Sabtu, 1 November 2025

Demo di Jakarta

Cerita Guru Madrasah Asal Cianjur: Pertama Kali Digaji Rp80 Ribu per Bulan, Anaknya Ogah Jadi Guru

Manap bercerita saat ini ia hanya digaji sebesar Rp1,5 juta perbulan meski sudah mengabdi selama 25 tahun sebagai guru di madrasah swasta

Editor: Erik S
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
DEMO GURU MADRASAH - Manap, seorang guru madrasah swasta asal Cianjur Selatan, Jawa Barat datang ke Jakarta untuk mengikuti akasi unjuk rasa di kawasan Monas, Jakarta pada Kamis (30/10/2025). Ia bersama guru lainnya menuntut kuota P3K hingga PNS kepada Presiden Prabowo Subianto 

Manap yang tergabung dalam Punggawa Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) ini harus menghabiskan waktu sembilan jam bersama rekan-rekannya terlebih dahulu di Cianjur Kota sebelum ke Jakarta.

"Sekitar 3 jam dari Cianjur Kota ke Jakarta, jadi sampai Cianjur Kota jam 9 malam, istirahat dulu, tidur dulu. Jam 2 pagi berangkat ke Jakarta. Sampai sini subuh," ucapnya.

Diketahui ribuan guru madrasah swasta dari berbagai organisasi pendidikan menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Kamis (30/10/2025). 

Terkait itu, ribuan aparat keamanan pun dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi tersebut. 

Baca juga: Hari Ini Guru Madrasah ke Istana, Tuntut Revisi Aturan Pengangkatan PPPK

Pengamanan ini melibatkan unsur Polri, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan, hingga Dinas Pemadam Kebakaran. 

“Kekuatan pengamanan wilayah Jakpus 1.597 personel,” ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis. 

Diketahui aksi ini digelar oleh sejumlah organisasi guru, seperti Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Perkumpulan Guru Madrasah Mandiri (PGMM), Persatuan Guru Inpassing Nasional (PGIN), dan Punggawa Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI). 

Mereka dikabarkan membawa sejumlah tuntutan terkait kesejahteraan dan kejelasan status para guru madrasah swasta yang selama ini belum tersentuh kebijakan pemerintah secara optimal. 

Ruslan meminta agar massa aksi tetap menyuarakan aspirasinya dengan damai tanpa adanya tindakan provokatif. 

Ia juga menekankan bahwa menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak setiap warga negara, namun harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. 

“Silakan berorasi dengan tertib, jangan memprovokasi, jangan melawan petugas, dan mari kita hindari tindakan seperti membakar ban, menutup jalan, atau merusak fasilitas umum. Mari kita jaga suasana tetap kondusif agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik,” kata Ruslan. 

Buntut aksi ini, Jalan Medan Merdeka Selatan arah Kedubes AS ditutup. Namun, dari arah sebaliknya, yakni dari arah Kedubes AS arah ke barat dibuka seperti biasa. 

"Benar, Jalan Merdeka Selatan, dari patung Kuda ke arah Kedubes AS ditutup," tutupnya.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved