Jumat, 15 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Operasi Jaring Laba-Laba: Ukraina Tiru Metode Kartel Narkoba untuk Selundupkan Drone ke Rusia

Kepala SBU kembali membanggakan operasi besar militer Ukraina, Operasi Jaring Laba-Laba, yang mengakibatkan kerugian serius di pihak Rusia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
ssu.gov.ua.
OPERASI UKRAINA - Gambar yang dirilis oleh Dinas Keamanan Ukraina menampilkan pesawat militer Tu-95 yang ditabrak drone di Pangkalan Udara Olenya, Rusia pada 1 Juni 2025. Kepala SBU kembali membanggakan operasi besar militer Ukraina, Operasi Jaring Laba-Laba, yang mengakibatkan kerugian serius di pihak Rusia. 

Mengutip Moscow Times, Ukraina mengeklaim, telah menimbulkan kerusakan yang signifikan dari operasi tersebut.

Sebuah sumber di Dinas Keamanan (SBU) Ukraina mengatakan, serangan terkoordinasi tersebut menghantam 41 pesawat yang digunakan untuk mengebom kota-kota Ukraina.

Pesawat yang dimaksud termasuk pesawat pengebom strategis Tu-95 dan Tu-22, serta pesawat deteksi radar dan komando A-50.

Jika terkonfirmasi, kerusakan pada satu unit A-50 akan menjadi kemenangan terbesar bagi Ukraina, mengingat pesawat ini digunakan Rusia untuk mengoordinasikan jet tempur dan mendeteksi rudal pertahanan udara Ukraina.

Rusia tidak lagi memproduksi pesawat Tu-95MS maupun Tu-22M3, yang diduga termasuk di antara pesawat yang terkena serangan drone.

Bersama Tu-160, pesawat pengebom jarak jauh ini mampu membawa hingga 16 rudal jelajah dengan jangkauan lebih dari 2.000 kilometer.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji hasil operasi tersebut, menyebutnya sebagai operasi jarak jauh terbesar dalam lebih dari tiga tahun perang.

Sejak operasi itu, citra satelit menunjukkan Rusia mulai membangun tempat perlindungan yang diperkuat untuk pesawat-pesawat pengebomnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina juga meningkatkan serangan drone jarak jauh menggunakan sistem sayap tetap tanpa awak.

Perang Rusia-Ukraina

Perang Rusia-Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022, ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Mengutip Parliament.uk, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut operasi ini sebagai “operasi militer khusus” untuk melindungi rakyat Donbas dan “mendemiliterisasi serta denazifikasi Ukraina”.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.267, Putin Telepon Kim Jong Un sebelum Temui Trump

Ia membantah adanya niat untuk menduduki wilayah Ukraina.

Namun, selama tiga tahun terakhir, Rusia terus melancarkan serangan besar-besaran, termasuk menargetkan infrastruktur sipil penting.

Total korban diperkirakan mencapai ratusan ribu dari kedua belah pihak, meski angkanya tidak bisa diverifikasi secara resmi.

Pada Oktober 2022, Rusia menandatangani perjanjian aneksasi terhadap Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, meski wilayah-wilayah itu belum sepenuhnya berada di bawah kendali mereka.

Ukraina tetap bertekad merebut kembali seluruh wilayahnya, termasuk Krimea yang telah dianeksasi Rusia sejak 2014.

Namun, hingga kini, upaya diplomatik belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan