasi dengan pasokan yang menipis dan hampir tanpa anestesi.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Perundingan Hamas-Israel soal Perang Gaza Dilanjut, Putaran Pertama Berakhir dalam 'Suasana Positif'

Israel dan Hamas memulai perundingan tidak langsung untuk mengakhiri perang di Gaza pada Senin (6/10/2025).

Kedua belah pihak telah mengisyaratkan dukungan terhadap rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Perundingan digelar di resor Laut Merah Mesir, Sharm el-Sheikh, yang dimediasi oleh AS dan bertujuan untuk menyelesaikan detail tahap pertama rencana tersebut.

Rencana tersebut mencakup gencatan senjata untuk memungkinkan pembebasan semua sandera yang masih ditahan Hamas dengan imbalan ratusan tahanan Palestina di Israel.

Putaran pertama perundingan Gaza antara Hamas dan mediator telah berakhir di Mesir "di tengah suasana positif", lapor media yang terkait dengan Pemerintah Mesir, Selasa (7/10/2025).

Al-Qahera News, yang terkait dengan intelijen negara, melaporkan pembicaraan akan berlanjut pada Selasa, juga antara Hamas dan mediator di kota resor Sharm El-Sheikh, tempat delegasi Israel tiba pada Senin.

Al-Qahera News sebelumnya mengatakan, delegasi "sedang membahas persiapan kondisi lapangan untuk pembebasan tahanan dan narapidana".

"Mediator Mesir dan Qatar bekerja sama dengan kedua belah pihak untuk membangun mekanisme pembebasan sandera yang ditawan di Gaza dengan imbalan warga Palestina yang ditawan di penjara Israel," lapornya, Selasa.

Pernyataan Trump

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia "cukup yakin" kesepakatan damai Gaza mungkin terjadi.

Trump juga mengatakan Hamas menyetujui isu-isu "sangat penting" saat perundingan dengan Israel dimulai.

"Saya punya batasan merah, jika hal-hal tertentu tidak terpenuhi, kami tidak akan melakukannya," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval ketika ditanya apakah ia punya prasyarat, termasuk persetujuan Hamas untuk melucuti senjata, Senin, dikutip dari Al Arabiya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

5. 7 Poin Disampaikan Greta setelah Bebas dari Israel, Genosida di Depan Mata

Sedikitnya ada 7 poin yang disampaikan oleh aktivis lingkungan Greta Thunberg setelah dia dibebaskan Israel.

Aktivis Swedia Greta Thunberg tiba di Yunani di tengah kerumunan pro-Palestina yang bersorak pada hari Senin (9/10/2025) setelah ia dan ratusan aktivis lainnya yang ditangkap oleh Israel di laut lepas dideportasi menyusul upaya membawa bantuan ke Gaza.

Para aktivis, termasuk Thunberg, disambut oleh kerumunan pendukung di bandara yang meneriakkan "Bebaskan Palestina". 

Greta Thunberg menyebutkan ada genosida yang sedang terjadi dan sistem internasional kita mengkhianati warga Palestina.
 
Setelah dideportasi oleh Israel dan tiba di Yunani pada 6 Oktober 2025, aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, memberikan pernyataan keras. 

Baca juga: Greta Thunberg Dideportasi Setelah Dipenjara Israel di Ketziot Gurun Negev

Ia adalah bagian dari Flotilla Global Sumud yang mencoba memberikan bantuan ke Gaza dan dihadang oleh militer Israel

Berikut adalah poin-poin utama dari pernyataannya di Bandara Internasional Athena, Yunani:

- Terkait genosida, Greta secara tegas menyatakan genosida terjadi di depan mata kita. "Ada genosida yang terjadi tepat di depan mata kita. Genosida yang disiarkan secara langsung".

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved